Minggu, 13 Juli 2025

Perwakilan GRAS Ikuti Seminar Nasional Bela Negara Upaya Konservasi Berbasis Teknologi bagi Kelompok Pencinta Alam Tahun 2025

Amru Lubis - Senin, 24 Februari 2025 17:11 WIB
Perwakilan GRAS Ikuti Seminar Nasional Bela Negara Upaya Konservasi Berbasis Teknologi bagi Kelompok Pencinta Alam Tahun 2025
Medan I Sumut24. co
Bela negara adalah tanggung jawab seluruh rakyat, tanpa memandang usia, gender, atau profesi. Tidak hanya militer, seluruh warga negara memiliki peran dalam mempertahankan kedaulatan bangsa sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing, termasuk dalam melindungi kekayaan alam Indonesia dengan sistem perlindungan terintegrasi sebagai upaya konservasi dari ancaman kejahatan satwa liar, kehutanan, dan kelautan.

Baca Juga:

Yayasan Naluri Fauna Indonesia (Nafas) Bersama Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan dan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara mengadakan Seminar Nasional Bela Negara 2025 secara luring (offline) dan daring (online) Zoom Meeting di Aula Lantai 3 Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan Sisingamangaraja No. 136 Medan, Kamis (20/2/2025).

Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci alquran, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan pembacaan kode etik pencinta alam. Kemudian sambutan Ketua Rayon 1 Mapala PTMSI Nasrul Maulana, Ketua Yayasan Naluri Fauna Indonesia (NAFAS) Badar Johan, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Sumut Hamdan Sukrawi,ST., MT, dan dibuka oleh Direktur Konservasi Kawasan, Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Si.

Ketua Yayasan Naluri Fauna Indonesia (NAFAS) Badar Johan mengatakan seminar ini mengangkat tema tentang Peran Teknologi Smart Patrol, Pemetaan, dan Sistem Perlindungan Terintegrasi, Dalam Upaya Konservasi Bagi Mahasiswa dan Komunitas Pencinta Alam di Seluruh Indonesia.

Kegiatan ini disponsori TFCA Sumatera, di suport oleh Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia, Yayasan Badak Indonesia (YABI), Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI), Forum Harimau Kita, Forum Orangutan Indonesia (FORINA), Recyclo, The Wildlife Whisperer Of Sumatera, Forum Konservasi Gajah Indonesia dan Sumatera Tropical Forest Journalism.

Hadir dalam seminar ini Direktur Konservasi Kawasan, Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Si. sebagai Keynote Speaker. Kemudian Ketua Bidang III Konservasi Indonesia's FoluNetSink 2030, Dr. Ir. Wiratno, M.Sc. dan Direktur Wildlife Conservation Society Indonesia Program, Dr. Noviar Andayani, M.Sc. sebagai penanggap dalam seminar.

Kegiatan ini diisi oleh lima pemateri antara lain Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi pada Direktorat Konservasi Kawasan Ditjen KSDAE, Dian Risdianto S.P., M.Si., Wakil Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Wisnu Sukmantoro, Program Manajer Forum Orangutan Indonesia (FORINA) Fajar Saputra, Analis Konservasi Kawasan Muhammad Asad, Koordinator Lapangan Rhino Protection Unit (RPU) YABI Wilayah TNBBS Heri Pasiman dan kegiatan ini di Moderatori oleh Okta Puspita dari Forum HarimauKita-FHK.

Seminar ini dihadiri oleh Staf UPT Teknis KSDAE diikuti lebih kurang 150 peserta melalui luring maupun daring. Peserta berasal dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS), Kader Konservasi Alam, Mapala Umsu, Sispala PALH SMAN 2 Medan, NGO/CSO, Kader Muhammadiyah, Aktivis Lingkungan, Mahasiswa dan kelompok pencinta alam dari medan ikut secara luring maupun dari luar medan hadir secara daring.

Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Si. dalam paparan materi pembuka seminar mengatakan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat.

Peningkatan peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan yang berdaya dan berhasil guna, serta dikembangkan melalui peningkatan sadar konservasi, pendidikan dan penyuluhan.

Selanjutnya materi seminar terbagi dalam 2 sesi, pertama materi Pengantar Pencinta Alam Dalam Konservasi oleh Wisnu Sukmantoro mengatakan saat ini peran kegiatan konservasi oleh kaum muda cukup masif, kegiatan konservasi kebanyakan ke arah riset, penjagaan kawasan konservasi dengan target alam tetap lestari.

Selanjutnya materi Pengantar Keanekaragaman Hayati dan Konservasi oleh Dian Risdianto S.P., M.Si., mengatakan terdapat tiga prinsip dasar konservasi, Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan, Pengawetan Keanekaragaman Jenis dan Ekosistemnya dan Pemanfaatan Secara Lestari.

Ketiga sistem itu saling berkesinambungan, melalui perencanaan inventarisasi, penataan kawasan (zona & wilayah kerja) dan rencana pengelolaan dapat melakukan perlindungan dengan patroli rutin, penangan konflik, pengendalian karhut, dan sebagainya yang melibatkan kerjasama kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.

Sesi kedua materi Pengantar Keunggulan Pemetaan Dalam Melaksanakan Kegiatan di Lapangan oleh Fajar Saputra, menjelaskan pemetaan telah berkembang dari gambar di batu hingga sistem digital yang kompleks.

Pemetaan Semakin berperan dalam berbagai bidang, termasuk konservasi, mitigasi bencana, perencanaan kota, dan eksplorasi luar angkasa.

Saat ini terdapat teknologi pemetaan konservasi satwa liar melalui Global Position System (GPS), Sistem Informasi Geografis (GIS), Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Pemodelan Spasial, SMART Patrol dan Citizen Science Mapping.

Dengan teknologi ini mendapat manfaat penelitian berupa evaluasi zona taman nasional, identifikasi area prioritas untuk monitoring, identifikasi area ekowisata dan evaluasi program restorasi.

Mahasiswa dan kelompok pencinta alam memiliki peran penting dalam konservasi berbasis pemetaan, mulai dari pengumpulan data di lapangan hingga analisis dan advokasi berbasis GIS.

Selanjutnya materi Pengantar Keunggulan Tools Smart Patrol Dalam Melaksanakan Kegiatan di Lapangan oleh Muhammad Asad, mengatakan Platform Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) terdiri dari serangkaian perangkat lunak dan alat analisis yang dirancang untuk membantu para konservasionis mengelola dan melindungi satwa liar dan tempat-tempat liar.

SMART dapat membantu menstandarisasi dan menyederhanakan pengumpulan, analisis dan pelaporan data, sehingga memudahkan informasi penting untuk sampai dari lapangan ke pembuat keputusan.

Materi terakhir tentang Pengantar Peran Program Integrited Protektion Sistem (IPS) oleh Heri Pasiman, mengatakan Integrated Protection System (IPS) merupakan sebuah sistem perlindungan dan pengamanan yang terintegrasi untuk menghasilkan respon yang efektif dan tepat sasaran.

Dalam sesi penanggap Dr. Ir. Wiratno, M.Sc. mengatakan data dan informasi tidak ada gunanya jika tidak digunakan oleh kepala balai untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi, masyarakat diajak kerjasama memahami problem sosial dalam menjaga alam, selain smart patrol ada metode berbeda untuk mengetahui mode solusinya dimana kita bisa berhasil masyarakat juga dapat manfaat melalui program kemitraan konservasi.

Dr. Noviar Andayani, M.Sc. mengatakan pengelolaan dan perlindungan kawasan konservasi yang berisi keanekaragaman hayati yang tinggi dan bermanfaat bagi pembangunan berkelanjutan indonesia terus didukung oleh semua pihak. Teknologi baik pengumpulan dan penyimpanan visualisasi data, baik memakai smart patrol tidak akan bermanfaat jika tidak ada komponen orangnya. Mahasiswa dan kelompok pencinta alam menjadi ujung tombak generasi muda yang akan melanjutkan upaya-upaya konservasi yang sudah dilakukan sebelumnya.

Kegiatan di tutup dengan foto bersama dan pembagian soevenir tumblr unik kepada penanya terpilih melalui luring dari perwakilan Sispala PALH SMAN 2 Medan dan penanya terpilih melalui daring perwakilan Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS) Nurhabli Ridwan.

Nurhabli Ridwan yang juga Kader Konservasi Alam Binaan Balai Besar KSDA Sumatera Utara mengatakan sebagai generasi muda kader konservasi alam harus dapat melakukan bela negara salah satunya dengan aktif berkegiatan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. seminar ini sangat bermanfaat karena kita juga bisa ikut berkolaborasi terlibat dalam kegiatan patroli hutan bersama petugas lapangan.

Nurhabli juga berterima kasih kepada narasumber, panitia dan peserta yang hadir dalam kegiatan ini, semoga dari seminar ini ada kelanjutan materi praktek lapangan patroli hutan, sehingga ilmu yang didapat bisa langsung diaplikasikan ke lapangan.(red)


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Amru Lubis
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Polres Asahan Optimalkan Layanan Hotline 110 Untuk Masyarakat
Xiaomi SU7 Ultra Catat Waktu 7:04.957 di Nürburgring Nordschleife, Pecahkan Rekor Baru untuk Mobil Listrik Mewah
Sambut Idul Adha, PW IWO Sumut Akan Sembelih Hewan Qurban
5 Ide Liburan Sekolah Penuh Cerita dengan Berbagai Aktivitas Seru untuk Si Kecil
Polres Asahan Optimalkan Layanan Hotline 110 Untuk Masyarakat
Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Gandeng Guru Dan ASN di Sumut
komentar
beritaTerbaru