Ribuan Warga Bakar Permukiman Gafatar di Kalimantan Barat

Mempawah | SUMUT24

Ribuan warga menyerang permukiman Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (19/1). Massa membakar 10 rumah yang dihuni sekitar 700 anggota Gafatar itu.

Desas-desus penyerangan sudah beredar sejak sehari sebelumnya. Dari pantauan , massa mulai menyerang permukiman sejak sekitar pukul 15.20 waktu setempat.

Massa makin beringas, penyerangan dan pembakaran berlangsung hingga petang. Penghuni yang juga terdiri dari nenek-nenek dan anak-anak hanya bisa berlarian sambil menangis.

“Kalau tidak diusir nanti lama-lama bisa mempengaruhi warga sekitar,” kata seorang warga.

Akhirnya aparat gabungan mengevakuasi warga kompleks itu dan mengamankannya ke Mapolda Kalimantan Barat. Sebelumnya Bupati Mempawan Ria Norsan tak kuasa menenangkan massa.

“Mohon semuanya tenang dan sabar,” kata dia, namun tak digubris warga.
Dari catatan Pemkab Mempawah, warga pengikut Gafatar itu berjumlah sekitar 749 orang. Dari informasi yang dihimpun, mereka datang sejak 6 bulan lalu. Kegiatan yang tampak adalah bercocok tanam.

seorang warga mengaku datang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Ada juga mahasiswa Teknik Elektronika dari Surabaya.
Anggota Gafatar Sudah Dievakuasi

Sementara itu Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ratusan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang diserang warga di Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sudah dievakuasi.

“Sudah dievakuasi, mungkin dalam 2 hari ini proses evakuasinya,” ujar Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (20/1).

Luhut mengatakan, ratusan anggota Gafatar yang datang dari berbagai daerah itu, nantinya akan dipulangkan ke daerah masing-masing dengan menggunakan kapal perang TNI.
“Kapal perang TNI sudah dikirim. Nanti mereka akan dipulangkan ke rumah masing masing. Pemda sudah diberitahu dan selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah,” ujar dia.

Luhut minta mempercepat proses evakuasi dipercepat. Hal itu dilakukan untuk mencegah serangan lanjutan oleh warga yang tidak terima dengan kedatangan Gafatar di desanya.

“Yang penting sekarang jangan sampai ada bentrok. Yang penting aman,” pungkas Luhut. (lip)