KARO| SUMUT 24
Kematian Heskia Matius Perangin angin (23) warga Desa Rumah Kabanjahe di Rumah Sakit Adam Malik Medan, Senin (18/04) sekira pukul 06.00 WIB pagi menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh keluarga. Apalgi kematian korban disebut-sebut akibat dianiaya sejumlah petugas unit Sabhara Polres Tanah Karo.
Begitu jenazah korban tiba dirumah duka Desa Rumah Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe-Karo, seluruh warga tersontak datang berduyun-duyun melihat janazah korban yang terbujur kaku dalam peti jenazah. Isak tangis seluruh keluarga tak terbendung sehingga suasana rumah duka penuh air mata dan haru. Apalagi korban dilingkungannya dikenal cukup baik dan tidak pernah buat onar dikampung. Begitu juga pengakuan keluarga bahwa korban selama ini tidak ada mengidap penyakit.
Menurut penuturan keluarga korban, Indriyani Br.Perangin-angin (21) di rumah duka Desa Rumah Kabanjahe menyebutkan bahwa saat di Rumah Sakit Efarina Etaham sebelum dioperasi dia masih sempat bercerita dengan korban.
Pengakuan korban kepada saudaranya bahwa beberapa hari yang lalau tepatnya pada hari Selasa (5/4) sekira pukul 23.00 WIB di halaman Terminal Terpadu di jalan Veteran Kabanjahe, korban yang sedang iseng-iseng melepas lelah seusai kerja seharian, bermain tuo dengan beberapa orang rekan kerjanya. Tak lama kemudian petugas patroli datang kelokasi tempat kejadian perkara. Melihat petugas datang membuat seluruh pemain berlarian tak tentu arah menyelamatkan diri dari sergapan petugas. Malang bagi Perangin-angin yang posisinya terjepit harus rela ditangkap polisi.
Ironisnya menurut saudara kandung mandor lapangan bus antar kota dalam provinsi PT Sinabung Jaya Raya ini, korban bukannya dibawa ke Polres Tanah Karo, tetapi petugas terus saja menginterogasi sambil melayangkan pukulan bertubi-tubi ketubuh korban. Tak lama kemudian korban dilepaskan begitu saja tanpa ada proses.
“Kata abang saya itu, waktu di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi-Karo bahwa badannya habis diupukuli polisi dari Sabhara Polres Karo sebanyak 4 orang yang menangkapnya saat main judi tuo diterminal Kabanjahe. Juga penuturan korban kepada adeknya bahwa dia mengenali petugas yang melakukan penganiayaan namun dia tidak tau namanya,” beber Indriyani.
Masih menurut adik kandung korban,begitu melihat ada benjolan yang makin membengkak pada bagian leher saudaranya ini, maka keluarga sepakat membawanya berobat kerumah sakit Efarina Etaham pada hari Jumat (8/4) sore.
Pihak RS Efariana Etaham pada hari Senin (11/04) melakukan dioperasi pada bagian leher. Sesudah dilakukan operasi pihak RS merasa ada kejanggalan pada tubuh korban maka besoknya Selasa (12/04) pagi korban dirujuk ke RS.Adam Malik di Medan.
Setiba di RS. Adam Malik tim medis langsung melakukan operasi pada bagian tubuh yang sudah dioperasi sebelumnya di RS Efarina Etaham Berastagi. Malang bagi korban nyawanya tidak terselamatkan walaupun sudah dilakukan operasi.
Perwakilan PT Sinabung Jaya Raya, Paulus Karo Sekali yang hadir menyambut jenazah anggotanya di rumah duka Desa Rumah Kabanjahe mengaku sanggat menyesalkan perlakuan petugas yang menganiaya anggotanya.
“ Malam itu Selasa (5/4) sekira pukul 23.00 Wib beberapa orang dari pihak Polres Tanah Karo, datang ke terminal Kabanjahe. Pada saat itu petugas melihat ada orang main judi. Melihat kehadiran petugas maka sebagian dari mereka melarikan diri. Sebagian ditangkap salah satu anggota saya. Angota saya melakukan pelarian tidak sanggup, dari situ orang itu memborgol tangan anggota saya sekaligus melakukan pengeroyokan. Dan minta tolong pada orang itu, orang itu tidak mau. Oknum yang melakukan pengeroyokan berpakaian dinas Polisi lengkap. Namun saya tidak tau siapa namanya, pokonya dari unit Sabhara,” beber Paulus Karo Sekali.
“Kita beserta dengan seluruh keluarga sangat mengharapkan pihak Polres Tanah Karo mengusut tuntas dan mengungkap bagaimana dan siapa pelaku penganiayaan yang sesungguhnya. Mohon hukum dijadikan panglima di negeri ini,” harapnya.
Kapolres Tanah Karo, AKBP Viktor Togi Tambunan, SiK. SH melalui Kasubag Humas yang dikonfirmasi dirung kerjanya, Senin (18/04) sekira pukul 14.15 Wib mengatakan bahwa untuk mengetahui penyebap kematian korban itu harus dilakukan otopsi.
“Untuk mengetahui penyebap kematianya itu harus dilakukan otopsi. Saat ini kita sedang melakukan koordinasi dengan pihak keluarga korban, apakah mereka setuju dilakukan otopsi atau tidak,” singkatnya.
Pantauan SUMUT24 dirumah duka terlihat Kapolres Tanah Karo AKBP Viktor Togi Tambunan SiK. SH didampingi Wakapolres, Kompol A Sinurat, Kasat Binmas AKP Arsida Br Ginting, Kasat Sabhara, AKP Kandar dan beberapa personil dari Polres Karo sedang berbincang dengan keluarga korban.
Taklama kemudian satu unit mobil ambulance milik Pemkab Karo datang untuk membawa jenajah korban ke Medan untuk dilakukan otopsi. (john)