
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
kotaBaca Juga:
Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sekaligus Presidium Pergerakan Rakyat Indonesia Makmur Adil (Prima), Sutrisno Pangaribuan, menilai Presiden Prabowo Subianto perlu meminta pertanggungjawaban Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Keduanya dinilai lalai dalam menjalankan fungsi pencegahan.
"Pemerintah memiliki perangkat lengkap untuk mengantisipasi setiap dinamika masyarakat, mulai dari Kemendagri, Polri, BIN, BAIS, BSSN, Kementerian Komunikasi dan Digital, hingga Komcad. Namun semua perangkat itu tidak bekerja atau hasil kerjanya diabaikan," tegas Sutrisno dalam keterangan tertulis, Senin (8/9/2025).
Gejolak Berawal dari Pati
Aksi besar-besaran pertama tercatat di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 10–13 Agustus 2025. Lebih dari 100.000 orang turun ke jalan menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen. Gelombang protes kemudian menjalar ke berbagai daerah seperti Bone, Cirebon, Semarang, hingga Jombang.
Namun, menurut Sutrisno, baik Kemendagri maupun Polri tidak sigap membaca situasi. Padahal Kemendagri memiliki perangkat intelijen melalui Bakesbangpol di daerah, dan Polri melalui intelkam serta Bhabinkamtibmas di desa-desa.
Aksi Nasional Meluas
Puncak amarah massa terjadi setelah pengumuman tunjangan pengganti rumah dinas anggota DPR, ditambah aksi sejumlah anggota dewan yang dianggap melecehkan rakyat. Massa kemudian menyerbu sejumlah rumah pejabat, mulai dari Nafa Urbach, Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio hingga Sri Mulyani.
Komnas HAM mencatat adanya dugaan kekerasan aparat dalam aksi tersebut. Pemerintah pun menyebut kerugian negara akibat kerusakan fasilitas umum mencapai Rp950 miliar, belum termasuk biaya pengobatan korban dan biaya operasional aparat.
Tuntutan Mundur
Atas kondisi tersebut, Sutrisno menegaskan Kapolri dan Mendagri seharusnya mengundurkan diri secara gentleman. Jika tidak, Presiden Prabowo diminta memberhentikan keduanya demi penyegaran kabinet dan soliditas pemerintahan.
"Listyo dan Tito terlalu lama menjabat sehingga menimbulkan stagnasi. Jika tidak diberhentikan, Presiden Prabowo akan kehilangan momentum untuk menunjukkan keberanian politiknya," ujarnya.
Ia menegaskan, keberanian Presiden Prabowo mengambil sikap tegas akan menentukan posisi Indonesia di mata dunia. "Apakah kita akan menjadi macan Asia, atau hanya kucing peliharaan yang diberi nama Bobby," tutup Sutrisno.rel
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
kotaDiduga Tipu Anggota Plasma ,Ketua Koperasi FKI Mandiri Dilaporkan ke Polisi
kotaDensus 88 AT Sumut dan BBPVP Medan Bersinergi Cegah Penyebaran Paham Radikalisme
kotasumut24.co MedanTelkomsel melalui program impact incubator unggulannya, NextDev, kembali hadir di Kota Medan dalam rangkaian roadshow Next
Ekbissumut24.co TANJUNGBALAI, M alias N (49) kelimpungan begitu didatangi personel team Satnarkoba Polres Tanjungbalai. Diapun kemudian dicomot
Newssumut24.co TAPTENG, Dalam semangat memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke80, PT PLN (Persero) terus menyalakan harapan bagi masyaraka
NewsResmikan Dua Masjid di Madina, Ijeck Kenang Kali Pertama Datang Bersama Alm Haji Anif
kotaMedan sumut24.co Tim Unit Reskrim Polsek Medan Baru berhasil menangkap 2 orang terduga pelaku pencurian besi panel lampu merah (Rayap Besi
HukumPerkuat Tata Kelola dan Mitigasi Risiko Hukum, Bank Sumut dan Kejatisu Tingkatkan Kerja Sama
kotaSPS Aceh Panen Apresiasi, Sukses Jadi Tuan Rumah Rakernas dan HUT ke79
kota