PI-NEWS.COM Gelar Aksi Sosial Jelang Akhir Tahun, Ratusan Parbetor Terima Nasi Bungkus di Jumat Berkah
PINEWS.COM Gelar Aksi Sosial Jelang Akhir Tahun, Ratusan Parbetor Terima Nasi Bungkus di Jumat Berkah
kota
Surabaya I Sumut24.CO Berprofesi sebagai akademisi pasti tak jauh dari kegiatan penelitian dan menuliskannya di jurnal ilmiah. Sebagian kampus telah mewajibkan mahasiswanya untuk menulis jurnal sebagai syarat kelulusan. Sedangkan dosen, diwajibkan oleh Pemerintah untuk menulis jurnal dalam rangka kenaikan pangkat.
Baca Juga:
- PI-NEWS.COM Gelar Aksi Sosial Jelang Akhir Tahun, Ratusan Parbetor Terima Nasi Bungkus di Jumat Berkah
- KETUA BAKOPAM SUMUT IBNU HAJAR SE UCAPKAN SELAMAT DI ACARA PLATINUM ’75 BIRTHDAY PARTY MR. RE. NAINGGOLAN & MRS. LM. SIHOMBING
- Menko Yusril Instruksikan Menteri Hukum Bahas Permohonan Amnesti dr. Aris Yudhariansyah
Sayangnya, menulis jurnal tak semudah yang dibayangkan. Tak jarang harus dilakukan bertahun-tahun, dan menghabiskan dana penerbitan sampai puluhan juta rupiah. Belum lagi jika terjebak calo yang meminta uang untuk penerbitan, atau biasa dikenal sebagai jurnal predator
Profesor Arif Muntasa dari Universitas Trunojoyo Madura, kampus negeri terbesar di Madura, menyatakan bahwa menulis jurnal tidak selalu harus seperti itu. Banyak penelitian yang bisa dilakukan secara gratis, bahkan bisa mendapat hibah atau uang bonus penelitian yang jumlahnya fantastis.
“Menulis sebuah jurnal memanglah bukan sebuah kegiatan yang mudah. Tapi sebenarnya ada banyak cara untuk membuat penulisan jurnal menjadi menyenangkan. Jangan sampai kita terjebak jurnal predator dan harus jual motor untuk meneliti!,†ungkap Arif didampingi Assoc.Prof. Wahyudi Agustiono, Dosen Universitas Trunojoyo Madura pada Webinar SEVIMA pada (28/12) sore.
Menurut Arif dan Wahyudi, sebelum melakukan publikasi jurnal ilmiah, seorang penulis harus memahami beberapa hal. Agar jurnal yang ditulis dapat terpublikasi, baik di tingkat internasional (Terindeks SCOPUS), maupun di tingkat nasional (Terindeks SINTA). Berikut tips untuk menulis jurnal ala Profesor Trunojoyo:
Tips Sukses Menulis Jurnal Pertama, akademisi perlu pandai dalam memilih jurnal dan penerbit. Banyak penerbit yang menyediakan secara gratis. Ada juga kegiatan hibah penelitian yang memberi dana untuk melakukan penulisan jurnal, dan mengikuti konferensi internasional.
Peluang-peluang ini tersedia luas dan bisa dengan mudah ditemui di internet. Walaupun demikian, memang perlu ketekunan dan ketelitian dalam mengumpulkan informasi tersebut.
“Beberapa publikasi gratis terindeks SCOPUS, bisa kita coba. Diantaranya seperti International Journal of Technology dari Universitas Indonesia (UI), International Journal on Electrical Engineering and Informatic dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta beberapa penerbit jurnal internasional Elsevier, Taylor and Francis, Sage, dan lainnya. Kesempatan itu sangat banyak, tapi tidak jarang karena terlalu banyak informasi, kita menjadi bingung,†kata Arif yang sudah menulis 44 artikel jurnal internasional.
Kedua, belajar dari penolakan. Mirip dengan menerbitkan opini di media massa, penerbitan jurnal juga bisa ditolak. Arif menjelaskan bahwa penolakan sangat wajar. Setelah ditolak, akademisi harus bangkit dan refleksi diri. Anda harus belajar dari kenapa jurnal Anda ditolak.
“Biasanya terdapat beberapa alasan kenapa jurnal sering ditolak. Misalnya saja seperti naskah di luar area jurnal, unsur naskah kurang lengkap, tata bahasa yang digunakan tidak layak, hingga pembahasan tersebut terlalu dangkal. Itu kita jadikan pelajaran dan perbaikan,†jelas Arif yang di Kementerian Pendidikan (Kemendikbudristek) juga dipercaya sebagai reviewer (penyeleksi) hibah penelitian.
Ketiga, memilih target jurnal yang tepat dan sesuai kemampuan. Lagi-lagi, mirip dengan media massa dimana kolom opini di koran nasional ternama tentu lebih sulit ditembus dibanding media lainnya, hal yang sama juga terjadi untuk jurnal. Akademisi harus mengetahui bagaimana target jurnal yang dipilih. Mulai dari tingkat kesulitannya, gaya selingkung, preferensi redaksi, hingga batasan-batasan yang ada dalam jurnal tersebut.
Jangan sampai misalnya, penelitian terkait Teknologi, dikirimkan ke jurnal yang membahas seputar tanaman.
“Akademisi sebagai penulis ibaratnya anak tangga, kita bisa coba dulu jurnal yang peringkatnya lebih rendah, sambil bertahap meningkatkan kualitas tulisan kita dan profil kita. Nantinya pasti akan terbiasa sendiri,” ungkap Arif.
Tips-tips tersebut, sambung Wahyudi, dapat dipelajari dan diasah para akademisi seiring waktu. Ada banyak forum, sistem akademik, dan platform pembelajaran, yang bisa digunakan akademisi untuk meningkatkan diri. Termasuk dari SEVIMA, seperti Webinar pada Selasa (28/12) sore yang dihadiri 3.400 orang rektor dan dosen anggota Komunitas SEVIMA tersebut.
“Pada intinya, secara kualitas penelitian, kita sebagai akademisi Indonesia tidak kalah dan sudah terbukti pintar-pintar. Tinggal diasah saja untuk sukses menulis jurnal. Yang penting, ada kemauan kuat dari akademisi untuk terus belajar. Karena inilah kewajiban kita di kampus: untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban dengan cara ditulis!,” pungkas Wahyudi. (red)
PINEWS.COM Gelar Aksi Sosial Jelang Akhir Tahun, Ratusan Parbetor Terima Nasi Bungkus di Jumat Berkah
kota
KETUA BAKOPAM SUMUT IBNU HAJAR SE UCAPKAN SELAMAT DI ACARA PLATINUM &rsquo75 BIRTHDAY PARTY MR. RE. NAINGGOLAN & MRS. LM. SIHOMBING
kota
Menko Yusril Instruksikan Menteri Hukum Bahas Permohonan Amnesti dr. Aris Yudhariansyah
kota
Medan sumut24.co Di tengah kesibukan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Polsek Sunggal tidak melupakan sisi kemanusiaan, Jumat (
kota
Medan sumut24.co Sat Reskrim Polrestabes Medan mengungkap kasus pembakaran dan pencurian rumah hakim Khamozaro Waruwu di Jalan Pasar 2 Kom
Hukum
sumut24.co LangsaTelkomsel terus memperkuat komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan menggelar aksi penanaman 2.000 bibit mangro
Ekbis
sumut24.co Medan Angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Medan melonjak di Bulan Oktober 2025, yakni mencapai 42.643 ka
kota
sumut24.co MedanWali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mendorong masyarakat untuk kembali menjaga keguyuban dan interaksi sosial di te
kota
sumut24.co Medan Pemko Medan terus memantapkan berbagai persiapan jelang penyelanggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVIII Asosiasi Pe
kota
sumut24.co Medan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas mendukung penuh Dara Latifah, atlet sepeda nasional asal Kota Medan yang akan m
kota