Belawan Rawan “Bajing Loncat”

BELAWAN | SUMUT24
Terkesan melakukan pembiaran oleh pengawal (pengawas.red) dari pihak Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) terhadap truk-truk pembawa muatan dari kapal yang sedang bongkar muat di Pelabuhan Indonesia I Belawan, berdampak makin rawannya aksi penjarahan.

Faktanya pada Senin (25/1) pukul 17.15 Wib, 3 unit truk nomor polisi BK-8598 CR, BK-9145 CR dan BK-9146 CR bermuatan gula pasir curah asal Australia yang dibawa kapal MV Ocean Hawk dan diangkut dari gudang 111-112, sementara kejadian persis di depan Pos Sub Dempom, Jalan Sumatera Belawan. Penjarahan yang disertai dengan pengeroyokan, penganiayaan dan perampasan harta benda tersebut menyebabkan barang milik supir dan kenek truk berupa 2 buah handphone, surat-surat kendaraan, dan sejumlah uang raib, kerugian total ditaksir mencapai jutaan rupiah, kejadian tersebut disaksikan banyak disaksikan para pengendara yang saat kejadian sedang mengalami kemacetan.

Setelah mengetahui muatan truknya dijarah oleh para “bajing loncat” atau yang lebih sering disebut dengan “lawa-lawa” dengan sigap para pengemudi truk langsung melakukan perlawanan dan pengejaran terhadap para penjahat jalanan tersebut, sempat disaksikan oleh wartawan, terjadi aksi pengeroyokan dan penganiayaan terhadap dua orang supir yang bernam Soleh (40) warga Perbaungan Kabupaten Sergai dan Sawon (42) warga Indarapura Kabupaten Batu Bara serta satu orang kenek bernama Deni alias Baling (15) warga Belawan, Soleh mengalami koyak pada bibirnya akibat pemukulan menggunakan kayu, sedangkan Sawon mengalami penikaman di bagian tangan, kemudian Baling mengalami luka lembam disekujur wajah, sampai berita ini diturunkan belum ada informasi pasti apakah ketiganya sudah membuat laporan ke Polsek Belawan dan di rumah sakit mana mereka dirawat.

Dihari yang sama, pada pukul 20.00 Wib di Kawasan Industri Medan (KIM) II, tepatnya di depan PT Medan Sugar Industri sekaligus tempat pembongkaran gula curah yang dijarah, wartawan sempat mewancarai perwakilan dari pengangkutan PT Prima Jaya Perkasa yang diwakili oleh Manager HRD Benito Mosili dan dari pihak EMKL diwakili oleh H. M Junaidi Pangaribuan atau yang akrab dipanggil Masken, keterangan Beni saat ditanyai prihal keamanan dalam menggiring truk-truk bermuatan tersebut menjelaskan, bahwa secara peraturan atau kesepakatan kerjasama antara pihak pengangkutan dan EMKL soal keamanan baik muatan maupun keselamatan awak angkutan seluruhnya ditanggung oleh pihak EMKL, hal tersebut tidak dibantah oleh HM Junaidi Pangaribuan.

Menyikapi pernyataan Beni, Junaidi Pangaribuan menyarankan agar segera melaporkan oknum-oknum pengawal/pengawas serta para awak truk yang melakukan penjarahan pada muatan truknya sendiri. Junaidi juga mencurigai adanya kerjasama antara oknum pengawal/pengawas truk dengan pihak “bajing loncat” atau “lawa-lawa”, tegas beliau. Untuk itu Junaidi berharap agar Polisi segera melakukan tindakan tegas terhadap para oknum pengawal dan awak truk yang nakal.
Diharapkan atas kejadian tersebut, pihak kepolisian khususnya Polres Pelabuhan Belawan agar dapat menempatkan petugasnya berpakaian preman di titik-titik yang rawan kejahatan “bajing loncat” sekaligus melakukan tindakan tembak di tempat bagi pelaku kejahatan tersebut bila melakukan perlawanan terhadap petugas, hal ini disampaikan oleh para korban dan awak supir truk lainnya di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Ketika hal ini dikonfirmasi ke Kapolsek Belawan Kompol Tosim Sinaga melalui via seluler, Selasa (26/1), beliau menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan terkait kejadian tersebut, untuk itu diminta korban segera membuat laporan resmi.(Lis)