Sinergi Pemkab Asahan, Baznas, dan BBPVP Medan Wujudkan Masyarakat Produktif dan Mandiri
sumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan bersama Baznas Kabupaten Asahan dan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas
News
Baca Juga:
- JPU KPK Tuntut Dirut PT Dalihan Natolu Group 3 Tahun Penjara dalam Kasus Suap Proyek Jalan Sumut
- Polrestabes Medan Bongkar Sarang Penadah Botot, 159 Kasus Kejahatan Jalanan dan Narkoba Dipaparkan
- Polres Padangsidimpuan Berhasil Ungkap Kasus Penipuan dan Penggelapan Sepeda Motor, Satu Pelaku Diamankan
Menurutnya, isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka bukanlah hal yang sulit dicerna oleh publik Sumatera Utara. "Masyarakat di sini well-informed. Mereka tahu cara membaca situasi politik nasional, dan memahami relasi kuasa yang bermain di baliknya," ujar Siregar di Medan, Selasa (7/10).
Ia menilai, kehadiran tiga serangkai penulis buku Jokowi's White Paper — Roy Suryo, Rismon H. Sianifar, dan Tifa — yang dijadwalkan hadir di Medan pada 10 Oktober mendatang, akan menjadi momentum penting dalam konsolidasi sosial masyarakat. "Itu semacam social consolidation untuk meneguhkan harapan masyarakat bahwa penegakan supremasi hukum masih mungkin terjadi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto," jelasnya.
Namun Siregar menambahkan, publik juga menyadari bahwa banyak partai politik saat ini masih bersikap wait and see terkait arah pemerintahan ke depan. "Rakyat tahu, partai-partai sedang berhitung untung-rugi politik. Sikap seperti itu memuakkan. Revolusi keadaan memang berisiko, tetapi rakyat juga sadar banyak kekuatan institusional pemerintah masih ambivalen — antara ingin tetap berorde Jokowi atau berorde Prabowo," tegasnya.
Kegelisahan terbesar masyarakat, lanjut Siregar, justru kini tertuju pada tanda-tanda bahwa keordean Prabowo mulai kehilangan harapan perubahan yang dulu dijanjikan. "Masyarakat Sumatera Utara ingin melangkah lebih maju. Mereka tidak mau trauma nasional selama satu dekade pemerintahan Jokowi dilupakan, tetapi ingin peristiwa itu ditelaah secara hukum agar menjadi pelajaran kebangsaan," paparnya.
Menurutnya, refleksi penting yang kini muncul di tengah masyarakat Sumut adalah pertanyaan mendasar: "Mengapa bangsa sebesar Indonesia bisa begitu naif selama sepuluh tahun terakhir, dan bagaimana agar hal memilukan itu tidak terulang?"
Selain itu, Siregar juga mengingatkan bahwa isu ini tidak berdiri sendiri. "Ada anatomi kasus yang lebih luas. Sebagaimana pernah diungkap oleh mantan perwira intelijen, Kolonel Sri Radjasa, skenario eksternal untuk memecah Indonesia juga bukan isapan jempol. Ini serius dan harus menjadi bagian dari kesadaran nasional," ujarnya.
Siregar menegaskan bahwa masyarakat Sumatera Utara kini berada pada fase kedewasaan politik yang menuntut keberanian negara menegakkan hukum tanpa pandang bulu. "Inilah saatnya supremasi hukum berdiri tegak. Bukan sekadar untuk menghukum masa lalu, tapi untuk memastikan masa depan bangsa tidak lagi dikelabui," pungkasnya.red2
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
sumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan bersama Baznas Kabupaten Asahan dan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas
News
Kajatisu Diminta Periksa Manajemen Tirtanadi, Diduga Ada Monopoli Proyek dan Kerugian Ratusan Miliar
kota
Korban Pengeroyokan Oleh Pendemo di Tapanuli Tengah Resmi Melapor Ke Polda Sumut.
kota
Kedisiplinan Kunci Utama Menuju Kesuksesa
kota
Dinas Pendidikan Simalungun Gelar Sosialisasi Transformasi Digitalisasi Sekolah Bersama "Sekolah SeRu,"Simalungun l Sumut24.coPemerintah
kota
MitraPabrik.com Gaet 26 Brand Nasional di Pameran INDEX Medan 2025
kota
Eksekusi Pengosongan Gagal Dilaksanakan, Tim Eksekusi PN Suka Makmue Dihadang dan Dilempari Batu
kota
sumut24.co ASAHAN, Satuan Reserse Kriminal Polres Asahan berhasil mengungkap kasus tindak pidana pencurian disertai kekerasan yang menimpa
News
Pemkab Deli Serdang Berkomitmen Perkuat Pengembangan Potensi Ekonomi Desa
kota
Polresta Deli Serdang Gencarkan Patroli Dini Hari Antisipasi Aksi 3C
kota