Kapolrestabes Medan Tinjau Kesiapan Launching Dapur SPPG 2, Dorong Efisiensi dan Kemandirian Pangan
Medan sumut24.co Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H bersama Ketua Bhayangkari Cabang Kota Medan Ny.
kota
Aceh | SUMUT24
Baca Juga:
Jelang 12 Tahun Peringatan Gempa dan Tsunami Aceh pada 24 Desember 2014 lalu, Propinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie Jaya, Rabu pagi (7/12) kembali diguncang gempa berkeuatan 6,5 SR, sekira pukul 05.03.36. Kemudian terjadi lagi gempa susulan sebanyak 12 kali hingga pukul 08.15 WIB dengan kekuatan 3,2 SR – 4,0 SR.
Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Tatang Suherman mengemukakan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Aceh berkekuatan 6,5 Skala Richter menjadi 92 orang dan 213 orang mengalami luka-luka hingga pukul 13.00 WIB.
Sementara itu, informasi dari Wakil Bupati Pidie Jaya, H Said Mulyadi SE MSI, mengatakan, hingga pukul 17.00 WIB, jumlah korban jiwa berdasarkan data sementara telah mencapai 91 orang serta 536 warga mengalami luka berat.
“Dari hasil laporan anggota TNI dan Polri serta relawan, jumlah korban meninggal mencapai 92 orang dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Pidie Jaya,” kata Pangdam kepada wartawan saat meninjau lokasi gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (7/12).
Didampingi Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak, Pangdam meninjau beberapa lokasi gempa di sepanjang jalan Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen.
Pangdam menyatakan, pencarian korban terus dilakukan di sejumlah titik karena diperkirakan masih ada warga yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Untuk mempercepat proses evakuasi, Pangdam menegaskan pihaknya akan mengerahkan secara maksimal pasukan TNI yang ada di wilayah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen.
Anggota Polri yang ada di tiga kabupaten tersebut pun akan dikerahkan untuk membantu proses pencarian bersama Basarnas, RAPI, PMI, dan BPBD.
Sementara itu, Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak menyebut, ada dua daerah yang paling parah terdampak gempa yang terjadi pukul 05.03 WIB, yakni Meureudu, ibu kota Pidie Jaya, dan Kecamatan Ulee Glee.
Para korban luka telah dievakuasi ke tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Pidie, RSUD Pidie Jaya, dan RSUD Bireuen.
Data sementara, sedikitnya 92 toko rusak berat dan sebagian rata dengan tanah yang berada di lima kecamatan, yakni Meureudu 41 unit, Kecamatan Tringgadengn 26 unit, Kecamatan Bandar Dua 7 unit, Kecamatan Bandar Baru 16 unit dan Kecamatan Meurah Dua 2 unit.
Sedangkan lima masjid di kabupaten dan kecamatan mengalami rusak parah.
Selain bangunan, terdapat empat titik badan jalan di kawasan Pidie Jaya juga mengalami retak-retak, seperti di Kecamatan Tringgadeng, Lungputu, dan Ulim.
Korban Gempa Aceh Meninggal Tak Sempat Lari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bahwa banyaknya korban jiwa akibat gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, disebabkan tertimpa bangunan. Mereka pun tidak sempat menyelamatkan diri karena saat itu masih tidur.
“Korban meninggal bukan karena gempa tapi karena tertimpa bangunan,” tutur Kepala Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Rabu (7/12).
“Pertama kejadian pagi hari masih gelap, kemungkinan masih tidur. Kemudian goncangan sangat keras. Bangunan langsung roboh sehingga masyarakat tidak sempat lakukan evakuasi,” ungkap Sutopo.
Gempa yang mengguncang Serambi Mekkah itu sendiri diakibatkan patahan sesar Samalanga Sipopok yang arahnya dari barat daya ke timur laut dan memang sangat aktif.
“Dengan mekanisme gempa mendatar di kedalaman 15 km, maka memberikan dampak besar. Dengan guncangan di Pidie Jaya yang kondisi keras tadi, maka bangunan yang tidak didesain tahan gempa akan roboh,” beber dia.
Hingga saat ini, korban meninggal dunia akibat gempa Aceh mencapai 92 orang. Korban tersebut mencakup anak-anak, orang dewasa, dan lansia.
Trauma Tsunami, Langsung Panik
Saat gempa 6,5 skala Richter menggoncang Pidie Jaya, Aceh, masyarakat langsung teringat bencana Tsunami 2014 lalu. Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa masyarakat langsung panik dan berhamburan ke luar rumah.
“Lokasi daerah tersebut memang rawan gempa tapi tidak membangkitkan Tsunami. Namun respon masyarakat langsung berhamburan ke luar rumah dan mencari tempat lebih tinggi karena trauma,” tutur Sutopo.
Terlebih, lanjut Sutopo, gempa susulan pun kembali mengguncang kawasan tersebut. Meski dengan besaran gempa yang lebih kecil, hal itu cukup memberi dampak psikologis bagi warga.
“Sampai siang ini gempa susulan sudah 12 kali dengan besaran gempa lebih kecil. Dan itu hal yang wajar. Setelah gempa besar diikuti gempa kecil demi keseimbangan tektonik,” jelas dia. Gempa Aceh 6,5 SR
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Drs. Moch. Riyadi, M.Si menegaskan, Rabu (7/12) wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pukul 05. 03.36 WIB dengan kekuatan M=6,5. Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km.
Hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI).
Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempabumi berupa kerusakan ringan seperti retak dinding dan atap rumah bergeser. Ini sesuai laporan sementara dari zona gempabumi bahwa gempabumi ini memang menimbulkan kerusakan di berbagai tempat.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempabumi memang terdapat struktur sesar mendatar.
Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 5.30 WIB sudah terjadi gempabumi susulan sebanyak 5 kali dengan kekuatan terbesar M=4,8. Tampak bahwa tren kekuatan gempabumi susulan semakin kecil, sehingga masyarakat dihimbau agar tetap tenang, selanjutnya mengikuti arahan BPBA setempat dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
MKG: 12 Kali Gempa Susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat mencatat sebanyak 12 kali gempa bumi susulan mengguncang Provinsi Aceh pascagempa 6,5 Skala Richter yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengirimkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) dan velbed (tempat tidur lipat) sebagai bantuan kepada korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama mengatakan MP ASI yang dikirimkan tersebut sebanyak 1 ton sedangkan velbed sebanyak 10 unit. Bantuan tersebut merupakan hasil koordinasi Dinkes Sumut dengan Dinkes Pemprov Aceh.
“Sore ini tim assesment kita berangkat ke sana untuk meninjau langsung apa saja yang dibutuhkan di sana,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (7/12).
Menurut Agustama, dari assesment tersebut nantinya dapat diberikan bantuan tambahan. “Kalau memang dibutuhkan akan diberikan tambahan,” ujarnya.
Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinkes Sumut Suhadi menyebutkan, selain MP ASI dan velbed, korban gempa juga membutuhkan tenda. “Tapi kita tidak punya tenda, maka cuma velbed saja yang dikirim,” kata Suhadi.
Dikatakan Suhadi, untuk korban gempa, sejauh ini Pemprov Aceh belum meminta bantuan obat-obatan karena Pemprov masih bisa menangani sendiri. “Belum ada, masih bisa diatasi oleh pemdanya. Rumah sakit di sana juga masih bisa menampung,” tandas Suhadi.
Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut mengaku akan mengirimkan truk tangki air dan ambulance untuk warga Aceh yang terdampak musibah itu. Ketua PMI Sumut, Rahmat Shah mengatakan pihaknya sudah standby untuk mengirimkan bantuan ke Pidie Jaya, karena sangat dibutuhkan ketika terjadi bencana.
“Biasanya yang dibutuhkan tangki air dan ambulan. Mudah-mudahan truk tangki air ini nantinya bisa digunakan untuk minum, shalat, mandi, dan lainnya. Ada juga kita kirimkan ambulance serta sejumlah logistik lainnya,” ucapnya.
Dia mengakui akses di daerah bencana gempa cukup sulit dijangkau apalagi mengingat sejumlah kerusakan yang terjadi. Namun tim PMI Sumut akan mengupayakan agar semua bantuan dapat sampai ke lokasi.
“Ada belasan tim dan relawan yang dikirim ke sana. Anak-anak di lapangan sudah tau, sampai batas mana bisa dijangkau. Kalau akses jalannya sulit, kita pakai motor. Tapi biasanya truk ada jalan kusus yang bisa dilalui. Yang penting kita usahakan agar semua bantuan tiba dengan selamat,” ujarnya,
Begitupun, Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Sumut mengaku turut terpanggil untuk membantu para korban bencana gempa bumi tersebut.
Ketua HIPGABI Sumut Dudut Tanjung mengutarakan bahwa pihaknya memberangkatkan tiga perawat bencana dan dua perawat umum dengan menggunakan angkutan darat.
“Di sana tim ini akan langsung memberikan bantuan perawatan kegawatdaruratan, seperti merawat luka, menangani patah tulang, memberikan support pada cidera, mengatasi perdarahan, transportasi dan evakuasi korban,” jelasnya.
Selain menyumbangkan tenaga, tim ini sambung dia, juga akan memberikan bantuan alat-alat kesehatan seperti kasa luka, peralatan infus, perban, arm sling (penyanggah patah tulang lengan), mitela (pembalut), neck collar (penyanggah patah tulang leher), obat perawatan luka dan lainnya.
“Direncanakan tim yang akan membantu korban sampai 3 atau 5 hari. Selanjutnya, kemungkinan akan bergantian dengan HIPGABI dari provinsi lainnya sesuai dengan kondisi di lapangan,” pungkasnya.
SAR Medan Kirim Tim Gempa Gempa dengan kekuatan 6,5 SR mengguncang wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (7/12) mendapat perhatian serius oleh pihak Basarnas dari Kantor SAR Medan.
Guna membantu proses pencarian korban, SAR Medan mengirim 1 tim yang terdiri dari 13 orang personil SAR dan 1 petugas medis berangkat dari kantornya, Jalan Bunga Sedap Malam No 9, Medan Selayang pagi tadi, Rabu (7/12).
“Pagi ini kita kirim tim perama dan nanti berangkat lagi siang atau sore,” kata Kepala Kantor SAR Medan, Zainul Thahar.
Zainul menjelaskan, tim yang mereka berangkatkan pertama ini akan langsung menuju Aceh Pidie yang menjadi pusat gempa. Mereka akan melakukan evakuasi dan upaya pencarian terhadap para korban.
Lanjut Zainul, Tim ini juga dilengkapi dengan peralatan yang spesifik untuk membantu kegiatan SAR di perkotaan.
“Mereka dilengkapi peralatan spesifik untuk mematahkan, membongkar bangunan yang diperkirakan ada orang terjebak. Itu memang peralatan untuk Urban Rescue (SAR di perkotaan),” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya Gempa dengan kekuatan 6,5 SR mengguncang wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Gempat tersebut memicu kerusakan parah, dan belasan orang dikabarkan meninggal dunia.
Terpisah, Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I di Belawan, Medan, telah menyiapkan 1 unit kapal untuk mengangkut bantuan untuk korban gempa di Pidie Jaya. TNI AL juga mendirikan posko penerimaan bantuan di Belawan.
“Kita sudah buat posko di Lantamal 1, TNI AL siap mengantar bantuan. Bagi yang dibutuhkan masyarakat,†kata Kadispen Lantamal I, Mayor Laut (KH) Sahala Sinaga.
Dia mengatakan, pihak yang ingin memberikan bantuan dapat langsung mengantarnya ke markas Lantamal I di Belawan. Bantuan itu rencananya akan diangkut KRI Sibolga 536. Jadwal keberangkatan kapal itu bergantung bantuan yang terkumpul. “Kita belum bisa buat jadwal, tergantung yang mau diangkut,†jelasnya.
Transportasi Darat Masih Aman
Bagi masyarakat yang akan kembali dari Medan ke Aceh atau yang ingin mengunjungi keluarga, saudara dan lannya pasca gempa, tidak perlu cemas. Sebab, transportasi darat masih aman. Tidak ada kendala dalam keberangkatan walau melewati Pidie Jaya.
Seperti yang dikatakan Bagian Administrasi Sempati Star, Hendra, untuk satu hari ini (red-Rabu) bus telah diberangkatkan sebanyak 10 kali dari pukul 06.00 hingga pukul 16.00 WIB. “Yang berangkat Medan Aceh masih aman, dan tidak ada calon penumpang yang membatalkan keberangkatan ke Aceh,” ujar Hendra kepada SUMUT24, Rabu (7/12).
Selain itu, Hendra juga mengatakan lebih dari 100 penumpang dari pukul 06.00 WIB hingga sore terlihat dari wajah-wajah penumpang ke Aceh juga tidak nampak kekhawatirannya. “Intinya keberangkatan bus kita aman terkendali, sebab laporan dari perwakilan kami di Aceh jalan tidak begitu parah,” ujarnya.
Sementara Karyawan PMTOH, Joy mengatakan, jumlah penumpang masih strandar tidak ada yang membatalkan keberangkatan menuju Aceh. “Hingga sore ini kita masih berangkatkan 3 bus ke Aceh, jadi tidak ada masalah,” katanya.
Begitu juga dengan transportasi darat Putra Pelangi, bagian Administrasi, Wulan mengatakan, satu hari ini sudah 12 bus diberangkatkan ke Aceh. “Bagian ekonomi maupun eksekutif tetap kita berangkatkan, sebab kita lihat di televisipun hanya sebagian jalan aspal yang retak, dan masih bisa dilewati pelan pelan,” ujar Wulan. (W04/W02)
Medan sumut24.co Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H bersama Ketua Bhayangkari Cabang Kota Medan Ny.
kota
Medan sumut24.co Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H menghadiri audiensi bersama Ketua DPRD Kota Meda
kota
Kejari Deli Serdang Selamatkan Uang Negara Rp7,08 Miliar dari Dua Kasus Korupsi Besar
kota
Desak KPK Tetapkan Mulyono Sebagai Tersangka Suap Proyek Jalan Sumut Rp 1,1 Miliar
kota
Kasus Patgulipat Proyek Citraland Mulai Terkuak, KAMAK Desak Kejatisu Ungkap Pejabat Terlibat
kota
FK USU adakan FUN WalkBertema &ldquoDari Kita Untuk Kita FK USU Jaya&rdquo
kota
KEPALA DAERAH SEBAGAI &ldquoRENT SEEKER&rdquo UANG RAKYAT
kota
Medan sumut24.co Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H., memimpin upacara bendera di Yayasan Jabal Noor
News
Ketua Forkom KBI Kongres KOPI Penting untuk Menguatkan Ekonomi Pers Lokal
kota
Perubahan Sejati Tidak Lahir dari Kekuasaan
kota