
GEMA-CITA Desak Kejati Sumut Periksa Proyek Rp44 M PT. Ayu Septa Perdana — Satu Tewas, dua Kritis
GEMACITA Desak Kejati Sumut Periksa Proyek Rp44 M PT. Ayu Septa Perdana &mdash Satu Tewas, dua Kritis
kotaMEDAN-SUMUT24
Baca Juga:
- GEMA-CITA Desak Kejati Sumut Periksa Proyek Rp44 M PT. Ayu Septa Perdana — Satu Tewas, dua Kritis
- Sutarto Soroti Upaya Pemerintah Atasi Masalah Banjir di Sejumlah Daerah
- Tersangka Percobaan Pencurian Sepeda Motor Dimaafkan Korbannya, Restorative Justice (RJ) Hadir Ciptakan Kedamaian Ditengah Masyarakat*
Pakat, jenis bahan makanan berasal dari pohon rotan ini, muncul lagi. Uniknya memang di bulan puasa saja jenis makanan yang digemari orang Mandailing ini muncul.
Di bulan- bulan lain, memang ada tapi sulit ditemukan. Namun di bulan puasa, pakat mudah ditemukan. Hampir di setiap jalan besar, ada pedagang pakat.
Diantaranya di Jalan SM. Raja, tepatnya di depan Kantor Dinas Kehutanan Sumut. Ada beberapa orang pedagang pakat disitu, salah satunya Ijal dan Jaidal, keduanya warga Jalan Garu III. Dua pemuda tamatan SMA ini mengaku, menjual pakat setiap bulan Ramadhan saja. Mereka hanya ambil upah saja, karena pemilik aslinya juga berjualan yang sama, namun di seberang jalan.
Berbeda dengan pakat lainnya, pakat yang dijual Ijal asli langsung dari Kota Pinang. Mereka memesannya melalui agen di Kota Pinang , kemudian dijemput di terminal, aku Ijal.
Masih menurut Ijal, pakat yang mereka juga seharga Rp 2.000/batang. Dan mereka berjualan mulai jam 10 s/d berbuka puasa. “Seperti puasa sebelumnya, biasanya laku habis. Ntah, hari ini kami belum tahu, lihat rezeki ajalah,” katanya lagi.
Ketika Sumut24 masih bersama kedua pemuda ini, seorang pembeli turun dari mobil. Dia mengaku, pakat yang dibelinya untuk mertua. “Ya mertua saya suka sekali pakat. Makannya pakai sambal tuk-tuk,” jelasnya lagi.
Tapi kalau menurut Ijal, makannya pakai sambal kecap. “Jadi pahitnya agak hilang dan rasanya pun sedap sekali,” tukas Ijal.
Seperti apa pakat itu hanya sebatang pohon rotan yang masih muda. Untuk menikmatinya, pakat cukup dibakar dengan api. Setelah agak gosong, baru dapat dikatakan matang. Untuk mengkonsumsinya, pakat dibelah dua. Isinya yang berwarna putih dan lembut itulah yang dimakan. (R05)
GEMACITA Desak Kejati Sumut Periksa Proyek Rp44 M PT. Ayu Septa Perdana &mdash Satu Tewas, dua Kritis
kotaMedan Wakil Ketua DPRD Sumut Sutarto meminta Pemprovsu dan pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara, melakukan langkah strategis dan k
NewsTersangka Percobaan Pencurian Sepeda Motor Dimaafkan Korbannya, Restorative Justice (RJ) Hadir Ciptakan Kedamaian Ditengah Masyarakat
kotaBupati Simalungun Intensifkan Komunikasi dengan Menteri PU RI untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan
NewsPerobohan Gedung IV Pasar Horas di Siantar sudah berlangsung selama tujuh hari, progres perobohan sudah sekitar 55 persen.
kotaWali Kota diwakili oleh Plt Asisten Administrasi Umum menghadiri Evaluasi Kelurahan Pelaksana Tertib Administrasi PKK Tahun 2025 Sumut
kotaDELI SERDANG SUMUT24.co Insiden tak biasa terjadi di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 193 rute Bandara Kuala
NewsWakil Wali Kota menyambut hangat silaturahmi Pengurus Lembaga Amil Zakat Dompet AlQuran Indonesia
kotaEks Kadis PUPR Sumut Terima Suap Rp 2,380 Miliar Proyek Jalan, KPK Diminta Tetapkan Mulyono Sebagai Tersangka
kotasumut24.co ASAHAN, Komandan Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) I, Laksamana Muda TNI Deny Septiana, S.I.P., M.A.P., melaksanakan kunju
News