Tanah Karo |SUMUT24
DPRD Karo menjadwalkan agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Komisi C tentang persoalan krisis air bersih di Karo usai pengesahan APBD TA 2016 guna menindak lanjuti atas laporan dari masyarakat yang masuk ke DPRD Karo. Demikian disampaikan Sekretaris Komisi C DPRD Karo Dra Lusia Sukatendel MSP kepada seorang konsumen dari PDAM Tirta Malem, Lloyd Reynold Ginting (37) di gedung DPRD Karo, Jumat (28/1). Lloyd Reynold Ginting mewakili ratusan pelanggan PDAM Tirta Malem yang ada di Kabanjahe telah melayangkan surat pada bulan Desember 2015 lalu untuk meminta DPRD Karo gelar RDP untuk atasi air bersih di daerah tersebut.
Menurut Lusia, Komisi C DPRD Karo akan mengundang pihak- pihak terkait seperti PDAM Tirta Malem dan masyarakat sehingga dapat mengetahui persoalan krisis air bersih di daerah ini. Karena selama ini pasokan air bersih telah bertahun-tahun tahun tidak normal bagi pelanggan di Kabupaten Karo terutama di Kabanjahe. Sehingga masyarakat untuk memperoleh air bersih harus membeli beberapa jerigen tiap harinya yang tentu jumlah tidak sedikit.
“Apabila dalam RDP itu perlu diperluas untuk atasi krisis air bersih maka digelar lintas komisi,”katanya. Ia juga meminta kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana SH untuk melakukan terobosan guna mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang mengatasi persoalan krisis air bersih di daerah ini yang telah bertahun-tahun lamanya. Disamping itu juga, Bupati Karo juga harus memperhatikan dari segi manajemen stuktur organisasi PDAM Tirta Malem apakah telah tepat di perusahaan daerah milik Pemkab Karo itu dan juga orang-orang yang duduk di bagian pengawasan PDAM Tirta Malem.
Lloyd Reynold Ginting (35) warga Kabanjahe mengharapkan dengan dilaksanakan RDP di komisi C, akan ada solusi terbaik sehingga permasalahan bisa diatasi dengan baik dan masyarakat tidak kesulitan lagi dalam mendapatkan air bersih.
Ia juga meminta Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk mengerahkan tim terkait dari Pemkab Karo agar memaksimalkan peran PDAM Tirta Malem untuk mengatasi kesulitan air bersih yang sudah berpuluh-puluh tahun dirasakan khususnya warga Kabanjahe.
Disamping itu, ia meminta kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana harus membuat skala prioritas untuk atasi krisis air bersih di daerah ini yang sangat dibutuhkan bagi hajat hidup orang banyak “Kabupaten Karo yang berpenduduk 350 ribu jiwa lebih butuh konsumsi air berkualitas. Hal itu guna mendukung penyediaan makanan bersih, pelayanan kesehatan, dan kelancaran produksi di sektor industri rumah tangga,”katanya.
Sebagaimana disiarkan SIB sebelumnya puluhan warga menggelar aksi simpatik penggalangan dana dengan pengumpulan koin untuk disumbangkan ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem untuk mengatasi krisis air bersih di Karo. Dana tersebut nantinya akan digunakan membeli mesin pompa.
Aksi itu dimotori Lloyd Reynold Ginting (35) warga Kabanjahe. Aksi pengumpulan koin ini mereka laksanakan merupakan bentuk protes masyarakat terhadap kinerja PDAM Tirta Malem karena tidak mampu mengatasi krisis air bersih di daerah ini, apalagi untuk mengganti As (baut) mesin pompa yang sudah berusia tua. (LIN)