
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
kotaMedan | Sumut24
Baca Juga:
Sekretaris Dinas Kesehatan Medan, Irma Suryani mengungkapkan, sejauh ini vaksin palsu sama sekali masih belum ada ditemukan di Kota Medan. Meskipun sejumlah upaya penelusuran sudah dilakukan, namun hasilnya masih nihil.
“Hingga hari ini, nggak ada vaksin palsu di Medan. Sidak yang sudah dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan disejumlah fasilitas kesehatan dan rumah sakit, tidak ada ditemukan vaksin palsu itu,” katanya kepada wartawan, Selasa (19/7) di Medan.
Untuk itu, Irma mengatakan, agar masyarakat di Medan tidak perlu panik terkait isu vaksin palsu yang sedang berlangsung. Karena gejolak dari vaksin tersebut menurutnya, tidak begitu dirasakan di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini.
“Masyarakat kita minta jangan panik. Soalnya gejolak vaksin palsu belum sampai di Medan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Irma menjelaskan, droping vaksin untuk dikota Medan sebetulnya terbilang aman. Karena, vaksin yang beredar di Medan resmi, berasal dari sumber yang jelas yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Rumah sakit baik pemerintah maupun swasta serta puskesmas dan klinik drop vaksinnya berasal dari Dinas Kesehatan, yang didapat dari Kemenkes tersebut.
“Vaksin itu banyak pengambilannya dari Dinas Kesehatan. Kita mendapatkannya dari Kemenkes melalui Provinsi baru di drop ke puskesmas ataupun langsung mengambilnya ke Dinas,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dokter Ramlan Sitompul mengungkapkan, pemerintah harus bertanggung jawab atas terjadinya masalah vaksin palsu ini. Karena vaksin bagi anak menyangkut masa depan bangsa.
“Bisa saja dicurigai memang ada yang mengatur secara terstruktur. Apalagi persoalan vaksin palsu ini bukan yang pertama kali terjadi, dan penanganan sebelumnya tidak tuntas,” ujarnya.
Ramlan mengaku, dokter tidak bisa membedakan mana vaksin yang asli maupun yang palsu. Karena dokter sifatnya hanya menggunakan saja.
“Kita tidak pernah diajari membedakan vaksin asli atau palsu. Jadi pemerintah lah yang harus mengawasi,” katanya.
Ramlan melanjutkan, bisnis vaksin ini memang sangat besar keuntungannya. Sebab, satu buah vaksin memiliki harga yang tergolong mahal.
“Satu vaksin itu bisa berharga 200 ribu hingga 500 ribu. Ini sangat mahal, sehingga menjadi orientasi yang menguntungkan untuk memalsukannya. Selain itu perang saat ini trendnya tidak lagi dengan kekerasan, tetapi melalui obat-obatan seperti vaksin palsu ini,” pungkasnya.(W04).
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
kotaDiduga Tipu Anggota Plasma ,Ketua Koperasi FKI Mandiri Dilaporkan ke Polisi
kotaDensus 88 AT Sumut dan BBPVP Medan Bersinergi Cegah Penyebaran Paham Radikalisme
kotasumut24.co MedanTelkomsel melalui program impact incubator unggulannya, NextDev, kembali hadir di Kota Medan dalam rangkaian roadshow Next
Ekbissumut24.co TANJUNGBALAI, M alias N (49) kelimpungan begitu didatangi personel team Satnarkoba Polres Tanjungbalai. Diapun kemudian dicomot
Newssumut24.co TAPTENG, Dalam semangat memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke80, PT PLN (Persero) terus menyalakan harapan bagi masyaraka
NewsResmikan Dua Masjid di Madina, Ijeck Kenang Kali Pertama Datang Bersama Alm Haji Anif
kotaMedan sumut24.co Tim Unit Reskrim Polsek Medan Baru berhasil menangkap 2 orang terduga pelaku pencurian besi panel lampu merah (Rayap Besi
HukumPerkuat Tata Kelola dan Mitigasi Risiko Hukum, Bank Sumut dan Kejatisu Tingkatkan Kerja Sama
kotaSPS Aceh Panen Apresiasi, Sukses Jadi Tuan Rumah Rakernas dan HUT ke79
kota