Jumat, 25 Juli 2025

Medan Teater Pentaskan "Orang Orang Setia"

Mentertawakan Orang Tertawa Atas Kepedihannya Sendiri.
Administrator - Senin, 16 Desember 2024 00:27 WIB
Medan Teater Pentaskan "Orang Orang Setia"
istimewa
sumut24.co -Penonton "Menertawakan orang yang tertawa atas kepedihannya sendiri", ketika MedanTeater mementaskan "Orang Orang Setia" karya Iswadi Pratama di Parade TeaterMedan 2024 di Taman Budaya Medan, 14 Desember 2024.

Baca Juga:

Lakon Orang Orang Setia yang disutradarai Ahmad Munawar Lubis, berhasil membawa penonton pada 'situasi batas' bahwa ada fakta yang lebih mengerikan di dalam naskah ini.

Naskah ini cukup menarik, menyampaikan pesan moral dengan menyentuh sanubari.Menceritakan tentang kehidupan Sarmin seorang guru honorer yang telah puluhan tahun mengabdi di tempat terpencil, serta Rahman yang telah puluhan tahun menjadi penjaga kamar mayat. Dijadwalkan akan menerima penghargaan dari Gubernur atas kesetiaan mereka mengabdi. Ternyata "penghargaan" yang mereka dapatkan bukanlah piala, piagam atau pembinaan, tapi hal yang jauh lebih memilukan.

Sutradara Ahmad Munawar Lubis, menggarap naskah ini secara realis. Lewat setting panggung yang cukup detail terhadap sebuah rumah yang sederhana untuk ditinggali dua orang lelaki paruh baya yang masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Setting panggung yang sederhana namun tegas, rapi, dan enak dilihat.

Munawar berhasil membingkai lalu mengemas kondisi orang-orang seperti Sarmin dan Rahman menjadi komedi yang getir.

Dialog tokoh Sarmin dan Rahman inilah yang menjadi benang merah antara kesetiaan dengan harapan-harapan terhadap para pemegang kebijakan dari sisi rakyat jelata.

Dari Rahman bisa digambarkan bagaimana harapan-harapan rakyat akan kondisi sosial yang diinginkan mereka.

"Man, kamu tahu tidak pemerintah itu apa? Pemerintah itu ya, Man, kalau ada acara duduk paling di depan. Datangnya belakangan, tapi kalau pulang duluan," kata Sarmin.

Letupan dialog yang mengkritisi kondisi dan mimpi rakyat, tidak semua terekspos secara baik. Saya sempat berharap sutradara akan mengeksploitasi saat Sarmin cerita tentang Karna, Spartacus. Setidaknya, musik berperan untuk membawa imaji penonton pada suasana cerita itu.

Sutradara Munawar, kelihatannya coba mengekspos kegetiran dengan porsi yang lebih dominan. Hal ini membuat para penonton, mau tidak mau, harus setuju dan kembali ke realitas di kehidupan nyata.

Di saat Sarmin dan Rahman sibuk bersiap diri untuk menghadiri undangan penghargaan, komplek tempat mereka tinggal digusur.

Rumah sederhana mereka porak-poranda. Buku bertebaran. Tembok papan bergelimpangan.

Mereka pun hanya bisa tertawa karena mengalami kejadian tersebut.

Tertawa yang sama ketika Sarmin mengakui bahwa undangan penghargaan itu adalah buatannya, sama seperti piagam-piagam yang mereka buat sendiri yang terpampang di rumah mereka yang hancur.

Pengarang cukup piawai dalam menuang absurditas dalam proses cerita dengan tampilan realistis. Pengarang lewat imajinya telah sampai pada "situasi batas". Situasi batas yang dimaksud adalah menangis karena kepedihan hidup, kesendirian, kesepian, kemiskinan, tidak dianggap ada, menipu diri sendiri hanya untuk berbahagia yang semu, mencoba bersetia dengan kata hati meski perih dan berakhir dengan rumah yang digusur, tapi penonton tidak menangis, justru tertawa gembira. batas kemiskinan, penderitaan.

Ternyata saya baru sadar, konsistensi, pengetahuan, dan kesederhanaan itu indikator apakah sebuah kelompok teater layak dipandang besar.

Kepiawaian Sutradara Ahmad Munawar Lubis, patut diapresiasi. Munawar, tidak sekadar mementaskan teater. Tapi selektif dalam memilih naskah dan inovatif. Meracik dan meramu pesan lewat sentuhan yang sederhana, menembus sanubari penonton.

Salut buat MedanTeater dan Sutradara Ahmad Munawar Lubis. Serta konsistensi karakter aktor, Ardi Ansari dan Bob Sitorus, dalam Orang Orang Setia. Serta kebijakan Pimpinan Produksi, Hasan Al Banna dan Widya Astuti Halim Lubis dalam mefasilitasi produksi. Juga kecermatan pimpinan panggung, Anggita Hutajulu. Serta kepiawaian Kuntara DM dalam menata artistik, Penata Cahaya Samuel Badia. Penata Musik : Zvtazapza
Penata Rias : Isty dan Shinta dan Dokumentasi : Ari Handoko dan Raja Sinaga.

Medan, 15 Desember 2024.

oleh : Bambang Sumantri

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Rommy Van Boy Desak Pemko Medan Sediakan Motor Damkar di Setiap Kelurahan
MMKSI Resmi Hadirkan All New Mitsubishi Destinator di Kota Medan
Wakil Wali Kota Medan Usulkan Rekrutmen Tenaga Dokter Untuk Ditempatkan di Puskesmas dan Rumah Sakit
Sepi dan Kekurangan Tenaga Medis, Zakiyuddin Harahap Akan Kaji Gabungkan Pustu Dengan Puskesmas di Medan Deli
Asepte Gaulle Ginting Jaksa di Kejari Medan Terbitkan Karya Tulis Membahas Hukum
Komisi IV DPRD Medan Jadwalkan RDP Pemilik Perumahan Raffles Private Residance yang Kangkangi Perda
komentar
beritaTerbaru