Pidie Jaya | Sumut24
Pembangunan yang semakin pesat di Kabupaten Pidie Jaya membutuhkan banyak material, tak pelak bukit-bukit di Pidie Jaya menjadi sasaran pihak pengusaha untuk mengeruk tanah atau galian C.Proyek ini terkadang tidak memperhatikan kondisi pengangkutan sehingga tanah liat tumpah dimana-mana.
Pantauan Sumut24 aktivitas pengangkutan tanah galian C yang mengotori jalan seputar perkantoran pemerintah Kabupaten Pidie Jaya ini sudah terjadi sejak akhir tahun 2015 lalu di karenakan adanya proyek empuk pembangunan saluran yang berubah menjadi jalan lingkar perkantoran. Bukan hanya mengotori jalan, aktivitas para pegawai yang masuk ke kantor juga terganggu akibat debu yang berterbangan yang bisa menjadi penyakit nantinya.
Ceceran tanah timbun ini membuat geram Kepala Dinas Kebersihan Dan Lingkungan Hidup, Pidie Jaya, Syukri Itam. Syukri mengakui pihak pengusaha belum ad koordinasi dengan pihaknya.
” Setiap hari saya ke lokasi dan memang banyak tanah timbunan berceceran di areal perkantoran pemerintah. Tanah itu merupakan milik proyek penimbunan yang giat dilakukan di seputaran perkantoran saat ini,”cetus Syukri kepada Sumut24, Selasa (12/01), yang dijumpai di lokasi bercecernya tanah timbun.
Walaupun belum adanya koordinasi dari pihak yang melaksanakan proyek itu, Syukri menyatakan dirinya bersama petugas tetap melakukan pembersihan walaupun dengan keterbatasan anggaran.Bahkan petugas kebersihan juga sulit untuk membersihkan karena tanah yang berceceran lengket di aspal. Petugas juga tidak bisa membersihkannya, karena tanah kuningnya lengket dan berceceran di jalan raya. Selain itu berdebu sehingga mengganggu pengguna jalan, tuturnya.
Karena dinilai mengganggu masyarakat serta beraktivitas tidak bertanggungjawab,Syukri, berjanji bakal berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyarankan agar kegiatan tersebut dicabut izinnya. Jika ternyata tidak memiliki izin maka dirinya meminta agar yang bertanggungjawab diberikan sanksi tegas.
“Saya akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan pihak terkait lainnya. Seharusnya mereka bertanggungjawab untuk membersihkan tanah yang berceceran di jalan bundaran perkantoran ini,buka apa-apa sayangnya mobil-mobil milik pemimpin yang bersih sesampainya disini menjadi kotor lagi,” katanya.
Syukri, menilai aktivitas pengangkutan tanah timbun dari galian C telah kerap membuat jalan seputaran kantor menjadi kotor. Dirinya berharap pihak terkait melakukan pengawasannya.
Sementara penguna jalan, Hasbi, menyebutkan di saat melintas di kawasan itu sering kali matanya kelilipan akibat debu dan kendaraan jadi kotor “Parah setiap kali melintas, mata perih sangat mengganggu,” keluh Hasbi.(Jam).