Minggu, 10 Agustus 2025

Tangisan Nurmalia Pecah, Anak Meninggal Dipukul Pensiunan Tentara: Laporan Setahun Tak Diproses Polisi

Administrator - Kamis, 19 Juni 2025 17:13 WIB
Tangisan Nurmalia Pecah, Anak Meninggal Dipukul Pensiunan Tentara: Laporan Setahun Tak Diproses Polisi
Istimewa

MEDAN – Tangisan pilu Nurmalia (60), warga Jalan Pusaka XVIII, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Hampir satu tahun berlalu sejak ia melaporkan dugaan penganiayaan brutal terhadap dirinya dan dua anaknya oleh seorang pensiunan tentara berinisial LS, bersama istri dan anak-anaknya. Namun, hingga kini, laporan pengaduannya di Polsek Medan Tembung belum menunjukkan titik terang.

Baca Juga:

Lebih tragis, salah satu anaknya, Ardiansyah, meninggal dunia akibat luka parah di kepala usai diduga dipukul menggunakan helm dan pistol oleh pelaku. Keenam terduga pelaku, yang merupakan keluarga dari LS, hingga kini masih bebas berkeliaran tanpa proses hukum yang jelas.

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Selasa (17/6/2025), Nurmalia mengisahkan detik-detik kelam saat kejadian terjadi. Dengan suara bergetar, ia menyebut bagaimana dirinya dan anak-anaknya menjadi sasaran amukan secara membabi buta.

> "Pertama saya dipukul, lalu anak saya dipukul pakai helm. Saya dijambak, dipijak-pijak. Lalu dipukul lagi pakai pistol. Anak saya juga dipukul dan bahkan diancam mau ditembak," ucap Nurmalia sambil menangis.

Ia mengungkapkan bahwa kekerasan tersebut mengakibatkan kematian putranya, Ardiansyah, yang meninggal dunia karena hantaman keras di kepala.

> "Satu lagi anak saya, Ardiansyah, meninggal karena dipukul dengan helm di kepala. Saya cuma minta keadilan," katanya.

Setelah peristiwa mengenaskan itu, Nurmalia dan keluarganya justru kerap menerima cemoohan dan penghinaan dari para pelaku. Ia menceritakan bagaimana mereka sering dilecehkan secara verbal di lingkungan tempat tinggalnya.

> "Kami dihina, dibilang jorok, bawa virus, bawa kuman. Bahkan anak saya yang sudah meninggal pun dihina. Tapi makanan saya mereka makan juga," keluhnya getir.

Lebih jauh, Nurmalia mengungkapkan kekecewaannya terhadap Polsek Medan Tembung yang dianggap tidak menindaklanjuti laporan penganiayaan yang menyebabkan anaknya meninggal.

> "Apa karena saya miskin makanya laporan saya tidak diproses? Dia (pelaku) ada pangkat, saya rakyat biasa? Janganlah karena saya tak punya uang, laporan saya dibiarkan begitu saja," katanya dengan nada kecewa.

Ia berharap ada keadilan bagi dirinya dan keluarga, serta meminta agar para pelaku segera ditangkap dan diproses secara hukum.

> "Kami hanya ingin keadilan. Tolonglah, anak saya sudah meninggal. Jangan biarkan pelakunya bebas tanpa hukuman," pintanya penuh harap.

Saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, Iptu Parulian Sitanggang, menyatakan akan mengecek ulang laporan tersebut.

> "Kita cek ke penyidik," ujarnya singkat.

Kasus ini menambah deretan laporan penganiayaan yang belum mendapat kejelasan hukum. Keluarga korban kini hanya bisa berharap agar aparat penegak hukum benar-benar menegakkan keadilan, tanpa pandang bulu terhadap status sosial maupun latar belakang pelaku.red

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Bejat! Ketua Yayasan Pesantren di Tapsel Cabuli Santrinya Terancam 15 Tahun Penjara, Ini Keterangan AKBP Yon Edi Winara Saat Konfrensi Pers
Kekerasan Terhadap Anak di Bawah Umur Terjadi Di Sekolah Berasrama di Toba
Dugaan Kekerasan Seksual Pemilik Pesantren dilapor ke Polisi, Kapolres Tapsel Masih Bungkam
Eksekusi Rumah di Kota Porsea, Penggugat Kosongkan Rumah yang Dipasangi Pagar
Polres Asahan Gelar Jumat Curhat dan Jadi Khatib Jumat di Desa Pematang Sei Baru
Kurang 24 Jam, Tim Gabungan Ungkap Kasus Penculikan Anak di Marelan
komentar
beritaTerbaru