Kamis, 23 Oktober 2025

Wali Kota Medan Upayakan Bangun Penampungan Gepeng

Administrator - Selasa, 07 Juni 2016 06:41 WIB
Wali Kota Medan Upayakan Bangun Penampungan Gepeng

MEDAN-SUMUT24

Baca Juga:

Wali Kota Medan,Drs. HT Dzulmi Eldin, M.Si melalui Kadinsosnaker Medan, Armansyah S Lubis menyatakan siap menyediakan dan menganggarkan pembangunan (penampungan) gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Medan.

Untuk itu, Dinsosnaker Medan terus melakukan penertiban kepada anak jalanan (anjal) dan gelendangan pengemis (Gepeng) dan melakukan pembinaan secara rutin. Sehingga para gepeng yang sudah ditangkap bisa dibina dan tak keluar masuk panti lagi.

Kadinsosnaker Medan, Armansyah S Lubis melalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Dinsosnaker Medan, Zailun SH, MAP, Senin (6/6) mengatakan, sedikitnya ada 50 anjal dan gepeng yang telah kita amankan sejak April hingga sekarang.

“Mereka biasanya kita bawa ke panti asuhan Punge di Binjai. Kita belum ada miliki panti sendiri, jadi selama ini kita hanya menertibkan lalu diserahkan ke Dinsosnaker Provinsi,” katanya.

Kedepannya, ujar Armansyah S Lubis, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan sangat terus berusaha agar rumah gepeng di Medan cepat dibangun. Bila ada tempat penampungan, ujar Zailun SH, memudahkan membinanya dan tak menumpangkan mereka ke Dinsosker Summut.

Ditambahkannya, pihaknya selama ini tak hanya mengamankan anjal dan gepeng saja. Namun para PSK juga ikut ditertibkan. “Ada 17 pekerja seks komersial (PSK) yang telah kita jaring razia. Selanjutnya PSK tersebut langsung kita bawa ke panti Parawarsa kawasan Berastagi Kabupaten Tanah Karo,” tambahnya.

Di sisi lain, Zailun juga mengungkapkan jumpah anjal dan pengemis yang ada di Kota Medan. Ada sebanyak 90 persen Anjal dan pengemis yang mangkal di jalanan di Kota Medan bukan merupakan warga Kota Medan.

“Dari seluruh gepeng yang tersebar dan beroperasi di Kota Medan mayoritas berasal dari luar Kota Medan. Selama di panti asuhan mereka mendapat pembinaan bahkan diajari berkarya agar bisa mandiri. Namun setelah keluar, mereka kembali lagi ke jalanan. Pasalnya tidak ada tempat menetap,” jelasnya.

Menurut Zailun, banyaknya anjal dan pengemis yang masuk ke Kota Medan karena penghasilan yang didapat lebih besar ketimbang mereka bekerja di tempat asalnya. Zailun juga mengimbau kepada warga Medan agar tidak sembarangan memberikan sedekah di pinggir jalan kepada para anjal dan pengemis. Menurutnya, jika ada keinginan membantu, maka lebih baik disumbangkan langsung ke panti asuhan yang ada.

Medan Berpotensi Kota Gepeng

Seperti yang sempat diberitakan sebelumnya, Medan sebagai salah satu kota dengan predikat metropolitan, ternyata menyimpan banyak gelandangan dan pengemis di tiap sudut kota.

Pantauan SUMUT24, Bahkan pemandangan yang menunjukkan para gepeng berseliwerandimana-mana, terkesan sudah biasa bagi kalangan masyarakat Kota Medan.

“Sudah biasa ibu itu tidur di situ, kadang mau juga dia pindah ke ruko yang lain,” ujar Andri, seorang warga Jalan Jend. Ahmad Yani, Medan kepada wartawan.

Sementara itu Andri yang emperan rukonya selalu tumpangi para gepeng beristirahat mengatakan, perempuan tua itu tidak memiliki tempat tinggal sehingga terpaksa numpang tidur di emperan tokonya. Tidak hanya satu, banyak gelandangan lain yang juga mengalami nasib serupa dengannya.

Bila Pemko Medan terus membiarkan para gempang dan anjal bebas berkeliaran dan menunmpangi tempat atau ruko-ruko yang kosong, tentu keindahan Kota Medan sangat terusik. Artinya, ujar Andri, ini pekerjaan rumah (PR) bagi Pemko Medan yakni Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin untuk segera menertibkan para gepeng dan anjal yang jelas-jelas merusak dan membuat Kota Medan kurang asri dan nyaman.

“Bila ini terus dibiarkan Wali Kota Medan, bisa jadi Kota Medan berpeluang disebut Kota Gepeng,” ujar Andri. Dibina Bukan Dibiarkan

Sementara itu, Praktisi Hukum di Medan, Hatta SH yang dimintai komentarnya seputar masih bebas berkeliarannya gepeng dan anak jalanan ini meminta kepada Pemko Medan, untuk lebih serius menangani ‘penyakit’ masyarakat ini.

Dikatakannya, gepeng dan anjal itu adalah penyakit masyarakat yang harus diobati (dibina) bukan dibiarkan jumlan terus bertambah dari hari ke hari. Apalagi saat bulan suci Ramadhan ini, mestinya Pemko Medan melalui Dinas Sosial terus melakukan penertiban.

Momen Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya sering dimanfaatkan bagi gepeng dan anjal untuk beroperasi (mencari rezeki). Tapi kalau mereka tak dibina dengan beragam ketrerampilan, sama artinya pemeriuntah sengaja menelantarkan mereka.

“Ini tugas dan kewajian Pemko Medan dan semua pihak (masyarakat) untuk sama-sama menertibkan gepeng dan anjal ini. Jangan sampai penyakit masyarakat ini terus berkembang dan jumlahnya membengkak, hingga akhirnya membuat masyarakat Kota Medan semakin resah dan tak nyaman lagi. (W07/W011/R03)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
SPS Aceh Panen Apresiasi, Sukses Jadi Tuan Rumah Rakernas dan HUT ke-79
Ketua MPW Pemuda Pancasila H. Musa Rajekshah Imbau Kader Jaga Ketertiban Saat Mubes XI dan HUT ke-66 di Jakarta
Akan Direlokasi ke Jalan Sutomo, PKL di Jalan Diponegoro Ditertibkan
Perkuat Sinergi dan Kepastian Hukum, Kejati Kepri dan PT Nindya Karya Teken Perjanjian Kerja Sama.
Bertemu Ketua NasDem Sumut Kapolrestabes Medan Sampaikan Permintaan Maaf
DPRD Sumut Soroti Surat Edaran Sekda ASN Beli Cabai Buruk, Desak Evaluasi Dan Ganti Dirut PT Dirga Surya
komentar
beritaTerbaru