
Pemkab.Pakpak Bharat Menerima Apresiasi UHC Atas Keaktifan JKN Dari Gubsu
Pemkab.Pakpak Bharat Menerima Apresiasi UHC Atas Keaktifan JKN Dari Gubsu
kotaBaca Juga:
Medan – Nama Bung Syahrir tak pernah lekang dari catatan sejarah bangsa. Di balik sosoknya yang sederhana, ia meninggalkan jejak pemikiran yang begitu dalam, terutama dalam buku kecilnya berjudul Perjuangan Kita. Di sana, Syahrir menekankan hal yang kerap luput dari perhatian banyak orang: pembangunan watak bangsa atau character building.
Sejak jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan 1945, Syahrir sudah mengingatkan pemuda-pemuda Indonesia tentang arti kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan, bagi Syahrir, bukan sekadar simbol lepas dari penjajahan, melainkan tanggung jawab untuk mengisi negeri ini dengan karakter kuat—bangsa yang sadar akan hak dan kewajibannya.
"Bangsa ini jangan hanya menjadi pengikut di negeri merdeka. Jadilah pemilik sejati dengan rasa tanggung jawab tinggi tanpa paksaan dari pihak mana pun," begitu kira-kira pesan Bung Syahrir yang kembali dikutip Syahrir Nst, pemerhati kebangsaan, dalam sebuah refleksi pada Kamis (25/9/2025).
Ia menambahkan, Bung Karno dan Bung Hatta pun sejak awal menekankan pentingnya character building. Kemerdekaan tanpa diisi dengan kesadaran akan maknanya hanyalah kerugian besar di kemudian hari. "Sense of belonging, rasa memiliki negeri ini, itulah yang harus terus dijaga," ujar Syahrir Nst.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa membangun bangsa bukan perkara ijazah atau gelar semata. Karakter justru lahir dari kebiasaan. Jika seseorang terbiasa berbohong tanpa koreksi publik, maka kebiasaan itu lambat laun akan menjadi watak. "Dan bila hal itu meluas, ia bisa berkembang menjadi watak bangsa. Sebuah karakter yang mirip binatang, tanpa nilai luhur," tegasnya.
Refleksi atas pemikiran Bung Syahrir ini seolah kembali relevan di tengah tantangan bangsa saat ini. Kemerdekaan yang telah diraih 80 tahun lalu bukanlah tujuan akhir, melainkan titik awal. Tantangan sebenarnya ada pada bagaimana bangsa ini mampu menjaga martabatnya, dengan membangun manusia yang berkarakter, jujur, bertanggung jawab, dan setia pada cita-cita luhur para pendiri bangsa.
Buku kecil Bung Syahrir mungkin sederhana, tetapi pesan di dalamnya tak pernah pudar: bahwa kemerdekaan sejati hanya akan bermakna bila diisi oleh bangsa yang berkarakter.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google NewsPemkab.Pakpak Bharat Menerima Apresiasi UHC Atas Keaktifan JKN Dari Gubsu
kotaKapoldasu Dukung Musda JMSI Sumut 2025, Rianto S.H., M.H. Momentum Penguatan Media Siber yang Profesional
kotaRicky Carnova, Menjadi Pembina Apel Pagi di Halaman Kantor Bupati Solok.
kotaBupati Solok Hadiri Panen Raya Bawang Merah di Rimbo Tinggi Alahan Panjang
kotaBupati Solok Hadiri Pengambilan Sumpah dan Penyerahan SK Pengangkatan PPPK Tahap II Formasi Tahun 2024
kotaRekam Jejak PT Daffa Buana Sakti Amburadul, Jaga Marwah Kejatisu Harus Panggil, Periksa dan Tangkap
kotaPETANI MENGGUGAT! Minta Bongkar Perumahan Elit Ilegal Citra Land
kotaKunjungi Belawan, Ijeck Harap Nelayan Manfaatkan SLC Demi Keselamatan
kotaSoal Razia Plat BL, Mualem Ancam Bobby Pulangkan Ribuan Alat Berat Asal Sumut
kotaKabar Gembira! Pemprov Sumut Gelar Pemutihan dan Diskon Pajak Kendaraan Bermotor 2025 Mulai 1 Oktober
kota