Medan|Sumut24
Letak geografis Kota Pematang Siantar sangat strategis dan merupakan kota nomor dua terbesar di Sumatera Utara, hanya berjarak 128 Km dari Kota Medan dan 52 Km dari Kota Parapat serta menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak mengunjungi Danau Toba.
“Selain itu, Pematang siantar juga termasuk daerah yang subur dan dekat dengan sumber bahan-bahan pangan, harus bisa memberi manfaat bagi 300 ribu lebih warga Pematangsiantar. Jika potensi ini tak dilirik dan dikelola dengan baik, maka kita hanya akan jadi penonton di rumah kita sendiri,” ujar PJ Wali Kota Pematangsiantar Drs Jumsadi Damanik, SH MHum saat menerima kunjungan Pimpinan Umum/Pemimpin Redaksi Harian Sumut24, Rianto Ahgly SH di ruang kerjanya, kemarin.
Menurut Drs Jumsadi Damanik, SH MHum yang dilantik, tanggal 8 Desember 2015 oleh Plt Gubsu H T Erry Nuradi sebagai penjabat Wali Kota Pematangsiantar, letak Kota Pematangsiantar yang sangat strategis, serta menjadi perlintasan destinasi Danau Toba dan Berastagi, harus dijadikan peluang dalam rangka mengembangkan bisnis.
Srategi pengembangan potensi ekonomi daerah ini harus dibuat berdasarkan peluang serta potensi yang dimiliki. Tentunya, dengan menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki lewat kebijakan-kebijakan pemerintah yang ramah terhadap dunia usaha. Termasuk pembangunan tugu icon Kota Pematangsiantar yakni sebuah BSA dan mempersiapkan museum barang antik, termasuk kendaraan-kendaraan tua yang ada di Siantar.
“Dengan pengelolaan yang baik dan profesional, tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian di daerah, yaitu dengan semakin banyaknya usaha-usaha baru yang berdiri. Tenaga kerja yang semakin mudah terserap, pendapatan asli daerah semakin bertambah, dan meningkatnya indeks perekonomian daerah,” jelas Pj Wali Kota Pematangsiantar Drs Jumsadi Damanik, SH MHum yang menjadi salah satu penerima Anugerah SUMUT24 Dahsyat AWARD pada HUT ke 4 Harian Sumut24 tanggal 20 Maret 2016 mendatang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka seharusnya Pematangsiantar bisa mengambil peluang dari letaknya yang cukup strategis. Dengan demikian maka pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar daerah ini dapat berkembang serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Dan juga jika dapat digunakan faktor tersebut untuk membuka lapangan kerja sekaligus menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi.
Penjabat Wali Kota Pematangsiantar, Jumsadi Damanik SH MHum mengatakan, letak Kota Pematangsiantar yang sangat strategis, serta menjadi perlintasan destinasi Danau Toba dan Berastagi, harus dijadikan peluang dalam rangka mengembangkan bisnis. Kota berhawa sejuk ini, harus bisa mencontoh Kota Yogyakarta yang menjadi transit wisatawan yang hendak ke kota-kota di Jawa Tengah.
“Mereka bermalam, berbelanja, menikmati kuliner, hiburan rakyat, pagelaran budaya dan sebagainya. Pematangsiantar sangat berpeluang secara ekonomis menjadi kawasan mirip Yogyakarta. Karena lokasinya jauh dari Kota Medan. Karena itu, kehadiran Siantar City Mall sebagai kawasan bisnis modern sangat berpeluang ekonomis dalam pengembangan kota,” ujar Drs Jumsadi Damanik, SH MHum.
Secara rinci dijelaskan mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara itu, hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun yang investasinya triliunan rupiah, serta pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara, tentu peluang besar bagi Pematangsiantar.
Di sisi lain dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Pemerintah Kota Pematangsiantar merangkul para penggiat wisata, budaya, pengusaha kuliner serta transportasi Becak Siantar, serta Tamah Hewan Pematangsiantar. Dalam hal ini Pemko Pematangsiantar melihat peluang dengan adanya destinasi yang bisa diandalkan untuk menjual Siantar (mempromosikan).
“Tentunya dalam menghadapi MEA ini, perlu dilakukan pendataan lokasi wisata dan kekayaan budaya serta kuliner dan lainnya. Kemudian dilakukan penyesuaian, mulai dari tarif angkutan becak, tarif hotel dan kuliner khas Siantar. Mau tidak mau Siantar harus siap dalam menghadapi MEA. Kita sudah mulai mempersiapkannya,” tegas Drs Jumsadi Damanik, SH MHum.
Guna menopang destinasi wisata tersebut menurut Pj Walikota, berbagai infrastruktur harus dipersiapkan, antara lain, penataan lokasi wisata, kondusifitas atau keamanan, souvenir (ole-ole), kuliner, hiburan (kesenian), perhotelan, transportasi dan sebagainya.
Dengan dikembangkannya kuliner di kota ini selain untuk memperkenalkan kota Pematangsiantar dan menarik pengunjung, juga akan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, pendapatan ekonomi masyarakat pun meningkat dan juga ikut membatu dalam meningkatkan devisa negara.
“Ini menjadi tantangan bagi kita jika kita komit menjadikan Pematangsiantar jadi tujuan wisata,” ujar Wali Kota Pematangsiantar. (Red)