Senin, 22 Desember 2025

Refleksi Dies Natalis ke-62 PIKI dan Perayaan Natal 2025

Administrator - Sabtu, 20 Desember 2025 12:35 WIB
Refleksi Dies Natalis ke-62 PIKI dan Perayaan Natal 2025
Istimewa
Baca Juga:


Medan -Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (DPD PIKI) Sumatera Utara melaksanakan Dies Natalis ke-62 Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Perayaan Natal, bertempat di GBI T.O.D JW Marriott Medan, Jumat (19/12/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus DPC PIKI se-Sumatera Utara, Dewan Pembina, Dewan Pakar, tokoh akademisi, organisasi masyarakat, serta tokoh-tokoh gereja, sebagai wujud konsolidasi intelektual dan spiritual PIKI dalam merespons tantangan bangsa, khususnya krisis ekologis yang semakin nyata.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD PIKI Sumatera Utara, Dr. Naslindo Sirait, menyampaikan orasi reflektif berjudul "Jalan Mewujudkan Keadilan Ekologis". Ia menegaskan bahwa memasuki tahun 2025, masyarakat Indonesia sebenarnya membawa harapan baru seiring hadirnya pemerintahan baru di berbagai tingkatan Namun, harapan tersebut kembali diuji oleh rangkaian bencana hidroklimat, seperti banjir dan longsor, yang terjadi di berbagai wilayah.

"Di penghujung tahun, bangsa ini kembali dihadapkan pada situasi darurat bencana. Konsentrasi pemerintah dan masyarakat tersedot pada penanganan tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi," ujarnya.

Dr. Naslindo mengungkapkan bahwa per 18 Desember bencana tersebut berdampak pada sekitar 1,7 juta jiwa, dengan 338 korban meninggal, 138 orang hilang, puluhan ribu rumah rusak, serta kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp16,89 triliun. Hingga kini, lebih dari 42 ribu jiwa masih berada di pengungsian.

Dalam konteks itu, PIKI mengajak seluruh elemen bangsa untuk menumbuhkan empati dan solidaritas kemanusiaan, tidak berhenti pada sikap menyalahkan, tetapi bergerak nyata membantu korban sesuai kemampuan masing-masing.

Menurut PIKI, bencana ekologis bukan semata peristiwa alam, melainkan buah dari perilaku manusia yang merusak keseimbangan lingkungan. Perubahan fungsi hutan, reklamasi, alih guna lahan, dan manipulasi sistem alam telah menggeser dunia dari Epoch Holocene menuju Epoch Anthropocene, di mana aktivitas manusia menjadi faktor dominan perubahan bumi.

"Alam tidak pernah berniat mencelakakan manusia. Ketidakseimbangan terjadi karena relasi yang timpang, ketika manusia menempatkan diri sebagai pusat dan alam sekadar objek," tegasnya.

Sebagai gerakan intelektual, PIKI menilai penanganan bencana tidak cukup bersifat reaktif. Diperlukan pergeseran paradigma menuju pencegahan bencana, melalui penataan ruang yang berkeadilan ekologis, penguatan kebijakan pengelolaan sumber daya alam, reformasi instrumen hukum dan ekonomi, serta pendidikan lingkungan yang berkelanjutan.

PIKI juga menekankan pentingnya membangun masyarakat tangguh bencana, mengingat lebih dari 83 persen wilayah Indonesia rawan bencana. Semakin tinggi kapasitas masyarakat, semakin kecil risiko bencana yang ditimbulkan.

Dalam refleksinya, PIKI menyerukan perjuangan keadilan ekologis, yakni pengakuan hak entitas non-manusia seperti hutan, sungai, dan danau untuk hidup dan lestari. PIKI mencontohkan praktik di Ekuador, Selandia Baru, dan Kolombia yang telah memberikan status hukum kepada entitas alam.

"Ke depan, kawasan seperti Danau Toba, hutan Toba, dan sungai-sungai di Sumatera Utara patut dipertimbangkan sebagai entitas yang memiliki kepentingan hukum," ujarnya.

Mengakhiri orasi, Dr. Naslindo menegaskan bahwa dunia saat ini berada dalam status darurat ekologis global, ditandai oleh krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. Dampaknya tidak hanya lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi, terutama bagi kelompok miskin dan rentan.

PIKI mengajak seluruh pihak—masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil—untuk melakukan pertobatan ekologis sebagai jalan bersama menuju keberlanjutan dan keadilan lintas generasi.

"Orang bijaksana bukan hanya mampu menyelesaikan masalah, tetapi mampu mencegah masalah sebelum terjadi," tutupnya. (*)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Ujian Perdana AKBP Bagus Priandy sebagai Kapolres Madina, Polsek MBG Nyaris Dibakar Massa di Tengah Maraknya Narkoba dan PETI
Perayaan Natal STM Dalihan Natolu Perkuat Toleransi dan Kebersamaan di Asahan
Pemkab Simalungun dan Masyarakat Gelar Perayaan Natal Oikumene Tahun 2025: Wujud Persatuan Antara Pemerintah dan masyarakat
Rapat Kordinasi Kesiapsiagaan Momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Rapat Kordinasi Kesiapsiagaan Momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Bupati Simalungun Hadiri Perayaan Natal Bersama Universitas Efarina: Berjalan Bersama Dalam Belarasa, Menggendong Beban Sesama
komentar
beritaTerbaru