Minggu, 08 Juni 2025

Keputusan Kontroversial di ujung Jabatan Dolly Pasaribu Tuai Kebijakan "NAKES" Honorer, Apakah Gus Irawan Tampung Aspirasi..???

Administrator - Selasa, 25 Februari 2025 10:03 WIB
Keputusan Kontroversial di ujung Jabatan Dolly Pasaribu Tuai Kebijakan "NAKES" Honorer, Apakah Gus Irawan Tampung Aspirasi..???
Tapsel |sumut24.co -

Baca Juga:

Tapanuli Selatan (Tapsel) menjadi saksi aksi demonstrasi yang diikuti oleh ratusan tenaga kesehatan (nakes) honorer.

Mereka turun ke jalan dengan satu tujuan jelas: memprotes kebijakan yang dinilai sangat merugikan mereka, yaitu kebijakan yang dikeluarkan oleh mantan Bupati Tapsel Dolly Putra Parlindungan Pasaribu. Kebijakan ini dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor: 800.1.10.6/836/Tahun 2025 yang dengan jelas memperlihatkan ketidakpedulian terhadap nasib tenaga honorer di sektor Kesehatan, Pada Senin, 24 Februari 2025.

Bagi mereka, sektor kesehatan merupakan bagian yang sangat vital dalam pelayanan publik, dan tidak bisa diperlakukan dengan sembarangan.

Reaksi keras datang dari aktivis dan advokat, Ary Azi SH, yang menyebut kebijakan tersebut sebagai contoh dari maladministrasi.

Menurutnya, kebijakan ini melibatkan pemberkasan yang bermasalah, yang berpotensi merugikan tenaga honorer yang telah bekerja bertahun-tahun dengan penuh dedikasi. "Ini adalah bentuk kebijakan yang zalim," ujar Ary Azi dengan penuh penekanan.

Tidak hanya itu, kritikan keras juga datang dari Parlindungan Harahap SH, seorang aktivis yang turut menyoroti masalah ini. Bagi Harahap, tindakan ini bukan hanya soal administrasi, melainkan juga masalah hak dasar yang seharusnya diperjuangkan oleh pemerintah. "Jika honorer yang sudah bekerja bertahun-tahun diberhentikan begitu saja, siapa yang akan menggantikan mereka? Ini jelas kebijakan yang tidak manusiawi," tegasnya.

Di tengah gelombang protes tersebut, Bupati Tapanuli Selatan yang baru, H. Gus Irawan Pasaribu, berada di bawah sorotan tajam. Para tenaga honorer mendesak agar kebijakan yang dikeluarkan oleh mantan bupati sebelumnya segera dievaluasi. "Kami berharap Bapak Bupati Gus Irawan Pasaribu bisa mendengar suara kami dan mengambil tindakan yang tepat," ujar Rizky Hariati, salah satu perwakilan honorer yang terkena dampak kebijakan tersebut.

Para honorer juga menuntut agar kontrak mereka diperpanjang, terutama bagi mereka yang telah bekerja kurang dari dua tahun. Mereka menginginkan pengakuan atas masa kerja mereka dan tetap menerima gaji seperti biasa. "Harapan kami besar, agar kebijakan yang ada bisa lebih memihak kepada kami, dan kami bisa terus bekerja untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," tambah Rizky.

Harapan kini digantungkan pada Bupati yang baru saja dilantik Gus Irawan Pasaribu yang saat ini mengikuti retret di magelang agar kiranya dapat melakukan perubahan. Tidak hanya di tingkat kabupaten, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Tapanuli Selatan juga diminta untuk segera mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mendengarkan dan memperjuangkan nasib tenaga honorer. "Kami berharap DPR Tapanuli Selatan tidak hanya duduk diam, tetapi segera bertindak untuk memfasilitasi penyelesaian masalah ini," tegas Rizky.

Tidak hanya masalah administratif, para honorer juga mengkritisi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tapanuli Selatan yang dianggap tidak profesional dalam menangani administrasi honorer. Mereka mendesak agar pejabat tersebut segera dicopot karena dinilai gagal dalam menjalankan tugasnya.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah ini memunculkan pertanyaan besar bagi para honorer. Apakah nasib mereka akan lebih baik ke depan? Atau apakah mereka harus mencari nafkah di luar profesi mereka yang telah mereka tekuni bertahun-tahun?

Kondisi ini, tentunya, tidak hanya akan merugikan para tenaga kesehatan honorer, tetapi juga masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Aksi demonstrasi yang digelar oleh ratusan honorer ini bukan hanya sekadar bentuk protes, tetapi juga seruan untuk keadilan yang harus didengarkan oleh pihak-pihak terkait.

Tapanuli Selatan membutuhkan kebijakan yang lebih adil dan humanis bagi tenaga honorer di sektor kesehatan. Harapan mereka kini terletak pada keputusan yang akan diambil oleh Bupati Gus Irawan Pasaribu.

Keputusan yang diambil oleh Bupati Gus Irawan Pasaribu menjadi sangat krusial. Sebagai pihak yang kini memegang tampuk kepemimpinan, Bupati memiliki kesempatan untuk memperbaiki kebijakan yang telah ditetapkan oleh bupati sebelumnya.

Akan tetapi, apakah beliau akan mampu mendengar aspirasi masyarakat dan membuat keputusan yang tepat? Atau kebijakan ini akan menjadi bagian dari sejarah panjang ketidakadilan terhadap tenaga honorer di Indonesia?

Bagi para tenaga kesehatan honorer, masa depan mereka kini terombang-ambing, dan harapan mereka tergantung pada keadilan yang harus segera ditegakkan.zal

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Presiden RI Prabowo Salurkan 1 Ekor Sapi ke Tapsel, Ini Penjelasan Wabup Ja'far Syahbuddin dan Partisipasi Para Pejabat di Idul Adha 1446 H
Shalat Idul Adha di Mesjid Syahrun Nur, Ja'far Syahbudin : Momentum Pengorbanan dan Keikhlasan Sejati
Panen Raya Bersama Prabowo, Sofyan Adil : Dengan arahan Presiden program makan bergizi gratis dan penguatan ketapang Tapsel Komitmen dan Optimis
Polres Tapanuli Selatan Sembelih 16 Ekor Lembu di Hari Raya Idul Adha 1446 H, Wujudkan Kepedulian Sosial dan Kebersamaan
PLTA Batangtoru Berbagi Pengetahuan Penerapan Manajemen K3 kepada Mahasiswa STIKes Sentral Padangsidimpuan
Di Tengah Kontroversi Keputusan Presiden AS, Putra Gus Irawan Pasaribu Wisuda S2 Di Harvard University
komentar
beritaTerbaru