
Bupati Pakpak Bharat Menyerahkan Bantuan Sosial Dan Bibit Jagung Serta Padi Gogo Di Kec.Sttu Jehe
Bupati Pakpak Bharat Menyerahkan Bantuan Sosial Dan Bibit Jagung Serta Padi Gogo Di Kec.Sttu Jehe
kotaBaca Juga:
Fenomena ini memunculkan berbagai tafsir, mulai dari dugaan adanya tekanan politik hingga upaya konsolidasi kekuasaan oleh pimpinan baru. Namun bagi pengamat sosial dan politik Shohibul Anshor Siregar, situasi ini merupakan gejala psikologis dan politik yang lebih dalam—sebuah tanda ketidakstabilan kepemimpinan di awal pemerintahan.
> "Kita sedang melihat fenomena ketakutan kolektif di kalangan pejabat. Banyak yang khawatir dicap sebagai bagian dari 'gerbong Edy Rahmayadi' atau merasa tidak lagi mendapat ruang aman dalam sistem baru di bawah Bobby Nasution," ujar Siregar saat diwawancarai di Medan, Selasa (21/10).
Menurut Siregar, pergantian kepemimpinan daerah secara alami sering diikuti oleh pergantian elit birokrasi. Namun, gelombang pengunduran diri yang beruntun bisa menandakan sesuatu yang lebih serius: krisis kepercayaan di internal pemerintahan.
> "Dalam teori politik birokrasi, pergantian pimpinan memang selalu diiringi penataan ulang jabatan. Tapi kalau sampai banyak pejabatmundur dalam waktu singkat, itu menandakan retaknya rasa aman dan hilangnya stabilitas psikologis di lingkungan kerja," jelas dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu.
Ia menyebut, fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori psychological safety dari Amy Edmondson dan organizational justice dari Colquitt. Bila pejabat merasa tidak aman menyampaikan pendapat atau takut disalahkan, mereka akan menutup diri dan tidak lagi berani berinovasi. Kondisi ini, kata Siregar, dapat menurunkan kinerja birokrasi dan menghambat pelayanan publik.
> "Ketika pejabat melihat koleganya mundur karena tekanan atau diperlakukan secara tidak pantas, mereka kehilangan motivasi. Mereka tidak ingin berhadapan langsung dengan risiko politik, sehingga memilih diam atau mencari jalan keluar," tegas Siregar.
Lebih lanjut, Siregar menilai gaya kepemimpinan Bobby Nasution tampak masih menyesuaikan diri dengan kultur birokrasi pemerintahan provinsi, yang berbeda dengan gaya kepemimpinan di tingkat kota.
> "Birokrasi provinsi jauh lebih kompleks, berlapis, dan sensitif terhadap simbol kekuasaan. Kepemimpinan yang terlalu menonjolkan gaya konfrontatif dapat memicu resistensi internal," ujarnya.
Menurutnya, jika pengunduran diri beruntun ini tidak segera direspon dengan langkah korektif, Sumatera Utara akan menghadapi krisis kepemimpinan yang berakar pada erosi legitimasi internal.
> "Saya tidak menyebut ini krisis total, tapi sudah masuk tahap fragilisasi kepemimpinan awal—masa rapuh di mana legitimasi pemimpin baru diuji oleh respons birokrasi," kata Siregar.
Sebagai solusi, Siregar mendorong Bobby Nasution untuk segera memperbaiki komunikasi politik dan manajerial di dalam birokrasi. Ia menyarankan gubernur mengedepankan pendekatan yang menumbuhkan kepercayaan, bukan ketakutan.
> "Pemimpin yang kuat bukan yang menakutkan bawahannya, tapi yang membuat mereka merasa aman untuk bekerja, berpendapat, dan berinovasi. Itu inti dari kepemimpinan birokratik modern," pungkasnya.
Latar Belakang
Sejak dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution menghadapi sorotan publik terkait sejumlah kebijakan internal dan dinamika hubungan dengan pejabat birokrasi. Pengunduran diri beberapa pejabat eselon II, termasuk Kadis Perkim Hasmirizal Lubis, dikaitkan dengan dugaan adanya tekanan politik dan restrukturisasi jabatan besar-besaran.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menyatakan pengunduran diri tersebut merupakan keputusan pribadi. Namun di sisi lain, sejumlah laporan media mengaitkannya dengan ketegangan internal dan cara komunikasi pimpinan terhadap bawahannya.
***
Fenomena ini, menurut Siregar, menjadi ujian penting bagi kepemimpinan Bobby Nasution. Ia menegaskan, tanpa koreksi cepat terhadap gaya kepemimpinan dan sistem komunikasi, Sumatera Utara berisiko kehilangan stabilitas birokrasi dan semangat kerja aparatur.
> "Birokrasi yang takut tidak bisa melayani rakyat dengan baik. Karena itu, yang harus segera dipulihkan adalah rasa aman dan kepercayaan," tutup Siregar.red2
Bupati Pakpak Bharat Menyerahkan Bantuan Sosial Dan Bibit Jagung Serta Padi Gogo Di Kec.Sttu Jehe
kotasumut24.co Tapsel, Suasana haru menyelimuti kediaman Bripka Mara Oloan Harahap di Desa Pintu Padang, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Ta
Newssumut24.co Padangsidimpuan, Dalam upaya memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan profesionalisme personel kepolisian,
Newssumut24.co MEDAN, Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menghadiri Dies Natalis ke24 Universitas Prima Indonesia (UNPRI) yang dirangk
kotaDPC IKANAS Labura Siap Komando, Peltu Purn TNI Harmaini Nasution Tegaskan Ikanas Adalah Kekuatan Adat Modern
kotaViral di Aceh Singkil, Istri Diceraikan Suami Setelah Lulus PPPK "HatiHati Ya Mel, Cari Lembaran Baru"
NewsDana Rp 3,1 Triliun Mengendap di Bank, Ketua Komisi C DPRD Sumut &ldquoIni Sudah Main Tipu di Pemprov Sumut&rdquo
kotaFragilisasi Kepemimpinan di Sumut Antara Degradasi Politik dan Krisis Kepercayaan Publik
Profilsumut24.co MedanSebagai bagian dari komitmen Telkomsel dalam menghadirkan pemerataan akses layanan komunikasi digital hingga pelosok neger
kotasumut24.co MedanKetua Komisi I DPRD Medan Reza Pahlevi Lubis S Kom turun langsung dampingi Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P
kota