Senin, 02 Juni 2025

Jejak Kolonial di Jantung Medan: Cremerweg 1927 dan Jalan Balai Kota Kini

Administrator - Sabtu, 31 Mei 2025 23:18 WIB
Jejak Kolonial di Jantung Medan: Cremerweg 1927 dan Jalan Balai Kota Kini
Jalan Balai Kota, salah satu kawasan tersibuk dan paling bersejarah di pusat Kota Medan, menyimpan banyak kisah masa lalu yang tertinggal di balik kemegahan bangunan-bangunan tuanya.ist
Medan | Sumut24.co

Baca Juga:
Jalan Balai Kota, salah satu kawasan tersibuk dan paling bersejarah di pusat Kota Medan, menyimpan banyak kisah masa lalu yang tertinggal di balik kemegahan bangunan-bangunan tuanya. Dulu dikenal sebagai Cremerweg, nama ini diambil dari J.F. Cremer, tokoh penting kolonial Belanda. Pada tahun 1927, jalan ini sudah menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan Hindia Belanda di Sumatera Timur.

Salah satu bangunan yang menonjol di sepanjang Cremerweg kala itu adalah Julianahuis, yang terletak tepat di sebelah kanan Kesawan, atau yang kini dikenal sebagai Jalan Jenderal Ahmad Yani. Bangunan bergaya kolonial ini awalnya merupakan kantor dari perusahaan dagang Inggris ternama Harrisons & Crosfield, yang aktif dalam perdagangan hasil bumi seperti tembakau, karet, dan teh.

Kini, Julianahuis tetap berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu perkembangan Medan dari kota kolonial menjadi kota metropolitan. Bangunan ini saat ini digunakan sebagai kantor pusat perusahaan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), sebuah perusahaan agribisnis yang bergerak dalam produksi minyak kelapa sawit dan karet. Perusahaan ini merupakan kelanjutan dari warisan ekonomi kolonial yang bertransformasi menjadi entitas bisnis modern Indonesia.

Perubahan nama Cremerweg menjadi Jalan Balai Kota mencerminkan pergeseran kekuasaan dari tangan kolonial ke Republik Indonesia, namun fungsi strategis kawasan ini tidak berubah. Jalan Balai Kota tetap menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan bisnis, dengan Hotel Grand Aston, Bank Indonesia, dan Kantor Wali Kota Medan berdiri di sekitarnya.

Meski banyak bangunan kolonial di Medan mengalami perubahan atau bahkan dihancurkan, keberadaan Julianahuis menjadi simbol penting upaya pelestarian sejarah arsitektur kota. Pemerhati sejarah dan arsitektur berharap bangunan ini terus dirawat agar generasi mendatang dapat melihat dan memahami masa lalu kota ini yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.red

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Komisi Kejaksaan Apresiasi Kejagung Usut Dugaan Korupsi PT. Pertamina
Pjs. Bupati Asahan Melakukan Upacara Ziarah Nasional dalam Rangka HUT Ke 79 TNI
Deklarasi dan Pelantikan Pengurus YBCI Chapter Aceh Sumut
ICDX Edukasi Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Kepada Insan Pers di Daerah
Pj Bupati Paluta Serahkan Penghargaan kepada Pimpinan OPD atas Capaian, Ini Daftarnya
komentar
beritaTerbaru