Polresta Deli Serdang Gelar Program Jum’at Curhat Guna Dengarkan Keluhan Dari Masyarakat
Polresta Deli Serdang Gelar Program Jum&rsquoat Curhat Guna Dengarkan Keluhan Dari Masyarakat
kota
Baca Juga:
Deli Serdang – Potret kemiskinan ekstrem masih terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ironisnya, bantuan pemerintah justru tak tepat sasaran dan dinilai sarat praktik pilih kasih.
Salah satu kisah memilukan datang dari Nungnung Bangun (63), warga Desa Penen, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang. Hidup seorang diri, tuna wicara, dan menempati gubuk reot mirip toilet umum, Nungnung hanya mampu makan sekali sehari, itupun di malam hari.
Namun, ketika program pemerintah yang dikenal dengan sebutan bedah rumah digulirkan, Nungnung justru tidak mendapat bantuan. Sebaliknya, penerima bantuan justru adalah warga yang tergolong mampu—punya rumah permanen dengan tiga pintu, dua warung kopi, agen BRI Link, bahkan kebun sawit.
"Ini fakta yang terjadi. Program yang seharusnya menyentuh rakyat miskin justru jatuh ke orang-orang kaya," ungkap salah seorang warga dengan nada kecewa.
Dugaan Praktik Kolusi di Desa
Kasus semacam ini bukan sekali dua kali terjadi di Desa Penen. Bantuan sosial untuk kategori miskin ekstrem—yang seharusnya menyasar masyarakat paling rentan—justru diberikan kepada 10 orang kaya desa, termasuk mantan kepala desa yang punya kebun sawit dan mobil pribadi.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas aparatur desa. Dugaan kuat, praktik kolusi melibatkan kepala desa dan perangkatnya. "Istri kepala desa sendiri merangkap bendahara proyek. Sudah diperiksa polisi, jaksa, tapi tak pernah ada tindak lanjut. Seperti sudah kebal hukum," ujar sumber warga lainnya.
Pemerintah Daerah Dinilai Abai
Bupati Deli Serdang, dr Asril Udin Tambunan, yang merupakan putra mantan bupati Amri Tambunan, dinilai tidak peduli dengan persoalan ini. Meski sudah pernah menjadi sorotan media dan turun tangan Inspektorat, kasus semacam ini dianggap biasa saja dan tidak ditindaklanjuti.
Warga pun membandingkan kepemimpinan di Deli Serdang dengan figur lain, seperti Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Jawa Barat. "Kalau KDM itu, lihat rakyat susah langsung datang, terharu, bahkan menangis lalu beri bantuan tanpa pandang bulu. Tidak pilih-pilih agama, suku, atau latar belakang. Di sini, pejabat hanya sibuk pencitraan di media sosial," kritik seorang warga.
Politik Balas Dendam?
Tak hanya soal bantuan, warga menilai dinamika politik juga ikut berperan. Saat Pilkada lalu, sejumlah kepala desa diduga menjadi tim sukses. Mereka yang tidak mendukung bupati disebut-sebut langsung dicopot dari jabatannya tanpa alasan jelas.
Kini, Nungnung Bangun tetap bertahan di gubuk reotnya yang jauh dari kata layak huni. Ironi ini menjadi cermin betapa program pemerintah yang seharusnya berpihak pada rakyat miskin, justru diselewengkan untuk kepentingan segelintir elit desa.tim
Polresta Deli Serdang Gelar Program Jum&rsquoat Curhat Guna Dengarkan Keluhan Dari Masyarakat
kota
Medan sumut24.co Dalam rangka memperkuat internalisasi dan solidaritas jajaran, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjunta
News
Pemko menggelar Sarling, yaitu Pasar Murah Keliling. Kegiatan ini menjadi salah satu strategi dan TPID dalam mengendalikan angka inflasi
kota
Sekda menghadiri acara Road to Bulan Keuangan Kota Pematangsiantar Tahun 2025
kota
BAKOPAM SUMUT GELAR JUMAT BERKAH BAGI TALIASIH UNTUK JANDA DAN ANAK ASUH
kota
PESAN BERKELAS DARI BUNG RAHMAT RAYYAN NASUTION &ldquoIKANAS HARUS HADIR DENGAN KONTRIBUSI NYATA UNTUK SUMUT!&rdquo
kota
sumut24.co Medan Pemerintah daerah di Indonesia memiliki berbagai instrumen untuk mendukung pembiayaan pembangunan. Salah satu alternatif
Ekbis
Bupati Solok Paparkan Capaian Strategis Pemerintah Kabupaten Solok Selama Kepemimpinannya
kota
DPC IKANAS SIBOLGA&ndashTAPTENG KIRIM SUPPORT TERHANGAT UNTUK MUSDA IKANAS SUMUT DI PARAPAT
kota
Wabup Lantik 47 Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional
kota