
KAHMI Sumut Groundbreaking Gedung Baru Senilai Rp2,9 Miliar, Target Rampung 2026
KAHMI Sumut Groundbreaking Gedung Baru Senilai Rp2,9 Miliar, Target Rampung 2026
kotaBaca Juga:
Medan – Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) meminta Pemerintah Provinsi Sumut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan pembebasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bagi siswa SMA dan SMK Negeri.
Anggota Komisi E DPRD Sumut, Ahmad Darwis, menyebut bahwa kebijakan SPP nol rupiah belum sepenuhnya menjamin akses pendidikan yang setara, khususnya bagi keluarga kurang mampu.
"Bukan hanya soal SPP nol rupiah. Jika keluarga masih harus merogoh kantong ratusan ribu rupiah, maka akses pendidikan tetap belum sepenuhnya setara," ujar Darwis, Rabu (25/6/2025).
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, penerapan kebijakan ini harus dilakukan secara fleksibel dan bertahap, mengingat belum semua daerah siap secara infrastruktur dan pendanaan.
"Sekolah gratis adalah janji besar dalam dunia pendidikan. Namun, tanpa kesiapan infrastruktur, kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan, serta dukungan anggaran yang memadai, program ini justru berpotensi memperlebar ketimpangan di masyarakat," jelasnya.
Darwis mengusulkan empat solusi utama agar kebijakan pendidikan gratis benar-benar efektif dan menyentuh kelompok yang membutuhkan:
1. Perluasan Bantuan Non-SPP
Pemerintah daerah perlu menganggarkan bantuan untuk kebutuhan seragam, buku, transportasi, hingga makan siang, serta mendorong keterlibatan CSR dari perusahaan lokal.
2. Transparansi dan Pengawasan Dana Sekolah
Sekolah wajib mempublikasikan rincian penggunaan Dana BOS dan iuran komite secara terbuka, baik secara tertulis maupun digital. Selain itu, perlu dibentuk komite independen dari masyarakat untuk mengawasi penggunaan dana.
3. Standarisasi Biaya Tambahan
Pemerintah harus menetapkan batas maksimum iuran sukarela agar tidak menjadi beban tersembunyi bagi orang tua siswa.
4. Pendampingan untuk Keluarga Miskin
Program pendidikan gratis perlu terintegrasi dengan bantuan sosial seperti PKH dan BPNT agar keluarga rentan dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus.
Darwis menegaskan, meski SPP sudah digratiskan melalui Dana BOS dan APBD, siswa dan orang tua masih terbebani biaya lain seperti seragam, atribut OSIS, buku LKS, fotokopi materi tambahan, hingga iuran kegiatan ekstrakurikuler.
"Di lapangan, pihak sekolah mengaku terpaksa memungut biaya tambahan karena Dana BOS belum cukup untuk menutupi operasional harian, terutama menggaji guru honorer dan membiayai kegiatan siswa," tutup Darwis.res2
KAHMI Sumut Groundbreaking Gedung Baru Senilai Rp2,9 Miliar, Target Rampung 2026
kota25 Pejabat Kota Solok Jalani Evaluasi Kinerja dan Uji kompetensi
kotaPelatihan Pendidikan Inklusif Kolaborasi dengan Akademisi Amerika Serikat Diikuti 40 Guru PAUD Kota Solok.
kotaDiduga Tabrak Trotoar Mobil Mewah Mercedes Benz Terbalik di Jalan SM Raja Medan
kotaBalig InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) bersama H2O Racing sukses menyelenggarakan ajang internasional The Lake Toba GP 202
NewsPerkuat Kerja Sama Media, JMSI akan Tandatangani MoU dengan Asosiasi Wartawan Tiongkok
kotaMedan Sekretaris Wilayah (Sekwil) Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara, Dr. Ikbal Hanafi Hasibuan, mengaj
PolitikKetua Satgas Nasional HMTNMP Budi Ilham Nasution Kalau Pertahanan Pangan Kita Kuat, Maka Ekonomi Kita Mapan
kotaMEDAN Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumatera Utara menjadwalkan ulang pertemuan antara Ketua DPRD Sumut, Erni Ariyanti Sitor
Politiksumut24.co BALIGE, Tiga ribuan masyarakat menikmati penampilan para artis band yang mengisi sesi akhir pelaksanaan F1 Powerboat World Champ
News