Selasa, 16 September 2025

Festival Penulis Danau Toba 2025 : Dorong Literasi dan Angkat Reputasi Sumut di Kancah Global

Administrator - Rabu, 10 September 2025 18:41 WIB
Festival Penulis Danau Toba 2025 : Dorong Literasi dan Angkat Reputasi Sumut di Kancah Global
sumut24.co - Medan

Baca Juga:

Lake Toba Writers Festival 2025 resmi dibuka di Medan, Rabu (10/9/2025), menandai dimulainya agenda penting yang disebut dapat meningkatkan reputasi Sumatera Utara di kancah nasional dan internasional. Acara yang berlangsung hingga 13 September 2025 ini menjadi ruang perjumpaan bagi para penulis, seniman, dan pegiat literasi.

Pembukaan festival ini dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, Prof. Dr. Dra. T. Thyrhaya Zein, M.A., yang mewakili Rektor USU.

Prof. Thyrhaya Zein menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan festival yang dinilainya sebagai jembatan untuk memahami dunia, memperkuat identitas, serta merajut solidaritas kemanusiaan.

"Festival ini bukan sekadar pertemuan para penulis, melainkan ruang berharga untuk mempertemukan karya dan gagasan, yang membalut budaya lokal dalam bingkai modern," ujar Prof. Thyrhaya. Ia juga menekankan peran Danau Toba sebagai tuan rumah yang bukan hanya warisan geologi, tetapi juga rumah bagi budaya Batak yang megah.

Dukungan penuh terhadap acara ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Desni Maharani Saragih, S.STP., M.Si.

Ia menyebut festival ini sebagai agenda penting yang menguatkan literasi dan identitas Sumatera Utara.

"Tema festival tahun ini adalah 'Lingkungan dan Identitas'. Lingkungan dan identitas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Danau Toba sebagai ikon Sumatera Utara adalah bukti nyata keterkaitan ini," kata Desni. Ia berharap, festival ini dapat melahirkan lebih banyak penulis muda dari Sumatera Utara yang mampu menembus panggung nasional dan bahkan internasional.

Pendiri Indonesia WISE dan penulis terkenal, Amol Titus, menyatakan rasa syukurnya karena festival ini dapat dimulai di Medan setelah dua tahun hanya diselenggarakan di Samosir. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan misi edukasi festival untuk bekerja sama dengan universitas, khususnya USU, agar mahasiswa lebih memahami sastra dan budaya.

"Kami sangat bersyukur bisa memulai acara di Medan. Misi kami juga edukasi dan kerja sama dengan universitas, supaya mahasiswa juga tahu tentang sastra dan budaya," ujar Amol.

Ia menambahkan, festival ini juga menjadi wadah ekspresi budaya Batak, dengan sesi diskusi dalam bahasa Batak dan pertunjukan tari yang terinspirasi dari puisinya sendiri, "Balada Danau Toba".

Lebih lanjut, Amol Titus mengungkapkan bahwa festival ini juga mengadakan lomba menulis untuk anak muda.

Ia berharap, kegiatan ini menjadi platform bagi penulis muda untuk mendapat bimbingan dari penulis senior.

"Jangan berhenti mencari ide-ide orisinal. Mulai saja dari hati dan tulis dengan tulus," pesannya kepada para penulis muda.

Amol juga bangga festival ini berhasil meraih penghargaan dari Global Association hanya dalam tiga tahun, membuktikan kualitas dan kontribusinya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kantor Gubernur, Balai Bahasa, dan Konsul Jenderal India, menjadi dorongan penting untuk kesuksesan acara ini.

Amol juga menambahkan, pentingnya membaca sebagai pondasi utama bagi setiap penulis.

"Jika mahasiswa membaca, mereka akan memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan kreativitas. Rumah kreatif bisa kokoh jika pondasinya kuat," ujarnya.

Pesan ini menjadi pengingat bagi seluruh mahasiswa, bahwa di tengah kemajuan teknologi, kemampuan untuk menulis dengan tulus dan orisinal tetap menjadi kunci untuk melahirkan karya-karya sastra yang bermakna dan abadi.(Rel)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru