Kamis, 19 Juni 2025

Seratus Hari - Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap, "Dari ASN Bersih Hingga Ojol Dapat BPJS: Medan Bergerak, Perlahan Tapi Pasti”

Administrator - Kamis, 19 Juni 2025 15:58 WIB
Seratus Hari - Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap, "Dari ASN Bersih Hingga Ojol Dapat BPJS: Medan Bergerak, Perlahan Tapi Pasti”
Istimewa
Baca Juga:


Oleh: Rianto, S.H., M.H – Jurnalis Tinggal di Medan

Seratus hari pertama adalah waktu yang singkat, tapi cukup untuk menilai arah sebuah kepemimpinan. Di Kota Medan, masa 100 hari Wali Kota Rico Waas dan Wakil Wali Kota Zakyuddin Harahap menjadi sinyal kuat bahwa perubahan itu bukan hanya wacana.

Langkah pertama mereka bukan membangun tugu atau proyek pencitraan. Mereka memilih "bersih-bersih rumah sendiri". Tes urine massal bagi ASN bukan hanya penegakan disiplin, tapi juga pesan moral: kota ini harus dipimpin oleh orang-orang yang sehat, bersih, dan jujur. Dua camat dan dua lurah yang terbukti positif narkoba langsung dicopot. Tegas, tanpa kompromi. Ini bukan sekadar tindakan, tapi penegasan etika kepemimpinan.

Langkah selanjutnya yang layak diapresiasi adalah keberpihakan kepada kelompok pekerja informal. Pengemudi ojek online yang selama ini sering terpinggirkan, kini mendapat jaminan kesehatan berupa BPJS. Tidak banyak daerah yang punya kepekaan seperti ini. Program ini mungkin tidak mendatangkan suara besar dalam politik, tapi ini keputusan yang memanusiakan.

Soal infrastruktur, tentu belum sempurna. Tapi perbaikan jalan dan penerangan lampu jalan yang dilakukan secara serentak menunjukkan keseriusan. Kita semua tahu, warga Medan terlalu lama hidup dengan lubang-lubang di jalan dan kawasan gelap yang rawan kriminal. Sekarang, titik-titik itu mulai terang. Perlahan tapi terasa.

Yang juga penting adalah pendekatan partisipatif yang mereka pilih. Alih-alih tertutup atau eksklusif, Pemko Medan membuka pintu lebar untuk audiensi dari semua kelompok masyarakat. Ini bukan gaya populis, tapi bentuk kesadaran bahwa kebijakan terbaik lahir dari mendengar.

Satu hal yang patut digarisbawahi adalah keberanian Pemko Medan menargetkan peningkatan capaian pajak daerah. Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, langkah ini bisa dianggap berisiko. Namun, pendekatan yang digunakan cukup cerdas: digitalisasi sistem, penertiban tanpa intimidasi, dan edukasi wajib pajak. Pemerintah butuh dana, dan rakyat harus paham bahwa pajak yang dikelola baik akan kembali dalam bentuk layanan.

Tak ketinggalan, sektor budaya pun disentuh dengan cermat lewat pagelaran GEMES (Gebyar Medan Serumpun). Di sini, nilai persatuan dan kekayaan etnis Medan dirayakan. Di saat banyak kota melupakan jati diri budayanya, Medan memilih untuk merawatnya.

Lalu ada RS Pirngadi dan puskesmas-puskesmas yang mulai dibenahi. Tentu masih panjang perjalanannya, tapi satu hal sudah dimulai: membangun ulang kepercayaan publik terhadap fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Dalam dunia politik dan pemerintahan, 100 hari sering dijadikan alat ukur awal. Tapi lebih dari sekadar angka, ini tentang arah. Dan arah yang diambil Rico Waas dan Zakyuddin Harahap menunjukkan bahwa mereka tidak sekadar ingin memimpin, tapi memperbaiki.

Apakah semua sudah sempurna? Tentu tidak. Tapi paling tidak, kita sedang bergerak—dan bukan di tempat yang sama.red

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Apresiasi Edupal, Airin Rico Waas: Rangkul Perubahan, Terus Perluas Cakrawala Pembelajaran
Cari Destinasi Liburan Sekolah? Intip Rekomendasi Wisata di Bali yang Ramah Anak
Patroli Blue Light Polresta Deli Serdang cegah Aksi Kriminal Di Malam Hari
Wakil Walikota Medan Serahkan 4 Hewan Kurban
Mantan Kepala Ombudsman Sumut Tertawa Dengar Alasan Sekolah Lima Hari: “Lawak-Lawak!”
Ja'far Syahbuddin Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila "Perkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya"
komentar
beritaTerbaru