Jumat, 20 Juni 2025

Pemilik Lahan Kecewa Anak Tak Lolos Masuk Jalur Domisili

Amru Lubis - Kamis, 19 Juni 2025 22:59 WIB
Pemilik Lahan Kecewa Anak Tak Lolos Masuk Jalur Domisili
Ket Foto: Unjuk rasa masyarakat mengatasnamakan Forum Komunikasi Angkatan Muda Pomparan Tuan Odjur (FKAMPTO) Siahaan di depan Kantor Cabang Dinasi Pendidikan Wilayah VIII Provinsi Sumatera Utara, Kamis (19/O6/2025).
BALIGE | Sumut24.co

Baca Juga:

Unjuk rasa masyarakat yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Angkatan Muda Pomparan Tuan Odjur (FKAMPTO) Siahaan datangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) Wilayah VIII Provinsi Sumatera Utaratuntut keadilan dalam mendapatkan pendidikan bagi generasi bangsa.

Puluhan warga yang bermodisili di kawasan pendidikan di Soposurung, Balige menuntut kebijakan terhadap 16 orang anak mereka yang tidak lolos pada pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru tahun 2025 ke SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Balige.

Perwakilan FKAMPTO Jonny Siahaan, dalam tuntutannya menyebutkan, lahan yang saat ini digunakan oleh pihak Cabdisdik Wilayah VIII Provsu adalah tanah leluhur mereka yang diberikan dengan status pinjam pakai.

"Permintaan kami, anak-anak kami keturunan Tuan Odjur sekolah di areal leluhur kami. Hal lain yang kami sampaikan, belum ada perjanjian yang baru soal penyerahan lahan ini sejak tahun 1950," ujar Jonny Siahaan, Kamis (19/06/2025).

Kehadiran yayasan TB Soposurung eks Yayasan Soposurung juah disoroti para demonstran yang dinilai mengurangi kuota bagi pelajar di Toba sebanyak 120 orang.

"Seingat saya, tahun 1990-an, yayasan yang dulunya bernama Yasop dan kini sudah menjadi Yayasan TB Soposurung, itu hanya menampung pelajar 1 kelas saja. Itu sudah bisa direvisi. Dan ini juga kami minta kepada gubernur Sumatera Utara supaya diperhatikan," terangnya.

Yayasan TB Soposurung diharapkan mampu berdiri sendiri layaknya sekolah unggul lainnya.

"Kami menuntut agar anak-anak kami bisa sekolah di SMA yang ada disini. Jatah kami jadi berkurang gara-gara yayasan itu. Kami minta yayasan itu supaya jangan menumpang lagi di SMAN 2 Balige," tegasnya.

Diakui, 16 orang anak-anak mereka tidak bisa didaftarkan untuk mengikuti pembelajaran di du sekolah tersebut.

"Awalnya, jumlah anak kami itu 30 orang. Lalu sebagian sudah mendaftar ke SMA swasta, ke SMK dan SMA yang ada di Tampahan. Jumlah anak-anak kami yang masih terkatung-katung nasibnya ada sebanyak 16 orang. Anak-anak kami menangis dan tidak mau lagi sekolah gara-gara tidak diterima di SMAN 1 dan 2 Balige ini," ungkapnya.

Pihaknya juga disebutkan telah mengirimkan surat ke Gubsu Bobby Nasution melalui ajudan, namun sampai saat ini surat tersebut belum berbalas.

"Kami sudah kirimkan surat kepada Gubsu melalui ajudannya. Dan, sampai saat ini, surat tersebut belum ada balasan," pungkasnya.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Toba dan Samosir Jhon Suhartono Purba menanggapi PPDB yang diselenggarakan sudah sesuai Juknis dan Permendikdasmen namun segalapermohonan dan tuntutan para pengunjuk rasa akan dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

"Ini jawaban dari pimpinan kami pak Kadis yang menyatakan tidak bisa mengambil kebijakan, tetap sesuai juknis dan Permendikdasmen", pungkas Jhon Suhartono Purba.(Des)


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Amru Lubis
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru