
Pemkab Asahan Temui Mensos RI Dorong Penguatan Jaminan Sosial dan Sekolah Rakyat
JAKARTA I SUMUT24.co Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar audiensi resmi dengan Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Dr.
News
Baca Juga:
Oleh : Marwan Ashari Harahap (Ketum Pemuda Tabagsel)
Tulisan ini merupakan lanjutan dari ulasan sebelumnya. Bahasan selanjutnya ini ebih menjelaskan keinginan maupun solusi alternatif, mengenai arah yang akan ditempuh para Petani Padang Bolak, terutama sebagai inspirasi bagi petani milenial (baca ; Anak Petani: Red.). dengan tetap memperhatikan aspek perkembangan industri perkebunan yg pesat dan aspek keterbatasan infrastruktur pertanian serta juga melihat keterbatasan SDM petani kita.
Petani Padang Bolak-= Padang Lawas, (tidak terbatas pada wilayah administrasi pemerintahan) tentu harus tetap optimis, bahwa masa depan pertanian masih tetap menjanjikan dan memberi peluang untuk masa depan yang lebih baik,
Dengan catatan harus melakukan perubahan yang lebih kreatif, inovatif serta melakukan terobosan-terobosan baru.
Kemajuan industri perkebunan nasional, khususnya perkebunan sawit yang kini merambah luas hingga ke daerah padang bolak, yang sebagian masyarakat merasa telah mengeliminasi pertanian (baca ; sawah) yg dibuktikan dengan semakin lajunya pegalihan fungsi pertanian-sawah-ladang menjadi perkebunan sawit dan karet. Meskipun sebagian masyarakat juga menilainya merupakan bahagian dari transformasi sosial-pertanian.
Dengan perkembangan dan ekspansi perkebunan sawit, khususnya di Sumatera Utara, support dan andil Pemerintah juga perkebunan swasta sangatlah besar untuk mengejar target percepatan pembangunan. Mau tidak mau petani Padang Bolak tentu tidak bisa menutup mata, tetapi tidak juga ikut larut dan beramai-ramai beralih menjadi petani sawit, namun harus realistis menyikapinya dan bahkan menjadikannya sebagai peluang yang dapat mendukung bagi pengembangan pertanian yang ada atau bahkan menciptakan peluang baru model pertanian lainnya yang dapat diintegrasikan.
Sebagaimana dijelaskan pada tulisan bagian pertama, bahwa masyarakat Padang Bolak umumnya adalah petani ; ada petani sawah, petani ladang dan petani ternak (parmahan) atau bahkan kombinasi diantara satu sama lainnya.
Pada hakekatnya petani padang bolak umumnya adalah petani kultural yakni menjadi petani karna keturunan, yang d iwariskan para leluhur sejak dulu kala hingga sekarang memang terlahir sebagai petani, namun faktor ekologi (keadaan alam) yang berbeda turut menentukan jenis pertanian yang digeluti dan dikembangkan masyarakat atau dengan kata lain, lain lubuk lain ikannya artinya lain daerah lain pula usaha pertanian yang cocok.
Pada bagian ke 3 tulisan ini, kita mencoba memproyeksikan sebuah solusi alternatif, Menjadi Petani Multi Dimensi, agar kiranya petani Padang Bolak dapat menemukan jati dirinya yang sebenarnya dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Petani Multi Dimensi, mengandung arti sebagai petani yang memiliki kapasitas banyak dimensi (sisi atau ruang) . Atau dengan kata lain, Petani dengan beragam jenis maupun model usaha pertanian sekaligus. Sebagai contoh seorang petani , selain bersawah dan berladang (kobun) juga menjadi peternak sekaligus. Dia tidak menggantungkan sumber pencahariannya hanya dari bersawah dan berladang tetapi juga hidup dari peternakan sapi, kerbau atau kambing. Termasuk juga tekhnik maupun model pertaniannya, misalya seorang petani-sawah juga tani ternak, tapi ternaknya tidak hanya diperjual belikan akan tetapi juga memanfaatkan susu ternaknya dengan cara diperas. Dan begitu juga dengan jenis usaha tani lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa daerah Padang Bolak (meliputi kab. Palas – Paluta) meskipun dikenal sebagai daerah padang yang luas (hamparan padang rumput luas = savana), namun daerahnya tetap memiliki perbedaan dan karakteristik ekologii dan topografi yang berbeda pula.. dengan demikian, konsep solusi alternatif yang ditawarkan juga harus memperhatikan perbedaan dimaksud.
Oleh karenanya, langkah utama yang harus dilakukan adalah penetaan maupun zonasi pertanian. Ada daerah cocoknya dikembangkan sebagai sentra pertanian sawah-padi, misalnya daerah Gunung Tua Sekitarnya dan Kec. portibi karena telah didukung pengairan irigasi batang ilung. Kec. Padang Bolak Tenggara, kec. hulu Sihapas -Padang Bolak Julu, cocoknya dikembangkan sentra peternakan, Kec. halongonan dan Dolok sekitarnya sebagai sentra perkebunan dan lain sebagainya. Untuk lebih tepatnya tentu memerlukan eksplorasi maupun penelitian lebih lanjut
Selanjutnya setelah pemetaan dan zonasi terbaik sudah dillakukan barulah fokus selanjutnya substansi inti pokok tahapan pelaksanaannya, yaitu merealisasikan jenis dan model pertanian yang sesuai berdasarkan zonasi dimaksud, bagaimana seharusnya mengelolah pertanian-sawah yang produktif yg tidak hanya bisa panen 1 atau 2 kali panen dalam setahun, tapi lebih dari itu. dan bagaimana pula seharusnya menjadi petani – ladang (kobun) dengan hasil melimpah dan produksi yang lebih variatif, tidak hanya berkutat pada jenis tananan tertentu saja. serta bagaimana seharusnya menjadi peternak atau parmahan yang andal dengan sistem berbeda ditengah kondisi areal perkebunan sawit yang terasa semakin menghimpit areall padang rumput yang menjadi tempat bagus bagi penggembalaan hewan ternak. Bagaimana pula menciptakan peluang usaha baru dari masing-masing jenis pertanian tersebut.
Secara khusus, selanjutnya saya menitikberatkan bahasan pada Peternakan (parmahan) karena ulasan sawah dan kobun sudah dibahas pada tulisan saya terdahulu dan peternakan ini juga patut menjadi perhatian khusus karena keadaannya sekarang sudah hampir punah dan seakan mulai ditinggalkan sementara potensinya cukup besar dan daerah nya mendukung karena padang bolak adalah daerah savana (padang rumput) yang cocok untuk peternakan dan pada masa dulu sudah sempat dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ternak (sapi, kerbau).
Seharusnya daerah penghasil ternak ini harus tetap dipertahankan dan bahkan dikembangkan, kalau tempat atau lokasi yang senakin terbatas bukanlah menjadi alasan karena model atau sistem peternakannya bisa berubah sesuai situasi dan kondisi dan tetap produktif.
Sistem peternakan yang diterapjan para orangtua dan leluhur kita di padang bolak, biasanya sistem parmahanan (gembala), yaitu sapi atau kerbau setiap pagi dilepas dari kandang dan dihalau ke daerah padang rumput dan setiap sorenya hewan ternak tersebut biasanya dijemput dan dihalau pulang ke kandang, kecuali pada musim tertentu seperti musim bertanam padi, barulah parmahan ikut mengawasi ternaknya sehingga jangan sampai masuk (manjappal) tanaman padi orang lain. Demkianlah hal ini dilakukan secara turun temurun.
Dengan kondisi sekarang jika areal savana sudah menyempit sehingga ruang untuk parmahanan semakin terbatas, sebenarnya bisa diterapkan pola dan sistem baru dengan pola Angon orang jawa bilang atau disebut juga diarit, artinya parmahan (peternak) mengarit rumput atau menyediakan pakan untuk ternak setiap harinya sedangkan ternaknya tetap dikandang tidak perlu dilepas. Dengan sistem ini produktifitas hewan ternak sangat bergantung sepenuhnya pada pasokan pakan yg diberikan tuannya..model ini tentu memerlukan penyesuaian dan bahkan merubah kebiasaan lama.
Selain itu, perlu dilakukan terobosan baru dalam peternakan, yang biasanya hanya mengandalkan hasil jual beli hewan ternaknya saja, perlu dipikirkan agar hewan ternak tersebut selain hanya diijual dagingnya, tentu bisa dikombinasikan usaha susu sapi perah, artinya sapi atau kerbau yg dipelihara tersebut bisa diperas susunya sehingga menghasilkan sumber pendapatan baru tanpa harus menjual ternaknya.
Mungkin karna keterbatasan ruang dan waktu jualah yg mengakhiri tulisan ini, namu saya juga menyadari bahwa kemampuan petani kita tentu memiliki keterbatasan. Oleh karenanya peran serta semua pihak dan stake holder yang terkait secara khusus perhatian dan kepedulian yang lebih dan kuat (beyond) dari pemerintah daerah menjadi sangat urgent (penting)) untuk menentukan arah dan kebijakan yang pro petani. Termasuk membuat regulasi, pembiayaan dan juga menyangkut aspek tekhnik yg mendukung petani, sehingga akhirnya petani kita bisa bernapas lega serta memiliki pengharapan dan masa depan yang cerah..Para cendekia dan akademisi terutama putra daerah yang concern terhadap petani, kiranya tergerak dan tidak bosan2nya senantiasa tetap memberikan pencerahan2 terhadap petani Padang Bolak, sehingga petani kita bisa bangkit dan maju. Wallahu A’lam Bisshowab.. Sekian dan terima kasih.. 🙏🙏🙏🙏🙏
JAKARTA I SUMUT24.co Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar audiensi resmi dengan Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Dr.
NewsASAHAN I SUMUT24.co Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Asahan menggelar peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H yang bertema Damai
NewsASAHAN I SUMUT24.co Dalam suasana penuh syukur dan kekhidmatan, Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin Siregar, S.Sos., M.Si. meresmikan perubah
NewsMedan Sumut24.coBupati Langkat H. Syah Afandin menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIP
NewsJAKARTA I SUMUT24.co Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar audiensi resmi dengan Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Dr.
NewsDELI SERDANG SUMUT24. CO PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Lubu
NewsMEDAN SUMUT24. CO Kolokium Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) ke31 sukses diselenggarakan di Medan pad
NewsKota Solok I Sumut24.coUntuk membekali kader Posyandu dengan pengetahuan tentang Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), Poltekkes turut ber
NewsKabupaten Solok IbSumut24.co Rabu (25/06/2025) di Ruang Rapat Solok Nan Indah, Wakil Bupati Solok, H. Candra membuka secara resmi kegiatan F
NewsKabupaten Solok I Sumut24. co Bupati Solok, Sumatra Barat, Jon Firman Pandu, SH, Rabu / 25 Juni 2025 di Aula Ruang Rapat Setda Kab Solok me
News