
LKP3A Fatayat NU Sumut: "Sumut Darurat Femisida!"
LKP3A Fatayat NU Sumut "Sumut Darurat Femisida!"
kotaOleh: Amru Lubis
Baca Juga:
e-Commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual-beli secara elektronik melalui media internet. Adapun market place adalah aplikasi atau situs web yang memberikan fasilitas jual-beli online dari berbagai sumber.
Dengan jumlah populasi 264 juta jiwa, atau urutan ke-4 terbesar di dunia, Indonesia menyimpan potensi ekonomi digital yang cukup besar seiring berkembangnya teknologi dan media sosial (medsos). Penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta atau 54,68% dari total populasi. Pengguna aktif medsos mencapai 115 juta atau 44% dari total populasi.
Pengguna telepon seluler (ponsel) mencapai 371 juta atau 141% dari total populasi. Artinya, setiap orang menggunakan 1,4 ponsel atau lebih dari 1 ponsel. Pengguna medsos aktif dengan ponsel 106 juta atau 40% dari ponsel terdaftar. Kelas menengah yang cenderung konsumtif pun bertumbuh. Ini potensi pasar yang luar biasa. Melihat potensi pasar yang demikian besar itulah maka sangat memungkinkan para raksasa-raksasa e-commerce dunia pun bertarung di Indonesia.
Manfaat e-Commerce
Perilaku masyarakat yang mulai menggandrungi belanja online rupanya membawa keuntungan bagi beberapa pihak produsen di masyarakat antara lain menjual produk atau jasa secara online, tanpa harus mendirikan toko sebagai tempat usaha sehingga kamu bisa memasarkan produk atau jasa kepada konsumen kapanpun dan dimanapun.
Dari segi pemasaran, kini tidak perlu mengeluarkan biaya untuk promosi karena dengan menggunakan jaringan internet kamu bisa memasarkan produk atau jasa secara meluas ke masyarakat. Bagi konsumen sendiri, memiliki keuntungan berupa mempermudah proses pembelian beserta transaksinya yang dilakukan secara online.
Tentu saja tak hanya dampak positif yang dapat dirasakan, juga harus lebih waspada dengan dampak negatif adanya e-Commerce antara lain potensi penipuan, pencurian data, gangguan sistem (listrik, jaringan, human eror), hingga hacker.
Fenomena hadirnya e-Commerce di Indonesia yang semakin beragam rupanya ada yang menarik. Selain mampu bersaing dengan situs jual beli online global, seperti e-Commerce Alibaba, Amazon, dan Ebay. Di Indonesia ada Blibli.com, Tokopedia, Bukalapak, Bhinneka.com dan lain-lain.
Kegiatan berbelanja online ini telah menjadi gaya hidup banyak orang khususnya daerah perkotaan. Menurut data oleh Frost & Sullivan menyatakan bahwa Indonesia dan China menjadi negara dengan pertumbuhan pasar e-Commerce terbesar di dunia dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17 persen tiap tahun. Hal tersebut disebabkan karena adanya jaringan internet yang semakin cepat dan menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia dan tindakan penjual yang menawarkan diskon serta pelayanannya.
Indonesia Negara Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara
Pemerintah telah menargetkan tahun 2020, menjadikan Indonesia sebagai egara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara degan menciptakan 1.000 technopreneurs dengan valuasi nilai bisnis US$ 10 miliar atau Rp 130 triliun, dan 80% produk yang dijual di e-commerce Indonesia adalah produk-roduk hasil UMKM lokal.
Perlu jadi catatan bagi kita semua, hingga hari ini pasar e-Commerce di Indonesia masih dikuasai Tiongkok mencapai 60%. Sedangkan pangsa pasar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia baru mencapai 40%. Buktinya, produk impor justru membanjiri hingga 93% dari total seluruh produk yang ada di beberapa market place besar di Indonesia, dan hanya 7% produk lokal yang ada di e-Commerce.
Pemerintah telah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi XIV tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Berbasis Elektronik, dan Peraturan Presiden (Perpres) No 74/2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) Tahun 2017-2019. Tentunya, sebagai rakyat Indonesia segeralaah kita fokuskan pengembangan dan peran UMKM. Pemanfaatan teknologi untuk UKM akan menciptakan pembangunan yang inklusif yang melibatkan hampir 85% lainnya.
Saat ini, UMKM kita masih berbasis di desa, makanya masa depan perekonomian Indonesia pun tentunya ada di desa. Anak-anak muda harus berhenti berurbanisasi dan mulai menggeluti bisnis UMKM berbasis e-commerce di desa, mengingat penggunaan internet di pedesaan juga sangat masif.
Pemerintah mestinya harus ikut sadar untuk mendorong pertumbuhan produk-produk lokal melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada UMKM, dan menciptakan iklim yang kondusif untuk berwirausaha. Di sisi lain, pemerintah harus menciptakan infrastruktur untuk menopang terus berkembangnya e-commerce dan market place.
Selain peran aktif pemerntah, tentunya semua aspek dan pilar wirausaha harus terus bangkit dan melakukan koordinasi untuk membuat terobosan-terobasan baru atau berinovasi. Pemerintah, pengusaha, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi harus sejalan untuk terciptanya semua ini.
Presiden Jokowi: Tahun 2045 Indonesia Negara Maju
Kita masih ingat yang dikatakan Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya, pada Sidang Paripurna MPR RI dalam rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Periode 2019-2024, Minggu (20/10/2019).
Dikatakan Presiden Jokowi, tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju. Atau pada satu abad Indonesia merdeka mestinya. “Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan. Itulah target kita. Target kita bersama,” ujar Presiden Jokowi.
Dikatakannya, mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Indonesia harus menuju ke sana. Karena sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai.
Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif. Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. Harusnya semua melakukan inovasi, berinovasi adalah budaya bangsa Indonesia. (*)
LKP3A Fatayat NU Sumut "Sumut Darurat Femisida!"
kotaLatar Belakang NonTeknik, Plt Kepala Dinas PUPR Sumut Hendra Dermawan Tak Layak
kotaTingkatkan Literasi Keuangan, Bank Sumut Edukasi Ratusan Pelajar Lewat Nusantara Science Competition dan Seminar Pendidikan Nasional seSumu
NewsPerjuangan Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa di Pesisir P. Samosir Danau TobaSumut24.co Samosir yang terletak di tengahtengah Danau Toba di Ka
Newssumut24.co BALIGE, Bupati Toba, Effendi Sintong P Napitupulu menyampaikan nota pengantar atas Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Toba tah
NewsPantia Kongres PWI 2025 Sepakati Mekanisme Pemilihan Ketua Umum Baru
kotaJaga Marwah Siapkan Data Dugaan Jual Beli Proyek di Kabupaten Karo Ke KPK
kotasumut24.co TANJUNGBALAI, Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim kembali menekankan soal kedisiplinan terhadap seluruh para Aparatur Sipi
NewsPolda Sumut Bongkar Pabrik Ekstasi Berkedok Kantor Ormas di Medan
Newssumut24.co ASAHAN, Apel gabungan yang dipimpin Wakil Bupati Asahan, Rianto SH, M.AP, pada hari Senin (04/08/2025) bukan sekadar rutinitas a
News