Minggu, 14 Desember 2025

Indonesia Butuh Pemimpin Berilmu dan Berakhlak

Administrator - Minggu, 14 Desember 2025 13:30 WIB
Indonesia Butuh Pemimpin Berilmu dan Berakhlak
Istimewa
Baca Juga:

Medan - Indonesia tidak cukup hanya dipimpin oleh orang-orang berilmu pengetahuan tinggi. Bangsa sebesar ini, dengan keragaman suku, agama, budaya, serta kompleksitas persoalan sosial, ekonomi, dan politik, justru membutuhkan sesuatu yang lebih mendasar: kepemimpinan yang berakhlak, bermoral, dan berlandaskan budi pekerti luhur.

Ilmu tanpa akhlak berpotensi melahirkan kecerdasan yang dingin, bahkan berbahaya. Sejarah telah banyak membuktikan, betapa kecerdasan tanpa nurani kerap menjadi alat pembenaran bagi keserakahan, penyalahgunaan kekuasaan, dan praktik-praktik kotor yang merugikan rakyat. Karena itu, kepemimpinan sejati tidak hanya diukur dari gelar akademik atau kecakapan teknokratis, melainkan dari integritas moral dan keteladanan sikap hidup.

Syahrir Nst menegaskan, kepemimpinan suatu negara—terlebih Indonesia—harus dilandasi akhlakul karimah. Memimpin bangsa ini berarti memimpin dengan hati nurani yang bersih, menjauhkan diri dari kepentingan nafsu duniawi, serta bebas dari motif-motif tersembunyi yang mengorbankan kepentingan rakyat. Kepemimpinan yang berakhlak adalah kepemimpinan yang jujur, tulus, dan ikhlas dalam pengabdian.

Akhlak itu sendiri lahir dari iman yang jujur dan bersih. Iman yang tidak dimanipulasi oleh ambisi kekuasaan, tidak dicemari oleh transaksi politik gelap, dan tidak tunduk pada kepentingan sesaat. Dari iman itulah tumbuh keberanian untuk berlaku adil, bersikap tegas terhadap kezaliman, dan konsisten membela kebenaran meski penuh risiko.

Lebih jauh, kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang menghadirkan Tuhan dalam setiap keputusan. Bukan sekadar simbol atau jargon religius, melainkan kesadaran bahwa kekuasaan adalah amanah, dan setiap kebijakan akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan rakyat, tetapi juga di hadapan Allah SWT. Kesadaran inilah yang melahirkan rasa tanggung jawab untuk mengayomi seluruh makhluk ciptaan Tuhan—manusia, hewan, dan alam semesta.

Indonesia hari ini tidak kekurangan orang pintar. Namun, bangsa ini masih merindukan pemimpin yang bersih hatinya, lurus niatnya, dan kuat akhlaknya. Pemimpin yang tidak menjadikan jabatan sebagai alat memperkaya diri dan kelompok, tetapi sebagai sarana ibadah dan pengabdian.

Pada akhirnya, masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas moral para pemimpinnya. Sebab hanya dengan kepemimpinan yang berilmu dan berakhlak, negeri ini dapat melangkah menuju keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan yang hakiki.red


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemimpin Sejati Bukan Mencari Salah, Tapi Membaca Hati
Mencari Pemimpin Yang Ideal Menurut Islam
Pendidik Itu Pemimpin, Pemimpin Itu Pendidik
Di Bawah Kepemimpinan Prof Muryanto Amin, USU Catat Rekor Paten Terbanyak
Pemimpin Harus Lahir dari Masjid
Golkar Tapsel All Out Dukung Musa Rajekshah Pimpin Sumut, H. Rahmat Nsution: Kami Siap di Garda Terdepan
komentar
beritaTerbaru