Rabu, 17 September 2025

Karhutla di Toba, Angka Pasien Batuk dan Influenza Meningkat 20 Persen Sejak Bulan Juni

Administrator - Rabu, 30 Juli 2025 19:11 WIB
Karhutla di Toba, Angka Pasien Batuk dan Influenza Meningkat 20 Persen Sejak Bulan Juni
Istimewa
Kadinkes Toba dr Freddi Seventry Sibarani saat berada di ruangannya, Rabu (30/07/2025).
sumut24.co -BALIGE, Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Toba berdampak bagi kesehatan warga Toba. Pengidap batuk dan influenza meningkat sebesar 15 hingga 20 persen setiap harinya sejak bulan Juni hingga Juli 2025.

Baca Juga:
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Toba dr Freddi Seventry Sibarani menjelaskan, musim kemarau panjang dan karhutla mengakibatkan kesehatan masyarakat sekitar terganggu. Hampir seluruh puskesmas di Toba setiap harinya menangani pasien pengidap batuk dan influenza.

"Angka penyakit batuk dan pilek bertambah setelah terjadinya karhutla. Jumlah pasien mencapai 15 hingga 20 persen dan terjadi sejak bulan Juni hingga Juli ini," sebut dr Freddi Sibarani, Rabu (30/07/2025).

Selain itu, karhutla juga disebutkan mengakibatkan timbulnya peradangan dan penyakit kulit. Kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan diharapkan dapat ditingkatkan.

"Masyarakat kita keluhkan soal adanya peradangan dan penyakit kulit. Maka kita berharap, tingkat kesadaran masyarakat soal pelestarian lingkungan mesti ditingkatkan ditambah lagi dengan pola hidup sehat," sambungnya.

Polusi udara yang diakibatkan karhutla tentunya berpengaruh terhadap oksigen yang mempengaruhi fungsi jantung.

"Hampir di seluruh wilayah Toba ini terjadi karhutla. Dan masyarakat dikepung asap. Hal ini mengakibatkan penyakit ditambah lagi dengan berkurangnya oksigen yang dapat memengaruhi fungsi jantung. Kalau tak bisa lagi beraktivitas, seluruh bidang kehidupan manusia terganggu," tuturnya.

Saat musim kemarau, ia berharap juga jaminan ketersediaan air bersih bagi warga.

"Kemudian, peningkatan air bersih mesti dilakukan. Di daerah tertentu, kita melihat bahwa persediaan air bersih menipis. Hal ini adalah kebutuhan mendasar bagi masyarakat dan tentu ini juga bagian dari kebutuhan kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Dari analisisnya, infeksi saluran pernapasan (ISPA) relatif tinggi di Toba selama musim kemarau panjang.

"ISPA yang tinggi; ada batuk, pilek lalu penyakit sesak nafas hingga menimbulkan bronkitis. Ada saja warga yang selama ini mengalami sesak nafas, tapi karena tiap hari kesehatannya terganggu akibat karhutla ini, akhirnya penyakit yang lebih parah muncul," lanjutnya.

Meski demikian, kebutuhan oksigen di fasilitas kesehatan disebutkan masih tergolong aman.

"Sampai saat ini, kita sudah lakukan sosialisasi, pembagian vitamin, penyediaan APD dan masker," terang dr Freddi menjelaskan upaya yang dilakukan pihaknya di musim kemarau panjang saat ini. (Des)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Polres Asahan dan  Ditreskrimum Polda Sumut Bongkar Kasus Pembakaran Alat Berat
Warga Mandailing Natal Ditangkap Polisi Usai Cabuli Anak di Bawah Umur
Gizi, Martabat, dan Pembinaan: Dapur Sehat Hadir untuk Warga Binaan Rutan Pangkalan Brandan
Skandal Smartboard di Langkat, Kuasa Hukum Minta KPK Supervisi Kejari
Polres Padangsidimpuan Tangkap Dua Warga Bonan Dolok miliki Sabu
Pria Asal Deli Serdang Ditangkap di Padangsidimpuan Bawa Sabu Hampir 40 Gram
komentar
beritaTerbaru