
BAKOPAM SUMUT UCAPKAN SELAMAT HARI SANTRI 22 OKTOBER 2025: SANTRI ADALAH PENJAGA NILAI DAN PERSATUAN BANGSA
BAKOPAM SUMUT UCAPKAN SELAMAT HARI SANTRI 22 OKTOBER 2025 SANTRI ADALAH PENJAGA NILAI DAN PERSATUAN BANGSA
kotaBaca Juga:
Minggu sore, 6 April 2025, langit menggelap lebih cepat dari biasanya. Awan hitam menggantung pekat, disusul rintik hujan yang berubah menjadi guyuran deras tak berkesudahan. Dalam waktu kurang dari tiga jam, kota Padangsidimpuan kembali kebanjiran.
Hujan deras yang mengguyur tanpa henti selama 2,5 jam menjadi penyebab utama kembalinya mimpi buruk yang akrab dikenal warga yakni banjir. Air tak hanya menggenangi jalanan, tapi menyusup masuk ke rumah-rumah, toko, hingga warung kopi kecil milik warga.
Di Komplek Kasmia, Kelurahan Silandit, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, genangan air mencapai setinggi betis orang dewasa, hal ini cukup untuk membuat seluruh aktivitas terhenti, dan keresahan meningkat.
Di tengah kepungan air dan derasnya hujan yang tak kunjung reda hingga pukul 18.00 WIB, Komplek Kasmia menjadi saksi bisu ketidaksiapan kota ini dalam menghadapi cuaca ekstrem. Air merangsek masuk seperti tamu tak diundang, tak bisa diusir, hanya bisa ditunggu hingga reda.
Ibu Rina, salah satu warga, hanya bisa pasrah sambil menahan air mata.
"Kami sudah hafal, kalau hujan deras lebih dari satu jam, pasti air naik. Tapi sampai kapan kami harus begini terus?"
Keluhannya bukan hal baru. Tapi suara seperti itu seakan hanya bergema di antara dinding rumah warga, hal ini juga tidak sampai ke telinga pengambil kebijakan.
Tak jauh dari lokasi banjir, Bang Rangkuti, seorang pedagang warung kopi, juga mengalami nasib serupa. Warung kecilnya yang biasanya ramai di sore hari justru basah tergenan banjir dan sepi pengunjung.
"Air lebih cepat masuk dari pelanggan bang, saya terpaksa tutup warung. Sudah rugi, masih harus bersih-bersih tengah malam," ujarnya lirih, sambil menyeka air yang masuk ke dalam warung.
Bagi Bang Rangkuti, banjir bukan hanya soal genangan, tapi soal kehilangan rezeki penderitaan kecil yang sering tak dilihat, tapi sangat nyata.
*Warga Tak Butuh Janji, Tapi Aksi*
Warga tidak lagi membutuhkan sekadar himbauan atau janji manis setiap kali bencana datang apa lagi hanya sekedar ceremony. Yang mereka butuhkan adalah solusi konkret dan komitmen jangka panjang.
Normalisasi saluran air, revitalisasi drainase, pembangunan sumur resapan, dan edukasi publik harus dilakukan secara konsisten, bukan hanya saat banjir melanda.
Jika tidak, maka hari-hari seperti Minggu sore kemarin akan terus terulang. Banjir bukan lagi insiden, tapi rutinitas yang akan terjadi di kota Padangsidimpuan dan itu adalah bentuk kegagalan tata kelola,
Dari pantuan hingga malam ini pukul 19.00 Wib,lokasi kasmia dan Padangsidimpuan masih terus diguyur hujan dan banjir belum juga surut, dihimbau masyarakat tetap waspada.zal
BAKOPAM SUMUT UCAPKAN SELAMAT HARI SANTRI 22 OKTOBER 2025 SANTRI ADALAH PENJAGA NILAI DAN PERSATUAN BANGSA
kotaCatatan dari Ujung Barat Indonesia Sabang &ndash Aceh Penuh Pesona, Rakernas SPS dan HUT ke79 yang Membekas
kotaLaunching Akad Massal KUR Pemkab Simalungun Komitmen Dukung UMKM
kotaYayasan Taman Budaya Semesta Akan Bangun Taman Iman Keagamaan Buddha di Simalungun, Bupati Selaraskan Dengan Budaya Lokal
kotaProgram Ketapang Berkelanjutan,Lapas Padangsidimpuan Tanam Semangka Masuki Fase Perawatan
kotaKalapas Padangsidimpuan Tinjau Langsung Blok Hunian Pastikan Keamanan dan Pembinaan Berjalan Baik
kotaPMII Padang Lawas Punya Nahkoda Baru! Ahmad Alwi Hutauruk Resmi Jadi Ketua Cabang 2025&ndash2026
KotaBangun Sinergi Positif,AKBP Dr. Wira Prayatna Sambut Audiensi BEM Nusantara Padangsidimpuan dan Tapsel
kotaTransformasi Digital Pajak Daerah, Saipullah Nasution Dorong Pemungutan Pajak Sederhana dan Efisien Lewat ETPD di Aula Kantor Bupati Madina
kotaGubernur Bobby Nasution Tekankan Kolaborasi Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan
kota