Kamis, 18 September 2025

Tokoh Masyarakat dan Pembangunan di Tabagsel: Jangan Jadi "Maling Kandang"

Orang Tua Harus Menjaga Anak, Bukan Menjatuhkan Untuk Kepentingan dan Haus Kekuasaan
Amru Lubis - Senin, 23 September 2024 00:38 WIB
Tokoh Masyarakat dan Pembangunan di Tabagsel: Jangan Jadi "Maling Kandang"
Tapsel | Sumut24.co

Baca Juga:

Politik di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), khususnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapsel 2024, kini diwarnai oleh berbagai isu yang kurang sehat.

Salah satu yang menarik perhatian publik adalah serangan terhadap Dolly Pasaribu, calon Bupati Tapsel, yang dilabeli dengan tuduhan "anak durhaka".

Namun, jika ditela'ah lebih dalam, tuduhan tersebut justru memunculkan pertanyaan besar yakni siapa sebenarnya yang durhaka? Apakah anak yang berani mengemukakan pendapat, atau justru orang tua yang tega menjatuhkan anaknya demi kepentingan haus kekuasaan di politik?

*Kasih Sayang Orang Tua: Fondasi Nilai di Tapanuli Selatan*

Di Bumi Paradaton Napa-napa Sibual-buali, atau yang dikenal sebagai wilayah Tapanuli Selatan, budaya dan nilai kekeluargaan sangat dijunjung tinggi.

Pepatah yang sangat populer di kalangan masyarakat Tapanuli adalah "Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au", yang artinya "Anakku adalah harta yang paling berharga". Ini menunjukkan bahwa anak-anak dianggap sebagai kekayaan tak ternilai oleh orang tua, lebih dari sekadar materi atau harta benda.

Namun, dalam konteks politik, nilai-nilai luhur ini seolah tercoreng. Demi ambisi kekuasaan, ada orang tua yang justru menzalimi anaknya sendiri, mencaci, bahkan mempermalukan di hadapan publik.

Ironisnya, tindakan ini justru mencerminkan ketidakadilan yang lebih dalam. Bukan anak yang dianggap durhaka, melainkan orang tua yang tega menjatuhkan anaknya hanya untuk kepentingan politik.

*Serangan Politik terhadap Dolly Pasaribu: Apa yang Sebenarnya Terjadi?*

Dolly Pasaribu, yang merupakan calon Bupati Tapsel untuk Pilkada 2024, menjadi sasaran serangan pribadi dengan tuduhan sebagai anak yang durhaka.

Label ini disematkan kepadanya tanpa melihat konteks yang lebih luas. Serangan ini justru membuka mata banyak pihak, bahwa sering kali dalam politik, ada orang tua yang tega memanfaatkan posisi dan hubungan kekeluargaan demi meraih simpati atau dukungan politik.

Bangun Siregar, seorang tokoh pemerhati pembangunan dan politik Tabagsel yang akrab disapa Bang Regar, turut menyampaikan keprihatinannya atas fenomena ini.

Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan, "Sekarang ada orang tua yang mencederai atau durhaka kepada anaknya, itu namanya maling kandang. Ada hal yang sangat menggores hati saya, di mana ada orang tua yang tega menzalimi anaknya, mencaci bahkan mempermalukan anaknya di tengah publik hanya demi kekuasaan."

Lebih lanjut, Bang Regar dengan tegas menolak tindakan semacam ini, yang menurutnya sangat bertentangan dengan budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat Tapanuli Selatan.

"Ini ngeri, dan ini tidak boleh dipertahankan di Bumi Paradaton, khususnya di Tapanuli Selatan. Karena sejatinya, orang tua di sini sangat sayang kepada anaknya," tambahnya.

*Peran Orang Tua dalam Politik: Jangan Tiru yang Salah*

Dalam budaya Tapanuli Selatan, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan keluarga. Sejahat-jahatnya seorang anak, orang tua tetap memiliki kewajiban untuk merangkul, menasihati, dan mendukung anaknya.

Menurut Bang Regar, "Sejahat-jahatnya anak, bahkan jika dia dipenjara, kita tetap akan membesuk dan memberi nafkahnya. Bukan justru mengusir atau mencaci."

Tindakan mempermalukan anak di depan publik, terutama dalam ranah politik, merupakan sebuah pengkhianatan terhadap nilai-nilai keluarga yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat Tapanuli Selatan.

Orang tua yang seharusnya menjadi pelindung, justru berubah menjadi pelaku kekerasan emosional dan sosial terhadap anaknya sendiri.

Bang Regar juga mengingatkan, "Saya pesankan kepada orang tua, baik ayah maupun ibu di Tapanuli Selatan, jangan sekali-kali membully atau menjatuhkan anakmu demi kepentingan politik. Itu haram hukumnya."

*Pilkada Tapsel 2024: Momen untuk Politik yang Lebih Sehat*

Pilkada Tapsel 2024 seharusnya menjadi momen untuk membangun politik yang lebih sehat dan beretika. Persaingan politik tentu adalah hal yang wajar, namun menjatuhkan lawan dengan serangan pribadi yang melibatkan hubungan keluarga adalah tindakan yang tidak terpuji.

Tindakan semacam ini merusak tatanan sosial dan nilai-nilai kekeluargaan yang selama ini menjadi ciri khas masyarakat Tapanuli Selatan.

Masyarakat Tabagsel, yang dikenal dengan budaya kekeluargaan yang kuat, harus menjadi garda terdepan dalam menolak politik kotor semacam ini.

Kasih sayang orang tua terhadap anak harus tetap menjadi nilai utama yang dijaga, dan tidak boleh ada ruang bagi orang tua yang tega menzalimi anaknya demi kepentingan kekuasaan.

Pada akhirnya, Pilkada Tapsel 2024 bukan hanya soal memilih pemimpin, tapi juga tentang menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur. Politik boleh keras, tapi harus tetap berlandaskan etika dan kasih sayang, terutama dalam hubungan keluarga.

Politik di Tabagsel harus sehat, dimulai dari nilai-nilai keluarga yang kuat. Orang tua harus menjadi contoh dalam menjaga keharmonisan keluarga, bukan justru merusak hubungan demi ambisi politik.

Pilkada Tapsel 2024 adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menegakkan prinsip-prinsip ini dan memastikan bahwa politik tetap berjalan dengan etika dan rasa kasih sayang terhadap sesama.zal



Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Amru Lubis
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Bupati Asahan Buka Rapat Koordinasi Pemerintahan Bulan Juni 2025
Kasus Dugaan Penculikan Plt Kadis PUTR Toba Sofian Sitorus, Kejari Toba: Berkas Sudah Masuk
Menuju Swasembada Energi, Presiden Resmikan 26 Pembangkit Serentak
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 Bersama Kemendagri RI
4 Tahun Berturut, USU Raih Penghargaan dari KIP Sebagai Lembaga Pendidikan Informatif
Melalui FGD Bawaslu Sumut, Ahli Tata Negara USU Tekankan Peran Media sebagai Pilar Demokrasi
komentar
beritaTerbaru