Kamis, 21 Agustus 2025

Warga Desa Amborgang Tuntut Pemenang Eksekusi Kembalikan Hak Warga

Administrator - Rabu, 20 Agustus 2025 17:14 WIB
Warga Desa Amborgang Tuntut Pemenang Eksekusi Kembalikan Hak Warga
istimewa
Mobil truk pengangkut alat berat berupaya keluar dari Desa Amborgang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Rabu (20/08/2025).
sumut24.co -AMBORGANG, Permasalahan tanah di Desa Amborgang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba yang beberapa waktu lalu di eksekusi kembali menuai permasalahan.

Baca Juga:
Sejumlah warga menghadang mobil pengangkut alat berat yang akan dibawa keluar dari desa Amborgang.

Pengemudi mobil truk bermarga Sianturi mengakui mobil dibawa masuk pada hari Minggu tanggal 17 Agustus 2025 dengan tujuan mengangkut alat berat keluar dari lokasi tanah tereksekusi.

"Hari Minggu saya bawa masuk mobil sekitar siang hari namun saat mau keluar saya tidak diijinkan oleh masyarakat", sebut nya dijumpai di desa Amborgang, Rabu (20/08/2025).

Sementara salah seorang warga Desa Amborgang, Edison Sirait (53) dijumpai di tengah kerumunan warga yang berkumpul di tepi jalan desa menjelaskan alasan penolakan mobil truk keluar dari desa tersebut.

"Kami masyarakat Amborgang bukan tidak memperbolehkan alat ini keluar tapi kami hanya mempertahankan tanah kami dan tidak bisa dipijak oleh angkutan mereka tanah kami", ujarnya.

Tindakan yang dilakukan pihak pemenang eksekusi di lokasi yang berdampingan dengan lahan masyarakat diduga memicu permasalahan.

"Tanah kami yang di eksekusi itu sudah mereka buat supaya orang tidak bisa masuk ke daerah ini, jadi kami pun harus bertahan, tanah kami pun tidak bisa di injak siapapun terutama mafia-mafia tanah yang ada di Toba ini", lanjut Edison Sirait.

Warga disebutkan menyepakati untuk mempertahankan dan memperjuangkan tanah leluhur mereka.

"Di tempat eksekusi dekat rumah saya, sudah diputus orang itu jalan ke tempat kebun kami yang lain sehingga kami tidak bisa masuk ke kebun kami. Langsung excavator inilah yang membuat lobang itu", ujarnya.

Masyarakat juga diakui menerima ancaman melalui sikap arogansi pihak pemenang eksekusi.

"Mediasi selama ini tidak pernah ada, mereka cuma menakut-nakuti saja. Selama ini kalau mereka melintas dengankencang-kencang sehingga kami takut di jalan, seolah-olah jalan ini milik mereka semua, mungkin maksudnya mau membunuh kami di jalan ini? Itulah sakitnya kami di tanah kami sendiri.

Saya lah yang ditakut-takuti disitu, orang itu mengambil air dari tali air kami dan saat saya tanya mengapa air kami diambil karena itu mengaliri sawah kami malah saya ingin dibacok. Katanya itu milik mereka sedangkan mereka bukan warga disini. Ini sudah luar biasa", terangnya kesal.

Sementara itu, Kapolsek Porsea, AKP Daniel Aritonang dijumpai di lokasi bersama puluhan personil Polres Toba dan Polsek Porsea mengatakan kehadirannya bersama personil guna melakukan pengamanan.

"Kita hadir hanya untuk pengamanan agar tidak terjadi konflik antar pihak", sebut Kapolsek Daniel.

Amatan lapangan, hingga berita ini dikirimkan, pihak pemenang eksekusi tidak tampak hadir di lokasi di desa Amborgang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba. (Des)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
UIN Syahada Gelar PBAK 2025, Polres Padangsidimpuan Ajak Mahasiswa Jadi Agen Perubahan untuk Kamtibmas
Warga Balige Kecewa Kemungkinan Panitia Tidak Melakukan Technical Meeting
607 Warga Binaan dapat Remisi 5 Langsung Bebas di Lapas Padangsidimpuan Terima Remisi HUT RI Ke-80, ini Harapan Letnan Dalimunthe
Polsek Kota Kisaran Tindaklanjuti Laporan Warga Soal Pemuda Diduga Bawa Sajam
Ketika Wali Kota Medan Kembalikan Senyum Manis di Bibir Salwa
Polsek TBS Himbau Warga Kibarkan Bendera Merah Putih
komentar
beritaTerbaru