Minggu, 23 November 2025

PATGULIPAT PROYEK UNDERPASS — SKEMA “OVER PROYEK” TOPAN GINTING–D.RKUTI–RICKY DIDUGA JADI SUMBER KORUPSI BERJAMAAH

Administrator - Kamis, 20 November 2025 12:33 WIB
PATGULIPAT PROYEK UNDERPASS — SKEMA “OVER PROYEK” TOPAN GINTING–D.RKUTI–RICKY DIDUGA JADI SUMBER KORUPSI BERJAMAAH
Istimewa

Baca Juga:

MEDAN — Dugaan skandal korupsi pada proyek maha­besar Underpass HM Yamin kembali terbuka lebar. Bukan hanya soal ketidaksesuaian spek dan kekurangan volume yang ditemukan BPK, namun kini muncul dugaan patgulipat struktural yang melibatkan Topan Ginting, D Rkuti yang pernah dipanggil KPK hingga Ricky, yang disebut-sebut sebagai kontraktor dengan PT GMP tersebut.

Menurut informasi yang beredar kuat di kalangan pemerhati anggaran, pola permainan proyek ini sangat khas: proyek dipegang pejabat, dilempar ke orang dekat, lalu dijual lagi ke pihak ketiga. Hasilnya? Pengerjaan asal-asalan dan kerugian negara miliaran rupiah.

TOPAN GINTING DIDUGA BERPERAN SEBAGAI PENGATUR PROYEK

Saat menjabat sebagai Kadis PU/SDABMBK Kota Medan, Topan Ginting disebut memiliki peran strategis dalam menentukan siapa yang menggarap proyek-proyek besar, termasuk Underpass HM Yamin senilai sekitar Rp170 miliar.

Sumber internal menyebut:

"Proyek itu sebenarnya sudah 'diatur'. Topan Ginting memberikan kendali pekerjaan kepada D Rkuti."

D RKUTI MENJADI PERANTARA — PROYEK DI-OVER KE RICKY

Setelah proyek di tangan D Rkuti, muncul lagi praktik yang lebih parah:

"D Rkuti malah menyerahkan pekerjaan itu ke Ricky. Jadi proyek ini double over. Di sinilah mulai muncul permainan volume dan spek."

Praktik oper-operan ini lazim terjadi ketika sejak awal proyek sudah "berwangi kepentingan". Ketika nilai proyek sudah dipotong-potong oleh banyak tangan, yang tersisa untuk pekerjaan di lapangan sangat kecil. Maka muncullah:

pengurangan volume,

material di bawah standar,

pekerjaan dipercepat tanpa kualitas,

dan 'penghematan' yang berakhir pada korupsi berjamaah.


KERUGIAN BERUNTUN, RAKYAT MENANGGUNG

BPK menemukan potensi kerugian negara miliaran rupiah — bukti bahwa permainan ini bukan sekadar rumor. Pengerjaan yang tidak sesuai spek adalah tanda klasik dari proyek yang dikuasai oleh banyak kepentingan dan bagi-bagi kue.

"INI SKEMA KORUPSI JARINGAN. BUKAN PERORANGAN."

Pengamat antikorupsi menilai bahwa pola Topan Ginting–D Rkuti–Ricky adalah bentuk "korupsi kolektif-kolegial", di mana pejabat, pengusaha, dan kaki tangan lapangan bekerja bersama-sama menguras anggaran.

"Kalau alurnya seperti ini, mustahil hanya satu dua orang terlibat. Ini jaringan."

PENEGAK HUKUM WAJIB MEMBONGKAR HIERARKI PELAKU

Kasus ini tidak cukup hanya diselesaikan dengan pemotongan pembayaran atau TGR. Pola persekongkolan vertikal harus dibongkar dari pucuk sampai akar:

1. Peran Topan Ginting sebagai pemberi akses dan pengendali proyek,


2. Peran D Rkuti sebagai perantara dan pembagi pekerjaan,


3. Peran Ricky sebagai Kontraktor yang diduga mengakali pengerjaan.

JIKA JARINGAN INI BENAR, MAKA INILAH KORUPSI BERJAMAAH YANG SEBENARNYA

"Proyek Rp170 miliar dijadikan bancakan. Publik menunggu keberanian Kejaksaan dan Kepolisian untuk menyeret tiga nama ini ke meja pemeriksaan."tim

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Skandal Underpass HM Yamin Bukan Lagi Dugaan, Ini Korupsi Terang-terangan Harus Ada Tersangka
Dugaan Korupsi Rusunawa Rp797 Juta: Jejak Lama Alexander Sinulingga Mulai Terkuak, Kejari Belawan Bergerak
Peresmian Underpass Gatot Subroto Medan oleh Presiden Prabowo
Topan Didakwa Terima Suap, Jaga Marwah: KPK Usut Proyek Dinas PU Kota Medan TA 2021-2022
Menantu Mantan Bupati Labuhanbatu Disebut Dalam Kasus Korupsi Proyek Puskesmas Teluk Sentosa
Kasus MFF, Kejari Medan Diminta Periksa Pejabat Dekranasda Medan, Kornas KAMAK: “Jangan Tebang Pilih, Usut Tuntas Aliran Anggaran”
komentar
beritaTerbaru