Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
kota
Baca Juga:
Jakarta I Sumut24.co
Berbagai sineas dan Visinema hari ini berbagi strategi untuk dorong perfilman Indonesia jadi kelas dunia, bisa bersaing dengan Korea dan Hollywood sekalipun. Strategi tersebut termasuk peningkatan kualitas film, dan juga ekspansi di luar produksi film seperti distribusi dan pengembangan Intellectual Property (IP). Hal ini diungkapkan menyusul pengumuman resmi dari film Busan International Film Festival (BIFF) 2023, dimana dua produksi film panjang Visinema akan diputar perdana di BIFF 2023; yaitu “24 Jam Bersama Gasparâ€, produksi bersama KawanKawan Media dan “Ali Topanâ€, produksi bersama Kebon Studio. Visinema adalah satu-satunya production house Indonesia dimana dua produksi filmnya diputar di BIFF 2023. Selain itu, film Ziarah yang sedang diputar di Bioskop Online, juga diputar dalam program khusus di BIFF.
Angga Sasongko, Founder dan CEO Visinema menyatakan, “Saya yakin potensi industri film Indonesia bisa sebesar Korea atau Hollywood sekalipun karena kita memiliki cerita yang relevan tidak hanya untuk penonton Indonesia tapi juga global. Hal ini tercermin dari dukungan berbagai festival film internasional seperti Busan, serta respon penonton internasional di berbagai streaming platform terhadap film Indonesia. Namun untuk merealisasikan potensi industri, tidak bisa hanya mengandalkan produksi film berkualitas saja. Oleh karena itu, Visinema juga tengah berekspansi di luar produksi film, dengan mengembangkan distribusi konten melalui Bioskop Online, hingga pengembangan Intellectual Property (IP). Saat ini potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah.â€
Visinema akan menjadi satu-satunya production house Indonesia dimana dua produksi filmnya akan diputar di Busan International Film Festival. Film tersebut adalah “Ali Topan†yang akan tayang perdana dan juga “24 Jam Bersama Gasparâ€, yang selain pemutaran perdana juga akan menjadi satu-satunya perwakilan film panjang Indonesia yang berkompetisi untuk mendapat penghargaan Kim Ji Seok Award di Busan. Anak perusahaan Visinema, Bioskop Online juga tengah memutar “Ziarahâ€, salah satu film yang akan diputar dalam program khusus Indonesia yang bertajuk, “Renaissance of Indonesian Cinema.â€
Dalam acara yang sama, Reza Rahadian, aktor “24 Jam Bersama Gaspar†dan juga Ketua Komite Festival Film Indonesia menyatakan optimisme yang sama terhadap potensi industri film Indonesia. “Sudah ada 147 film Indonesia yang siap tayang di tahun ini, menandakan resiliensi Indonesia yang sempat ditantang saat pandemi, dan sekarang sudah bangkit dan berkarya lebih dari sebelumnya. Resiliensi ini, ditambah potensi pasar yang besar dan perkembangan pesat talenta filmmaker Indonesia membuat saya jadi makin yakin bahwa Indonesia tidak hanya bisa jadi pasar bagi film internasional, tapi jadi pemain besar di industri global. Harapannya setelah dapat pengakuan dari festival film sebesar Busan, ke depannya perfilman Indonesia, termasuk filmmakersnya akan makin jadi perhatian industri film global.”
Sidharta Tata, sutradara Ali Topan, yang juga merupakan generasi baru sineas Indonesia menambahkan, “Sebagai sutradara baru, prioritas kami adalah terus meng-upgrade diri, dengan menawarkan hal yang baru. Saya berharap partisipasi di film festival bisa menambah inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas produksi selanjutnya dan juga menambah exposure ke audiens serta filmmaker global.”
Menurut data Media Partners Asia, investasi konten video dan film Indonesia meningkat 13% di tahun 2022, senilai $979juta, terbesar di Asia Tenggara. Busan International Film Festival (BIFF), salah satu film festival paling bergengsi juga mendukung pentingnya peran sinema Indonesia di kancah global melalui berbagai program khusus Indonesia di BIFF yang akan berlangsung Oktober 2023 ini.
“Setelah industri film Indonesia terbukti resilient dan sustainable, muncul fase baru bagi industri yaitu growth. Visinema berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan film Indonesia dengan menjadi platform bagi sineas, penonton dan pemain industri berkembang bersama. Kami percaya Indonesia memiliki banyak sekali storytellers, story dan penonton yang akan menjadikan Indonesia salah satu pemain terbesar di kancah global,†tutup Angga.
Setahun belakangan, Visinema telah mencetak berbagai pencapaian. Dari sisi produksi film, Visinema Pictures telah mencetak hits seperti “Mencuri Raden Salehâ€, yang telah ditonton lebih dari 2,3 juta penonton bioskop dan juga “Hari ini Akan kita Ceritakan Nanti†salah satu top-10 Netflix. Baru-baru Ini, Visinema juga telah mengakuisisi Intellectual Property (IP) seri animasi populer Nussa, menjadikan total potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah. Di ranah distribusi, Bioskop Online sendiri telah diakses oleh lebih dari 11 juta penonton dengan lebih dari 200 konten lokal dari 100+ pembuat film di 15+ provinsi Indonesia.(red-1)
Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
kota
KPK Diminta Segera Panggil Bobby Nasution Terkait Kasus OTT Topan Ginting
kota
Ketua YHA Ijeck Resmikan Masjid ke 60 di Kabupaten Mandailing Natal
kota
KORSA Nilai Sekda Sumut Profesional Tangani Kebijakan Pangan, Kritik DPRD Dinilai Kurang Proporsional
kota
Hasyim SE Buktikan Politik Humanis Berbagi Bersama Santri dan Anak Panti di HSN
kota
SMAN 1 Medan Unggul Sementara, Turnamen Kapolda Sumut Cup 2025 Semakin Seru Menuju Semifinal
kota
Wujud Kepedulian Polri! Brimob Polda Sumut Antar Jemput Anak Sekolah di Tapanuli Selatan
kota
Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
kota
Bupati Simalungun Kunjungi RSUD Tuan Rondahaim Pastikan Pelayanan Prima untuk Masyarakat
kota
Terbongkar di Sidang Kebohongan Mulyono Ternyata Terima Suap Rp1,175 M, Bukan Rp200 Juta
kota