Jumat, 05 Desember 2025

Pemilihan Rektor USU Ditunda, Dugaan Politik Uang dan Kecurangan Jadi Sorotan

Administrator - Jumat, 03 Oktober 2025 17:49 WIB
Pemilihan Rektor USU Ditunda, Dugaan Politik Uang dan Kecurangan Jadi Sorotan
Istimewa

Medan – Pemilihan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) periode definitif yang semestinya digelar pada Kamis (2/10/2025) resmi ditunda. Keputusan ini diambil melalui rapat pleno Majelis Wali Amanat (MWA) USU setelah adanya arahan langsung dari Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI.

Baca Juga:

Penundaan dilakukan menyusul mencuatnya dugaan kecurangan pada tahap penyaringan tiga calon rektor dari delapan kandidat yang direkomendasikan kepada MWA. Dugaan tersebut kian menguat setelah beredarnya foto seorang anggota Senat Akademik berbaju batik biru yang memotret surat suara di bilik pemilihan pada 25 September lalu.

Foto itu cepat menyebar di media sosial dan memantik kontroversi, terlebih sebelumnya media GoSumut.com sempat menurunkan laporan dengan judul "Jelang Pemilihan Rektor, Isu Politik Uang Semakin Santer di USU".

Nama Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut., M.Si., Ph.D., dosen Fakultas Kehutanan USU yang juga dikenal sebagai ilmuwan berprestasi internasional, terseret karena disebut-sebut sebagai sosok berbaju batik dalam foto tersebut. Hingga kini, Prof. Basyuni belum memberikan klarifikasi meski sudah dihubungi berbagai media.

Humas USU, Amalia Meutia, menyatakan bahwa tidak ada aturan yang secara eksplisit melarang pemotretan surat suara. "Keputusan untuk memotret merupakan pilihan personal dari masing-masing pemilih," ujarnya dalam pernyataan resmi.

Namun, sumber internal menyebutkan perdebatan soal tata tertib memang sempat mencuat dalam rapat yang dipimpin Ketua Panitia Pemilihan, Doli Dalimunthe. Meski sebagian pihak menolak keras, Doli dikabarkan memberi kebebasan anggota senat untuk melakukan dokumentasi pribadi. Upaya konfirmasi media kepada Doli hingga kini belum mendapat respons.

Seharusnya, usai tahap penyaringan tiga calon, MWA bersama Mendiktisaintek akan memilih satu nama untuk ditetapkan sebagai rektor definitif. Dalam mekanisme tersebut, MWA memegang 65 persen hak suara, sedangkan Mendiktisaintek 35 persen.

Namun, dengan adanya dugaan kecurangan dan isu politik uang, Mendiktisaintek meminta agar pemilihan dijadwalkan ulang. "Pemilihan ini penting bagi keberlangsungan demokrasi di kampus. Karena itu, hasilnya harus sah, legitimate, dan tidak menimbulkan perdebatan," tegas Mendiktisaintek Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D.

Sementara itu, Forum Penyelamat USU (FPSU) juga melayangkan somasi kepada MWA agar memastikan pemilihan rektor berjalan bersih dan transparan. "Jika dibiarkan, praktik curang akan merusak marwah akademik USU," demikian bunyi pernyataan FPSU.

Dengan penundaan ini, USU masih menunggu jadwal baru pemilihan rektor, sembari menanti hasil investigasi atas dugaan pelanggaran yang mencoreng proses demokrasi kampus terbesar di Sumatera Utara tersebut.tim

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Kemendiktisaintek Apresiasi Posko USU Peduli, Siapkan Dukungan Pendanaan Hingga Rp50 Miliar
Fakultas Keperawatan Dan Kedokteran USU Salurkan Bantuan Dan Beri Layanan Kesehatan Masyarakat Terdampak Bencana
USU Terima Bantuan Kemanusiaan Dari BTN Untuk Korban Banjir Sivitas Akademika
UKP Pariwsata, Zita Anjani Terbangkan Bantuan Presiden ke Sibolga dan Tapanuli Tengah: Kolaborasi Negara & Bulog Lindungi Warga Pasca Insiden Gudang B
USU Wisuda 2.656 Lulusan, Prof Muryanto Amin Minta Alumni Terapkan Lifelong Learning
Kolam Retensi Gagal Berfungsi, FP-USU Soroti Tata Kelola Infrastruktur Kampus
komentar
beritaTerbaru