Sabtu, 13 Desember 2025

UGM Diduga Menyembunyikan Kebenaran: Publik Terus Ragukan Penjelasan Rektor

Administrator - Jumat, 05 Desember 2025 15:14 WIB
UGM Diduga Menyembunyikan Kebenaran: Publik Terus Ragukan Penjelasan Rektor
Istimewa

Oleh: H. Syahrir Nasution

Baca Juga:

YOGYAKARTA — Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi tertua dan paling terpandang di Indonesia, kini kembali berada dalam sorotan publik. Sebagai institusi yang selama ini dijunjung sebagai benteng moral, kampus seharusnya berdiri sebagai penjaga kejujuran dan terang benderang dalam mengungkap setiap persoalan, terutama jika persoalan itu bersentuhan langsung dengan nama baik dunia akademik.

Namun, rangkaian penjelasan yang disampaikan Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, justru menimbulkan gelombang ketidakpercayaan baru dari masyarakat. Meski sang rektor berulang kali memberikan klarifikasi terkait isu yang mengemuka, publik tetap menilai ada yang tidak beres dan merasa penjelasan tersebut jauh dari memuaskan.

Publik Tidak Percaya Penjelasan Rektor

"UGM menyembunyikan kebenaran." Demikian suara yang kini banyak bergema. Ketidakpercayaan publik bukan tanpa alasan. Penjelasan demi penjelasan dianggap tidak mampu menjawab inti persoalan. Lebih jauh, masyarakat menilai pernyataan yang diberikan tidak selaras dengan logika, tidak masuk akal sehat, dan terkesan mengaburkan substansi masalah.

Hal ini menciptakan persepsi kuat bahwa ada sesuatu yang tidak diungkapkan secara jujur. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menjunjung nilai-nilai integritas, UGM mestinya tidak membiarkan celah keraguan itu terus menganga.

Integritas Kampus Dipertaruhkan

Seorang rektor, betapapun tingginya jabatan akademik yang disandang, bukanlah jaminan kebenaran ketika telah masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Publik melihat fenomena ini bukan hanya di UGM, tetapi juga di perguruan tinggi besar lain—termasuk Universitas Sumatera Utara (USU)—di mana jabatan akademik dilibatkan dalam struktur pemerintahan hingga menimbulkan konflik kepentingan.

Di mata masyarakat, kondisi inilah yang mengikis kepercayaan terhadap setiap pernyataan resmi yang dikeluarkan kampus. Alih-alih dianggap sebagai suara akademis yang objektif, pernyataan tersebut dicurigai sebagai bentuk pembelaan institusi atau kepentingan tertentu.

Benteng Moral Harus Kembali Bangkit

Jika UGM ingin mengembalikan kepercayaan publik, hanya ada satu jalan: membuka seluruh fakta secara apa adanya. Kampus harus kembali ke posisi hakikinya sebagai lembaga penjaga moral, bukan sebagai institusi yang membentengi kepentingan kelompok atau kekuasaan mana pun.

Transparansi penuh, audit independen, serta keberanian mengungkap segala bentuk penyimpangan adalah satu-satunya cara memulihkan marwah UGM. Publik menunggu langkah konkret, bukan sekadar pernyataan formal yang tak mencerminkan kejujuran.

Saat ini, semua mata tertuju ke UGM. Pertanyaannya: beranikah kampus yang dahulu menjadi simbol kecerdasan bangsa ini menegakkan kebenaran? Atau justru membiarkan keraguan publik terus menjadi noda dalam sejarahnya?.***


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Terpilih Kembali di Tengah Bayang Kasus Korupsi, Prof Muryanto Amin Dinilai Dipaksakan Pimpin USU Lagi
Prof Muryanto Amin Sah Terpilih Kembali Menjadi Rektor USU Periode 2026-2031
Alumni Angkatan 70-an USU Respons Surat Dr. Jhony Marpaung Soal Pilrek: “Ini Negara Hukum, Jangan Butakan Rakyat”
Rekam Jejak Emas Prof. Dr. Arbanur Rasyid, Calon Rektor UIN Syahada yang Dikenal Berintegritas dan Rendah Hati
Ini 5 Nama Masuk Bursa Calon Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan Periode 2026–2030
Demo Rektorat, Mahasiswa Desak Audit Keuangan dan Diskualifikasi Rektor Petahana
komentar
beritaTerbaru