Rabu, 24 Desember 2025

KSEI Mengawal Integritas Gen Z di Pasar Modal Indonesia

Administrator - Kamis, 30 Oktober 2025 17:49 WIB
KSEI Mengawal Integritas Gen Z di Pasar Modal Indonesia
Sosialisasi KSEI bersama media terkait edukasi pasar modal di Medan (30/10).(Foto ist)
sumut24.co - Medan

Baca Juga:

Generasi Z kini semakin dominan dalam dunia investasi ritel, didorong oleh akses teknologi, motivasi finansial yang berbeda, dan keinginan untuk memanfaatkan waktu panjang (time horizon) mereka. Tren ini membawa peluang besar bagi pasar modal, namun juga memunculkan tantangan terkait literasi, risiko spekulasi, dan regulasi.


Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat fenomena menarik di pasar modal global semakin banyak investor muda—khususnya generasi Z (lahir kira-kira antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an)—yang aktif memasuki dunia investasi saham dan instrumen pasar modal lainnya.
Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa dari pertumbuhan investor pasar modal dari 2020 hingga September 2023, "milenial dan Gen Z mendominasi sebanyak 80%" dari investor baru.


Terdapat sebesar 79,07 persen atau 393 T investor muda dari kalangan gen z serta milenial. Sisanya dari kalangan baby boomers sebesar 2,92 persen atau 1215 T investor.
Berdasarkan hal‐hal ini, dapat dikatakan bahwa generasi Z tidak hanya masuk ke pasar modal, tetapi mulai menjadi bagian signifikan dari basis investor ritel.


Beberapa faktor utama yang mendorong partisipasi generasi Z dalam investasi saham yaitu :
1. Akses Teknologi dan Platform Investasi yang Mudah
Generasi Z tumbuh dengan smartphone, internet, dan aplikasi keuangan mudah diakses. Platform trading dan investasi ritel (sering kali dengan biaya rendah, tanpa minimum besar) memungkinkan mereka untuk mulai berinvestasi dengan modal relatif kecil.


2. Literasi Finansial dan Sosialisasi Investasi
Generasi Z lebih terbuka untuk berbicara soal keuangan dan investasi, baik di lingkungan teman maupun di media sosial. Mereka juga mencari informasi melalui internet serta platform investasi online.


3. Tantangan Ekonomi dan Motivasi Jangka Panjang
Generasi Z menghadapi kondisi ekonomi yang berbeda: suku bunga rendah, inflasi, dan pasar kerja yang kompetitif. Untuk banyak dari mereka, menabung saja dianggap tidak cukup, investasi dilihat sebagai cara untuk mempercepat pembentukan kekayaan. Misalnya, sebuah survei menunjukkan 87% investor Gen Z telah membeli atau menjual saham karena suku bunga tinggi dan inflasi.


4. Shift dalam Strategi Investasi
Meskipun generasi Z awalnya lebih banyak tertarik pada investasi spekulatif (cryptocurrency, meme stocks), ada kecenderungan pergeseran ke strategi yang lebih "mapan" seperti dana indeks/ETF serta investasi jangka panjang.


Dengan adanya banyak galeri investasi di sekolah, perguruan tinggi, dan kampanye edukasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), akses bagi generasi muda ke pasar modal makin terbuka.
Artinya pasar modal Indonesia punya potensi besar untuk tumbuh bersama generasi muda, namun juga harus siap menghadapi tantangan edukasi dan perlindungan investor.



Peran PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam Edukasi Investor dari Kalangan Gen Z
Dalam paparannya Unit Edukasi Layanan Jasa Investor Ruth menjelaskan apa itu Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) adalah sebuah lembaga keuangan yang berperan penting dalam menjaga integritas pasar modal Indonesia. Sebagai kustodian sentral efek, KSEI bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia.


KSEI adalah lembaga kustodian sentral efek Indonesia, yang bertugas mencatat, menyimpan, mengadministrasikan efek (saham, obligasi, reksa dana) serta mengelola sistem identifikasi investor melalui Single Investor Identification (SID).


Fungsi edukasi dan perlindungan investor juga termasuk dalam mandatnya, bekerja sama dengan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan self-regulatory organizations (SRO) pasar modal lainnya.


Beberapa fakta menggarisbawahi pentingnya edukasi pasar modal bagi kalangan muda (termasuk generasi Z) di Indonesia. Data KSEI menunjukkan bahwa investor individu usia di bawah 30 tahun kini mendominasi jumlah investor pasar modal Indonesia.


Dengan dominasi usia muda, maka literasi keuangan, pemahaman risiko, dan pemilihan instrumen yang tepat menjadi sangat krusial agar mereka bisa berinvestasi dengan cerdas dan bukan hanya ikut tren. KSEI sendiri mencatat bahwa pertumbuhan investor yang sangat cepat (khususnya di usia muda) perlu didukung oleh edukasi agar pasar tetap sehat dan inklusif.


Berikut beberapa aktivitas dan program KSEI yang berhubungan dengan edukasi dan melibatkan generasi muda yaitu :
KSEI menjadi bagian dari rangkaian kegiatan edukasi bersama OJK dan SRO lainnya, seperti program "Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT)" yang secara spesifik menargetkan generasi muda di kampus dan daerah.


KSEI melalui siaran pers menyebut bahwa sejak peluncuran fasilitas digital seperti AKSes – yang memberikan transparansi portofolio investor dan kemudahan akses data – mempermudah investor muda makin tertarik masuk.


Program untuk memperluas cakupan investor baru: KSEI menetapkan target penambahan 2 juta investor baru pada 2025, dengan partisipasi besar dari kalangan muda dan generasi Z.


KSEI juga mengeluarkan data demografi investor yang menjadi bahan edukasi untuk menunjukkan bagaimana profil investor muda dan tren investasi berkembang serta membantu generasi muda memahami posisi mereka dalam ekosistem pasar modal.


KSEI memiliki beberapa fungsi utama, yaitu KSEI bertindak sebagai "Kustodian Efek", yang berarti bahwa KSEI bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola efek-efek yang dipercayakan kepadanya. Selain itu sebagai "Sentralisasi" yaitu KSEI melakukan sentralisasi penyimpanan dan pengelolaan efek-efek, sehingga memudahkan investor untuk melakukan transaksi efek.


Selanjutnya KSEI melakukan pengawasan terhadap transaksi efek untuk memastikan bahwa transaksi tersebut dilakukan secara transparan dan adil. Di dunia pasar modal KSEI berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi efek di pasar modal Indonesia.


Dengan melakukan sentralisasi penyimpanan dan pengelolaan efek-efek, KSEI dapat meningkatkan efisiensi transaksi, mempercepat proses transaksi efek dan mengurangi biaya transaksi, meningkatkan keamanan transaksi efek yang berefek dapat meningkatkan kepercayaan investor.


KSEI adalah lembaga yang berperan penting dalam menjaga integritas pasar modal Indonesia. Dengan melakukan sentralisasi penyimpanan dan pengelolaan efek-efek, KSEI dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi efek di pasar modal Indonesia. Oleh karena itu, KSEI diharapkan dapat terus meningkatkan kinerjanya untuk menjaga kepercayaan investor dan meningkatkan kualitas pasar modal Indonesia.(W04)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Gen Z Jadi Kekuatan Baru di Pasar Modal Indonesia
Gubsu Dorong ASN Pemprov Sumut Menjadi Investor Pasar Modal
Panduan Memahami Indeks Saham Indonesia
Mengenal Fenomena Profit Taking di Pasar Saham Indonesia
Optimalisasi Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah sebagai Instrumen Pembiayaan Pembangunan Daerah
CMSE 2025 Usung Tema Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Peluang
komentar
beritaTerbaru