Gandeng Masyarakat, Sihar P. Sitorus Komit Bangun Generasi Sehat Lewat Program Makan Bergizi

sumut24.co -Madina, Anggota DPR RI Komisi IX, Sihar P. Sitorus, mendorong agar Program Makan Bergizi Gratis dijalankan dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program nasional ini sangat ditentukan oleh komitmen bersama dalam pelaksanaannya di lapangan.

Baca Juga:

• Langsung di Lapangan: Wapres Gibran Dengarkan Keluhan Korban Banjir Tapsel dengan Berjongkok
• Tim Dukkes Satgas Gulbencal Kodam I/BB Berikan Pelayanan Kesehatan Warga Banjir dan Longsor di Adiankoting
• Hari Guru Nasional 2025, Bupati Asahan Tegaskan Guru sebagai Pondasi Generasi Emas

"Rakyat harus sejahtera, sehat, dan bergizi. Tapi semua itu butuh komitmen nyata. Pemerintah dan rakyat harus berjalan searah, bukan saling menyalahkan," ujar Sihar dalam Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis yang digelar di Aula Desa Kampung Baru, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal, pada Jumat (17/8/2025).

Menurutnya, program gizi gratis bukan sekadar bantuan pangan, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun generasi muda yang sehat dan produktif. Karena itu, ia mengingatkan agar pelaksanaan program ini tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di akar rumput.

Sihar juga menyoroti pentingnya pengawasan dalam pelaksanaan program tersebut. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut mengawasi agar setiap bantuan benar-benar sampai kepada yang berhak.

"Program ini tidak boleh berhenti di wacana. Harus benar-benar menyentuh kebutuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah di daerah terpencil," tegasnya.

Hal senada disampaikan oleh Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Tati Herlia, yang menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan program di berbagai daerah.

"Jika masyarakat menemukan pelaksanaan yang tidak sesuai, silakan lapor ke situs resmi [www.bgn.go.id](http://www.bgn.go.id). Kami sudah menetapkan standar operasional, termasuk kebersihan, kualitas gizi, dan waktu memasak maksimal lima jam," ungkapnya.

Tati menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting untuk menjaga kualitas makanan bergizi yang disalurkan. Dengan begitu, program ini bisa berjalan efektif, transparan, dan berkelanjutan.

Sementara itu, narasumber dari Dinas Kesehatan Mandailing Natal, drg. Nikmah, M.K.N, menyebutkan bahwa program makan bergizi gratis sangat penting dalam upaya menekan angka kekurangan gizi dan meningkatkan konsentrasi belajar anak-anak sekolah.

"Menu yang disiapkan mengandung karbohidrat, protein, buah, dan sayur dalam porsi seimbang. Bahan pangan juga disesuaikan dengan potensi lokal agar mudah diperoleh dan tetap terjangkau," jelasnya.

Ia menambahkan, pendekatan berbasis kearifan lokal tersebut bukan hanya membantu ketahanan pangan daerah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan hasil tani dan produk masyarakat sekitar.

Kegiatan sosialisasi di Desa Kampung Baru berlangsung penuh semangat dan partisipasi aktif dari masyarakat. Warga menyambut baik program Makan Bergizi Gratis yang dinilai sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesehatan anak-anak Indonesia.

Banyak orang tua berharap program ini terus berlanjut dengan pengawasan yang merata dan transparansi tinggi di setiap daerah. Mereka menilai bahwa langkah ini mampu membantu keluarga berpenghasilan rendah untuk memastikan anak-anak mereka tetap mendapatkan asupan gizi seimbang.(zal)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News

Langsung di Lapangan: Wapres Gibran Dengarkan Keluhan Korban Banjir Tapsel dengan Berjongkok

Tim Dukkes Satgas Gulbencal Kodam I/BB Berikan Pelayanan Kesehatan Warga Banjir dan Longsor di Adiankoting

Hari Guru Nasional 2025, Bupati Asahan Tegaskan Guru sebagai Pondasi Generasi Emas

Kualitas Kesehatan Hari Ini Menentukan Peradaban Bangsa Dihari Esok

Paska Banjir Merendam Kota Medan, Masyarakat Rela Antri BBM

Tokoh Masyarakat Ingatkan Peran Pejabat sebagai Pelayan Publik, dan Soroti Polemik yang Melibatkan Dokter Tifa