
Program Enam PHTC Berbiaya Rp300- 400 miliar, Diduga Hanya Orientasi Proyek Guna Menutupi Perkara Pidana Korupsi
Program Enam PHTC Berbiaya Rp300 400 miliar,Diduga Hanya Orientasi Proyek Guna Menutupi Perkara Pidana Korupsi
kotaBaca Juga:
- Ketua KPPU Temui Luhut, Soroti Minimnya Respons Pemerintah Atas Saran Kebijakan Persaingan Usaha9 opp
- Satresnarkoba Polres Asahan Tangkap Pengedar Sabu Dengan BB 10 Gram di Kisaran Barat
- Satres Narkoba Polres Asahan Gagalkan Peredaran Narkoba Dari Tangan Kurir Dan BB Narkotika Sabu 50 Kg di 2 Lokasi
Dikutip dari laman LPDP, enam guru besar tersebut berasal dari berbagai bidang keilmuan yang berbeda dari Hukum hingga Geologi. Berikut daftar namanya.
Pertama, Prof. Dr. Yasmirah Mandasari Saragih, S.H., M.H. Di usianya yang menginjak 37 tahun, Prof. Dr. Yasmirah menjadi Guru Besar termuda di bidang hukum di LLDIKTI Wilayah 1 Sumatera Utara.
Prof. Dr. Yasmirah saat ini menjadi Guru Besar Hukum Pidana di Universitas Panca Budi (UNPAB) Medan, S3 Hukum di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang Jawa Tengah.
Mewakili alumni penerima beasiswa LPDP, Prof. Dr. Yasmirah menyampaikan capaian ini lantas tidak membuat lupa diri.
"Ingat pepatah Arab mengatakan "Al adabu Fauqol 'ilmi" yang artinyaadab itu lebih tinggi dari pada ilmu. Kalau hanya mengandalkan ilmu tanpa di barengi adab, iblis lebih bisa. Sebab iblis diberikan keistimewaan oleh Allah SWT lebih pintar dari pada manusia," ucapnya.
Kedua, Prof. Andi Dian Permana adalah Guru Besar dalam bidang Ilmu Sistem Pengantaran Obat Dermal dan Transdermal. Sebagai dosen di Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Andi meraih gelar Guru Besar di bidang farmasi pada usia 34 tahun, menjadikannya guru besar termuda dalam bidang farmasi di Indonesia. Pendidikan S3-nya diselesaikan di program studi pharmacy di Queens University Belfast, Inggris, dengan dukungan beasiswa LPDP.
Ketiga, Prof. Khusnul Kausarian, dosen dari Pekanbaru, Riau, memperoleh gelar Guru Besar di usia 37 tahun dalam bidang Geologi. Dia menjadi guru besar termuda di bidang Geologi. Prof. Khusnul menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Geosciences, Chiba University, Jepang, dengan beasiswa LPDP.
Keempat, Prof. Adi Purwandana, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diangkat sebagai guru besar dalam bidang Kepakaran Gelombang Internal dan Percampuran Turbulen Laut pada usia 42 tahun. Prof. Adi menyelesaikan studi S3-nya di bidang Physical Oceanography di Sorbonne Université, Perancis, dengan beasiswa LPDP.
Kelima, Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Pramaditya Wicaksono mencapai gelar Guru Besar dalam Ilmu Pengindraan Jauh Biodiversitas Pesisir pada usia 35 tahun, menjadikannya guru besar termuda di UGM.
Keenam, Prof. Ferian Anggara, juga dosen di UGM, diangkat sebagai guru besar di bidang ilmu geologi batubara pada usia 40 tahun, menjadi guru besar termuda di program studi teknik geologi UGM.(red)
Program Enam PHTC Berbiaya Rp300 400 miliar,Diduga Hanya Orientasi Proyek Guna Menutupi Perkara Pidana Korupsi
kotaWali Kota membuka Sosialisasi Pengenalan Forum Anak sebagai Pelopor dan Pelapor dalam Rangka Kerjasama Lintas Perangkat Daerah
kotaWali Kota menghadiri Dies Natalis ke60 Tahun USI, di Aula Radjamin Purba Kampus USI
kotaPendidik Itu Pemimpin, Pemimpin Itu Pendidik
kotaKAMAK Desak Penegak Hukum Usut Dugaan Korupsi Pengadaan PTI Jaman Pj Walikota Tebing Tinggi Meottaqien Hasrimy
kotasumut24.co Medan. Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mendukung dan mengharapkan Komunitas Medan Teater, tampil maksimal serta mengh
kotaRapat Paripurna DPRD Sumut, Gubernur Dinilai Arogan dan Tak Transparan Soal Pergeseran Anggaran
kotaSekda Kabupaten Solok Kunjungi Kantor Camat X Koto di Atas, Dorong Peningkatan Layanan Publik
kotaJNE&ndashKADIN Bersinergi, Dorong UMKM Padangsidimpuan Tumbuh lewat Inovasi dan Logistik Digital
kotasumut24.co Palas, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., bersama Peja
News