Senin, 11 Agustus 2025

Musda Golkar Sumut Menakar Pertarungan Antar Wakil

Administrator - Selasa, 14 Juli 2020 09:01 WIB
Musda Golkar Sumut Menakar Pertarungan Antar Wakil

 

Baca Juga:

MEDAN I SUMUT24.co Musda Golkar Sumut yang akan digelar pada Bulan Juli 2020 ini, dipastikan akan mempertemukan dua wakil dari Pemerintah Sumatera Utara, yakni wakil dari eksekutif yaitu Wakil Gubernur akan berhadapan dengan wakil dari legislatif yaitu Wakil Ketua dari DPRD Sumatera Utara, ungkap Wakil Sekretaris Bidang Infrastruktur Sirajuddin Gayo kepada Sumut24, Selasa (14/7). Menurutnya, Gelaran kali ini sangat bernilai positif, karena dapat mempertontonkan jalannya demokrasi yang dimiliki oleh Partai Golkar, dan kembali memperkuat eksistensi Partai Golkar ditengah kehidupan demokrasi bangsa ini. (Namun sedikit perlu dipertegas, demokrasi yang dijalankan partai, akan memperkuat eksistensi partai, bila dan hanya bila demokrasi bangsa ini telah sehat dari sakit yang masih berkepanjangan).

Kembali ke topik, menakar pertarungan para wakil di Musda Golkar Sumut, klaim 27 dukungan DPD, disampaikan sebagai dukungan solid karena surat dukungan yang telah ditandatangani.

Sebagai kader yang telah malang melintang di Partai Golkar, peryataan tersebut dipahaminya sebagai pernyataan yang sedang tidak menginjak bumi. Karena di partai ini sulit menemukan kader fanatisme dengan militansi yang kuat, apalagi ke 27 dukungan DPD tersebut dibangun secara pragmatis dengan berbagai kepentingan sesaat.

Makanya menjadi wajar saja ketika pada waktu yang bersamaan, ada pemilik suara yang mengantarkan surat dukungannya untuk kedua kubu.

Dan sakitnya praktek tersebut dianggap praktek wajar dan biasa saja. Itulah ironinya berpolitik dalam situasi politik sakit bangsa ini.

Dengan jeroan seperti itu, maka dapat dipastikan bahwa pertarungan antar para wakil itu, tidak lebih dan tidak kurang adalah pertarungan kekuatan sumber daya.

Kedua kubu pada dasarnya memiliki sumber daya yang dapat dipertandingkan dalam satu ring, bahkan saling timpa pun akan sanggup dilakukan oleh kedua petarung tersebut. Namun secara kasat mata sudah bisa ditebak, siapa yang akan bertahan sampai ronde terakhir. Dukungan sumber daya yang nyaris tak berbatas dengan dukungan sumber daya dalam banyak keterbatasan ditambah berbagai persoalan yang masih tersisa dari Musda gagal yang lalu, sudah bisa diprediksi dengan mudah siapa yang akan menjadi pemenang.

Pertanyaan besarnya, apakah tidak membaca tanda-tanda alam?, kenapa begitu ngototnya kembali berjuang?, satu-satunya jawaban yang hampir pasti benar, pertarungan kali ini adalah pertarungan TO BE or NOT TO BE. Menjadi pemenang atau menjadi pecundang dan hilang dari garis kepartaian. Tidak ada pilihan lain, selain harus melawan. Tanda-tanda alam pun diabaikan.

Padahal begitu banyak isyarat yang terbaca secara jelas, diskresi yang diterbitkan sejak dini dan diminta untuk dipublikasikan secara luas, terpilih secara aklamasi dalam Musda berbiaya mahal namun tak mendapat restu, penyelenggaraan Musda yang ditarik ke Jakarta.

Dengan isyarat begitu banyak, seharusnya pilihan tetap bertarung adalah pilihan yang sia-sia. Dan bagi para pendukungknya, dukungan yang diberikan secara terbuka hanya akan sekedar harakiri, membunuh karir politik sendiri.

Tapi disitulah seninya politik pragmatis, kesempatan baik ini tidak akan datang dua kali, makanya dukungan kesana dan kesini tetap disuarakan, strategi tiarap dan gerilya terus berjalan, membuat pertarungan para wakil ini akan semakin menarik dalam irama tarian dukungan semu yang seolah terus didendangkan.

Sebenarnya ada Hal lain yang lebih prinsip, lebih baik mana untuk Golkar Sumut? dipimpin wakil dari eksekutif dengan citra baik yang dimilikinya atau dipimpin wakil dari legislatif yang selama ini telah memimpin partai dengan prestasi partai yang terus menurun.

Ditambahkannya, Jelas bagi Golkar dipimpin orang baru akan lebih baik, udara segar harus segera dibawa dalam pengelolaan partai, karena bila tidak, setelah DPRD Kota Medan mengalaminya di 2019, giliran berikutnya Partai Golkar akan kehilangan jatah wakil pimpinan di DPRD Sumut. Bahkan dengan gaya kepemimpinan selama ini, sudah bisa diperkirakan, fraksi golkarpun akan pindah lantai, bahkan boleh jadi akan hilang di DPRD Sumut. Mari sekali-sekali berhitung dengan akal sehat, menakar dengan budi, menguji dengan nurani. SELAMAT BERJUANG PARA PEJUANG, pucuk menanti ulampun akan tiba.(Red)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Musaarjian Shah, Putra Musa Rajekshah, Juara Sumatera Utara Rally APRC 2025
Kolaborasi Rock Community Sukses, Debut Lagu Baru FEEA Langsung Curi Hati Penonton
Pangkorwil Brigade SPSI Sumut Bersama Ketua SPSI Kota Medan Menjenguk Korban Kecelakaan Kerja di PT Agro
Polda Sumut Ciduk 8 Tsk Kasus Penculikan & Pembunuhan di Parkiran Diskotik Blue Star Mayatnya Dibuang di Laut!!!. Ini Ceritanya
Polda Sumut Bongkar Sindikat Antarprovinsi Modus Ganjal ATM, Korban di Medan Rugi Rp706 Juta
Memilukan..! Tubuh Mungilnya di Siksa Kejam Hanya Masalah Sepele di Sibuhuan Palas, Publik dan P2TP2A Angkat Bicara
komentar
beritaTerbaru