
Desa Binaan Imigrasi Ditetapkan di Asahan, Perkuat Perlindungan Warga dari TPPO
sumut24.co ASAHAN, Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), penyelundupan manusia, dan pelanggaran
NewsBaca Juga:
- Skandal Baru di Pemprov Sumut: LSM Kalibrasi Desak Audit Forensik APBD 2025, Soroti Maladministrasi Hukuman Pejabat
- Skandal Bank Sumut Syariah Padangsidimpuan: Hutang Lunas, Nasabah Sudah Meninggal, Agunan Tetap Disandera!
- Skandal Korupsi Mengintai Labura: Nama Bupati Terseret, KPK dan Kejati Diminta Bertindak Tegas
Proyek yang berasal dari APBD Tahun Anggaran 2024 tersebut awalnya dianggarkan sebesar Rp17 miliar. Kejaksaan disebut telah memulai penyelidikan, namun sejumlah pihak menilai proses hukum belum menyentuh aktor utama di balik proyek yang diduga penuh kejanggalan ini.
Dibawa dari Sumsel, Rekanan Diduga Titipan Pj Gubernur
Sumber internal Pemprov Sumut yang enggan disebut namanya menyebutkan bahwa perusahaan penyedia dalam proyek ini bukan berasal dari Sumatera Utara, melainkan dibawa langsung oleh Pj Gubernur Agus Fatoni saat menjabat dari Sumatera Selatan—daerah asalnya sebelum menjabat di Sumut.
"Ini bukan proyek biasa. Sudah jadi rahasia umum kalau pemborongnya dibawa dari Sumsel. Bahkan arahan pengadaannya berasal dari atas," ujar sumber tersebut kepada SUMUT24.co.
Informasi yang beredar juga menyebutkan bahwa seluruh proses, mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga penunjukan penyedia, berjalan tidak transparan dan terindikasi sebagai proyek "titipan" yang dibungkus dalam program digitalisasi pendidikan.
Peran Haris Lubis, Kadisdik Saat Itu, Juga Dipertanyakan
Nama Haris Lubis, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sumut, ikut terseret dalam pusaran isu. Ia dianggap mengetahui sejak awal rencana dan pelaksanaan proyek, namun memilih bungkam atas berbagai kejanggalan yang terjadi.
"Kalau bilang nggak tahu, itu mustahil. Semua proses teknis dan regulasi pasti atas sepengetahuan Kadisdik. Diamnya dia justru memunculkan kecurigaan," kata Azhari AM Sinik, Direktur LIPPSU (Lembaga Investigasi dan Pengawasan Pembangunan Sumatera Utara).
Azhari menegaskan, proyek ini kuat dugaan mengandung praktik mark-up, kolusi penyedia, hingga pemaksaan kepada sekolah-sekolah untuk menerima barang tanpa dasar kebutuhan yang jelas.
Kecurigaan makin menguat setelah ditemukan lonjakan harga satuan Smartboard yang tidak masuk akal. Di pasaran, harga unit Smartboard hanya berkisar Rp70 ribu hingga Rp80 ribu. Namun dalam proyek ini, nilainya melonjak drastis menjadi Rp120 ribu hingga Rp160 ribu per unit.
Beberapa kepala sekolah mengaku tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan dan merasa terpaksa menerima perangkat yang kualitasnya juga diragukan. Salah satu penerima di SMAN 1 Medan.
"Kami tidak pernah diminta pendapat. Tiba-tiba barang datang, padahal sekolah kami tidak butuh dan tidak siap menggunakan alat tersebut," ungkap salah satu kepala sekolah yang enggan disebut namanya.
sumut24.co ASAHAN, Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), penyelundupan manusia, dan pelanggaran
NewsKPK Siap Hadirkan Bobby Nasution di Sidang Kasus Korupsi Jalan Sipiongot
kotaLingkar Aktivis Mahasiswa Desak DPP NasDem Pecat Rudi Hartono Bangun
kotasumut24.co ASAHAN, Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, S.Sos., M.Si secara resmi mengukuhkan sekaligus mengambil sumpah/janji 495 Pegawai
Newssumut24.co SIMALUNGUN , PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara menyiapkan dukungan kelistrikan penuh untuk menyukseska
NewsAksi Damai KAMAK Sumut Guncang Jakarta Tuntut KPK, Polri, dan Kejaksaan Usut Tuntas Dugaan Korupsi Pejabat Langkat
kotaRazia Plat BL Teater Kekuasaan di Jalan Raya
kotaPasca PON, Sumut Jadi Pelopor Pengelolaan Venue Olahraga dengan Sistem BLUD
kotaKPK Siap Jemput Paksa Rektor USU, Kasus Jalan Sipiongot Kian Dekat ke Lingkaran Bobby
kotaRektor Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Dr Muktar B Panjaitan, M.Pd mengukuhkan 738 mahasiswa baru Tahun 2025 dari 3 Fakultas dan
kota