Rabu, 03 Desember 2025

Krisis Ekologis Sumatera: Pemerhati Lingkungan Ungkap Akar Kerusakan Hutan Pemicu Bencana Banjir Bandang

Administrator - Selasa, 02 Desember 2025 21:03 WIB
Krisis Ekologis Sumatera: Pemerhati Lingkungan Ungkap Akar Kerusakan Hutan Pemicu Bencana Banjir Bandang
Istimewa

Tabagsel - Pemerhati Lingkungan Hidup Sumatera Utara, USA Tani, menyampaikan pandangan kritis terkait bencana ekologis yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera pada akhir November 2025.

Baca Juga:

Ia menyebut kerusakan hutan yang masif sejak dua dekade terakhir menjadi salah satu pemicu utama banjir bandang dan longsor yang kini melumpuhkan berbagai daerah.

Dalam pernyataannya, Selasa (2/12/2025), USA Tani mengingatkan bahwa isu deforestasi ini sebenarnya sudah disuarakan sejak 2001 oleh Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara Pemerhati Lingkungan Hidup.

"Saat itu, sekitar 25 persen kawasan hutan HPL dilaporkan dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit melalui aktivitas perusahaan yang dinilai tidak mengindahkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan kurangnya evaluasi dari instansi terkait," ujarnya.

USA Tani mencontohkan peristiwa banjir bandang Bukit Lawang pada 2003 sebagai salah satu dampak kerusakan hutan. Banjir tersebut menyeret hampir 3.000 meter kubik gelondongan kayu, menghancurkan pemukiman, mengubah tata ruang, dan memaksa masyarakat menjalani masa pemulihan hingga hampir tiga tahun.

Menurutnya, kerusakan kala itu hanya berdampak pada sekitar 30 persen ekosistem di Kecamatan Bahorok saja, namun efeknya tetap sangat menghancurkan.

*Kerusakan Hutan Sumatera Kini Dinilai Lebih Parah*

USA Tani menilai bencana yang terjadi pada 22–30 November 2025 memiliki skala kerusakan yang jauh lebih besar.

Ia menyebut kondisi hutan di Sumatera kini hanya tersisa sekitar 30 persen dan degradasinya berdampak langsung pada area sepanjang hampir 1.200 kilometer lintas tiga provinsi yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Gelondongan kayu ditemukan di banyak lokasi terdampak banjir bandang, memperlihatkan pola kerusakan yang mirip dengan bencana besar sebelumnya. Kondisi ini, menurut USA Tani, semakin menegaskan bahwa kerusakan ekologis menjadi faktor utama yang memicu skala bencana yang begitu masif.

Ia menilai setiap proses rehabilitasi lingkungan selalu memakan biaya besar, tenaga ahli yang kompeten, serta waktu yang tidak sebentar. Karena itu, ia mengajak seluruh pihak menjadikan bencana ini sebagai momentum untuk lebih sadar akan pentingnya pelestarian alam.

"Manusia adalah indikator puncak dalam ekosistem" Moral dan kesadaran ekologis harus menjadi tolok ukur untuk memajukan peradaban, terkhusus bagi Para pemangku jabatan dan kepentingan ujarnya.

Sebagai informasi, banjir bandang yang melanda Sumatera Utara tersebut membuat puluhan ribu warga mengungsi, merusak ribuan rumah, dan memutus akses ekonomi di 51 desa di 42 kecamatan.

Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Sibolga menjadi wilayah paling parah terdampak, dengan infrastruktur yang rusak berat hingga sekolah dan rumah ibadah yang tidak bisa digunakan.

Sorotan terhadap kawasan yang terkena dampak terburuk berada di bentang Ekosistem Harangan Tapanuli atau Ekosistem Batang Toru, hutan tropis terakhir di Sumut yang menjadi penyangga hidrologis vital.

Sekitar 66,7 persen kawasan ini berada di Tapanuli Utara, sementara sisanya di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Hal ini mengakibatkan aktivitas industri ekstraktif yang berlangsung di kawasan tersebut telah merusak fungsi alami hutan sebagai pengatur debit air, mencegah banjir, serta menahan erosi.

"Mitigasi bencana di masa depan harus dimulai dari pemulihan lingkungan dan penghentian praktik eksploitasi yang merusak ekosistem," pungkas USA Tani.zal

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Bandar Narkoba Jenis Ganja Dibekuk Satreskrim Polsek Bilah Hilir
Penulis Buka Mulut, BD Togel Diciduk Polisi Dari Halaman Parkir RSUD
Satreskrim Polsek Bilah Hilir Gercep Tangkap Pai Pengedar Narkoba
Edarkan Sabu - Sabu, 1 Orang Buruh Harian Lepas Ditankap Polisi
Polres Padangsidimpuan Ungkap Kasus Penganiayaan, Pelaku Berhasil Diringkus di Hotel Maninjau
Polresta Deli Serdang Berhasil Tangkap Pelaku Peredaran Narkoba
komentar
beritaTerbaru