Selasa, 01 Juli 2025

Sosok Duo Srikandi Peraih Juara 1 IMA UMKM Award Womanpreneur, Amazing !

Administrator - Senin, 23 Desember 2024 17:17 WIB
Sosok Duo Srikandi Peraih Juara 1 IMA UMKM Award Womanpreneur,  Amazing !
Irena Surosoputro dengan Cokelatin Signature memiliki ambisi untuk memperkenalkan produk minuman cokelat dengan bahan biji kakao asli Indonesia ke kancah internasional..ist
Jakarta | Sumut24.co

Baca Juga:
Ceritanya masih enak untuk disimak. Sarat dengan berbagai pengalaman
anak muda yang genuine dan sangat dibutuhkan dalam kondisi saat ini. Bagaimana
kreativitas, inovasi dan semangat pantang menyerah berpadu dalam satu
perjalanan waktu untuk mencapai cita-cita membangun masyarakat, sekaligus
meningkatkan taraf ekonomi mereka. Tentu menjadi sajian yang menarik untuk
memberikan semangat bagi UMKM di seluruh Indonesia menjelang hari libur di akhir
tahun 2024 ini.
Memang pagi itu, seperti beberapa hari di bulan Desember ini, turun hujan. Cuaca
dingin sekali dan suhu sangat menusuk tulang. Apalagi di ruang The Ballroom at
Djakarta Theater yang tetap menggunakan pendingin ruangan selama acara
berlangsung. Ruangan tersebut digunakan sebagai tempat untuk presentasi para
finalis Indonesia Marketing Associations (IMA) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) Award.
Namun, keriuhan para peserta IMA UMKM Award, khususnya enam finalis yang
presentasi waktu itu, sangat hangat dan panas, terutama ketika mereka
menyampaikan materinya yang mendapat tepukan meriah dari para pengurus dan
peserta IMA seluruh Indonesia yang hadir, bertepatan dengan perhelatan Rapat Kerja
Nasional (Rakernas) IMA 2024 pada minggu pertama bulan ini.
Hampir dapat dikatakan tanpa cacat, presentasi keenam finalis IMA UMKM Award
memukau seluruh peserta yang menyaksikan pagi itu. Mereka terlihat profesional,
menguasai materi dan detail dari cerita yang dibawakan. Waktunya hanya lima
menit.
Menariknya, slide mereka bawakan juga sangat bagus, penuh dengan penjelasan
ringkas, tentang fakta dan angka perkembangan program yang telah mereka
lakukan. Ceritanya sangat inspiratif, penuh dengan info yang signifikan apalagi
setelah mereka mendapatkan pelatihan dan pengembangan selama dua bulan
penuh (Agustus-September 2024) oleh para mentor berpengalaman di bidangnya

untuk mengembangkan bisnis mereka ke depan. Total yang mendapatkan pelatihan
tersebut sebanyak 20 peserta, disaring dari 807 peserta yang mendaftar pada tahun
2024. Angka pendaftar tersebut meningkat 61% dibandingkan peserta tahun
sebelumnya.
Juri kawakan
Keenam finalis tersebut mempresentasikan program bisnisnya di depan tim juri yang
sudah kawakan di bidang UMKM. Sebut saja A. H. Novieta, selaku Asisten Deputi
Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian UMKM RI yang kerap disapa Ibu
Novi; kemudian Erik Hidayat, selaku Vice President IMA UMKM yang juga Ketua Umum
Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) periode 2023–2028; Y. W. Junardy,
selaku Senate Chairman IMA sekaligus President of Global Compact Network
Indonesia; serta Sigit Kumala, selaku Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra
(periode 2020–2024) yang telah membina 13.000 lebih UMKM sejak berdiri tahun 1980.
Selain itu, President IMA, Suparno Djasmin, dengan pengalamannya yang sudah
mengecap ilmu manajerial selama 35 tahun lamanya mulai dari bidang otomotif
hingga saat ini menggeluti industri keuangan turut hadir menjadi juri pada ajang IMA
UMKM Award.
10 Tahun kelola Kubu Gadang
Adalah Yuliza Zen, 'Kartini muda' asal Kubu Gadang, sebuah desa yang terletak di
daerah Padang Panjang. Hamparan sawah yang luas dan sebagian besar
masyarakatnya yang bekerja sebagai petani, adalah tempat di mana seorang putri
daerah yang berasal dari Sumatera Barat tersebut berkiprah dan menunjukkan
kemampuan serta kreativitasnya dalam membangun desa wisata.
Lahan sebesar 500 meter persegi di Desa Kubu Gadang tersebut disulap oleh Yuliza
Zen, 31 tahun, menjadi sebuah desa wisata berbasis experiental learning, yaitu desa
wisata yang menawarkan edukasi dan pembelajaran bagi wisatawan mengenai
budaya dan aktivitas ekonomi di Desa Kubu Gadang.
"Semua orang tua, alim ulama, hingga tokoh adat meragukan niat baik saya untuk
menjadikan Desa Kubu Gadang sebagai desa wisata. Mereka berpikir ini hanya akan
bertahan satu tahun," tutur wanita yang lahir dan besar di Desa Kubu Gadang
tersebut ketika memulai idenya 10 tahun lalu.

Namun, bagi Yuliza Zen, itu adalah cambuk. Dia dengan kegigihan di atas rata-rata
anak muda, sambil berdoa dimulailah ide tersebut di usia baru 21 tahun. Bagi 'Kartini
muda' Kubu Gadang ini, justru sawah yang terbentang luas di desa terpencil itu
menjadi laboratorium utama yang akhirnya menjadi ladang keuntungan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Kubu Gadang.
"Desa wisata tidak hanya tentang pantai, air terjun atau danau. Tradisi dan budaya
lokal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kubu Gadang, yang sebagian besar
berprofesi sebagai petani, menjadi objek wisata menarik yang bisa diangkat," kata
wanita lulusan Sarjana Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud
Yunus Batusangkar tersebut.
"'Tidak mudah' menjadi dua kata kunci yang saya rasakan dalam meyakinkan
masyarakat dan membangun Desa Kubu Gadang menjadi desa wisata tanpa modal
yang memadai. Sulit meyakinkan pihak-pihak yang kurang menyetujui rencana yang
telah saya buat dan modal yang minim juga menjadi kendala utama," tutur Yuliza.
Modal ide dan kegigihan
Namun, sosok yang tidak kenal kata menyerah tersebut berhasil mewujudkan tekad
dan kegigihannya. Desa Kubu Gadang yang dulunya hanya menjadi hamparan
sawah biasa, kini berhasil disulap menjadi sebuah destinasi wisata yang
memberikan dampak kepada peningkatan perekonomian masyarakat yang tinggal
di desa tersebut.
Pasang surut tantangan yang dihadapi oleh Yuliza menjadi cerita yang tidak kalah
menarik. Sulitnya menjadi modal dalam membangun Desa Kubu Gadang menjadi
rintangan awal yang harus dihadapi. "Modal awal tidak ada sama sekali, akhirnya
saya submit dan ajukan proposal di sejumlah institusi," kata Yuliza.
Dia sudah mencoba berkonsultasi dan berbagai ihak untuk mendapatkan apa yang
digunakannya sebagai modal awal, maklum dia juga tidak bisa mengandalkan dan
dari keluarganya yang punya kehidupan sama dengan masyarakat lain. Semua
langkah ditempuh dengan semangat yang tetap tinggi.
Dua hari sebelum melahirkan
Akhirnya, finalis IMA UMKM Award dari kategori wisata ini, mendapat info bahwa ada
kesempatan untuk membuat proposal ke sebuah kementerian. Peluang itu langsung

dimanfaatkan. Menariknya, untuk mendapatkan modal awal dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga RI pada waktu itu, Yuliza harus rela melakukan presentasi di
tengah kondisinya yang sedang hamil tua dan presentasi tersebut dilakukan dua hari
sebelum melahirkan.
"Saya punya tekad harus bisa mendapatkan modal tersebut, jadi meski lagi hamil
tua dan waktu itu dua hari sebelum melahirkan, saya tetap kejar mimpi itu untuk
presentasi di Kemenpora. Syukurnya, proposal saya diterima dan mendapatkan
modal awal sebesar Rp100 juta," tutur Yuliza.
Tidak hanya itu, dengan upayanya yang besar, Yuliza juga mendapatkan pendanaan
dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senilai Rp120 juta, bahkan dengan
keberhasilannya menjadi juara di IMA UMKM Award, Yuliza mendapatkan modal
senilai Rp100 juta dan pendampingan khusus dari mentor yang ahli di bidangnya.
Dampak bagi ekonomi masyarakat.
Untuk semakin menunjukkan kiprah desa wisatanya, Yuliza melakukan sertifikasi Desa
Wisata Berkelanjutan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk Desa Kubu
Gadang pada tahun 2019. Selain itu, setiap homestay yang ada harus melalui
standardisasi CHSE, yakni Clean, Healthy, Safety, Environment. Hal ini bertujuan agar
setiap wisatawan yang menginap merasa nyaman di Desa Kubu Gadang.
Berkat kerjasama dan sosialisasi yang instens ke masyarakat, akhirnya para kepala
rumah tangga di desa tersebut bergabung dengan program Yuliza. Kepiawaian yang
dimilikinya, mulai berdampak. Seluruh masyarakat yang membuka homestay
mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp3 juta per bulan. Tidak hanya itu,
sebanyak 70 persen dari 35 anggota pengurus Desa Kubu Gadang yang tidak
bersekolah juga bisa mendapatkan penghasilan sebagai manfaat dari program
tersebut.
Sosok yang mengagumi Rahmah El Yunusiyah dan Kartini tersebut mengaku sangat
bersyukur bisa memberikan dampak yang luas bagi kampung halamannya.
"Dua wanita yang saya kagumi tersebut menginspirasi saya untuk bisa menjadi
perempuan yang mampu memberikan dampak besar bagi masyarakat. Buku
Habislah Gelap Terbitlah Terang sangat menginspirasi saya karena dulu desa wisata
yang dianggap tidak punya masa depan dan suram, kini saya bisa buktikan dengan

menghidupi lilin-lilin kecil yang sangat berarti bagi masyarakat di kampung halaman
saya," tutur Yuliza.
Menurut Yuliza, saat ini perempuan juga mampu menjadi pemimpin dan pengambil
keputusan dengan kegigihan yang dimiliki. Syaratnya, punya ide, kreatifitas dan
punya kemampuan untuk meyakinkan orang dan menjalankan ide tersebut.
Kisah Cokelatin Signature, juara kategori umum IMA UMKM Award
Lain Yuliza, lain pula Irena. Sosok yang nama lengkap Irena Surosoputra ini
membangkitkan bisnis dengan mengangkat komiditas lokal Indonesia, yaitu coklat.
Dengan melalui riset kecil-kecilan dan pertimbangan yang cukup akhirnya Irena
memilih cokelat menjadi salah satu produk yang dikembangkan untuk jadi cemilan
lezat yang banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia.
Berdasarkan perpustakaan yang dipelajari Irena, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa cemilan lezat berbahan dasar kakao tersebut terbukti dapat meningkatkan
mood seseorang menjadi lebih baik.
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kakao terbesar ke tujuh di dunia
dengan rata-rata volume produk biji kakao di kisaran 170-180 ribu ton per tahun
membuat Indonesia memiliki potensi besar menghasilkan berbagai macam produk
cokelat yang mampu bersaing hingga ke kancah internasional. Potensi tersebut
mendorong Irena Surosoputra untuk membangun bisnis yang berfokus untuk
menghasilkan produk-produk cokelat dengan mengoptimalkan buah kakao asli dari
Indonesia.
Berawal dari "iseng-iseng", ibu tiga anak tersebut mengaku tertarik memulai usaha
cokelat karena mendapatkan tanggapan positif dari teman-temannya terhadap
minuman cokelat racikannya sendiri. Selain itu, ketertarikannya untuk memulai
produksi dengan brand: Cokelatin Signature. Ide ini juga didasari oleh keresahannya
terhadap banyaknya produk cokelat dengan kandungan gula yang sangat tinggi.
"Mulai dari iseng lalu mendapatkan respon positif dan keresahan saya terhadap
banyaknya produk cokelat yang tinggi akan gula menggerakkan diri saya untuk
memulai Cokelatin Signature. Bahkan saya berambisi untuk memperkenalkan cokelat
asli dari kakao Indonesia hingga ke kancah internasional," tutur Irena.

Tentu tidak mudah bagi wanita yang pernah berkuliah di Universitas Budi Luhur
tersebut untuk menjalankan bisnis Cokelatin Signature. Beragam tantangan dihadapi
dalam memperkenalkan dan menjual produk cokelat yang ia produksi. "Tantangan
terbesar dalam menjalankan usaha Cokelatin Signature ini adalah keraguan yang
dihadapi oleh petani kakao di Indonesia yang merasa buah kakao lokal tidak
memiliki daya saing, jadi saat awal-awal saya mau memulai usaha itu, mencari
petani kakao yang mau menjadi supplier sangatlah sulit," tutur Irena.
Namun, bukan Irena namanya jika sudah menyerah. Alih-alih bernegosiasi, Irena
memberikan produk cokelat racikannya kepada para petani. Persis dengan
tanggapan yang didapat dari teman kantornya, para petani memberikan respon
positif terhadap produk cokelat Irena.
Melalui Cokelatin Signature, Irena menawarkan produk minuman cokelat yang sehat
dan berkhasiat dengan kadar gula yang minim. Menurut Irena mengkonsumsi
cokelat dengan rutin memberikan dampak positif bagi kesehatan tanpa harus takut
kegemukan khususnya bagi kaum perempuan. Hal itu yang menjadi keunggulan dari
produk cokelat yang ditawarkan oleh Irena.
Sejak saat itu hingga kini yang terhitung sudah delapan tahun lamanya, Cokelatin
Signature berhasil beroperasional hingga kini berhasil meraih omset puluhan juta
rupiah setiap bulannya. Tidak hanya itu, saat ini bisnisnya mampu membuat bubuk
minuman cokelat sebanyak 50 hingga 100 kilogram setiap harinya yang
menggunakan bahan dasar kakao Trinitario daerah Sulawesi Selatan dan jenis Java
Criollo daerah Jember.
Saat ini, terdapat sejumlah UMKM di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan
cokelat dengan masing-masing keunikannya. Namun, Irena dengan visinya dalam
menghasilkan produk minuman cokelat yang mampu bersaing di kancah
International, terus melakukan berbagai upaya salah satunya dengan terus
berpartisipasi pada berbagai aktivitas pameran kuliner International, seperti
Pameran Specialty Coffee Association Expo 2022 di Boston, Amerika Serikat.
Dampak bagi produksi kakao Indonesia
Selain produksi Cokelatin Signature yang semakin berkembang, Irena juga turut
memberikan perhatiannya kepada petani kakao yang masih minim edukasi dan
literasi mengenai potensi yang bisa didapatkan.

Tidak hanya itu, kakao Indonesia dengan segala potensinya masih menghadapi
tantangan dalam hal mutu biji kakao. Mutu yang bervariasi, kurangnya fermentasi,
kelembaban yang tidak cukup, ukuran biji yang tidak seragam, tingginya kadar kulit,
keasaman yang tinggi, dan rasa yang tidak konsisten, semuanya berkontribusi pada
harga yang relatif rendah di pasar global.
"Setelah berkecimpung dengan produk Cokelatin Signature sejauh ini, saya melihat
bahwa kondisi petani kakao di Indonesia harus mendapatkan perhatian lebih," tutur
Irena sambil menjelaskan bahwa untuk mewujudkan impiannya dalam
meningkatkan pertanian kakao di Indonesia, ia berkolaborasi dengan Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao (Puslitkoka) dengan memberikan edukasi kepada petani agar
menghasilkan kakao dengan nilai jual yang tinggi.
"Melalui kolaborasi tersebut, terjadi peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat
dibandingkan sebelumnya, karena biasanya petani jual kakao itu seharga Rp29 ribu
kini setelah diberikan pelatihan dan edukasi, petani kakao tersebut bisa jual di harga
Rp45 ribu," jelas Irena.
Irena melihat potensi besar dari produksi kakao hingga menjadi cokelat dari
Indonesia. "Saya mau terus mengoptimalkan potensi besar tersebut, salah satu
impian saya adalah bisa membuat sebuat perkebunan kakao yang juga menjadi
tempat wisata edukatif bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar," pungkas Irena.
Perjuangan besar
Irena mengaku bahwa kegigihannya untuk mencapai posisi sampai dengan saat ini
memerlukan perjuangan yang besar. Hal itu terinspirasi dari sosok Susi Pudjiastuti
yang memiliki gaya sederhana namun memiliki pemikiran yang brilian.
"Sosok Susi Pudjiastuti menjadi salah satu yang saya kagumi, beliau mampu dengan
kesederhanannya, tetapi memiliki pemikiran yang beyond," tutur Irena. Impian besar
selanjutnya dari Irena yang ingin ia wujudkan adalah membuat sebuah perkebunan
kakao di daerah Desa Cibaliung, Banten.
"Saya punya mimpi besar untuk membuat sebuah desa yang mampu memproduksi
kakao dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah yang besar di Desa Cibaliung,
Banten. Desa itu nantinya juga bisa menjadi tempat wisata yang memberikan
edukasi bagi para wisatawan mengenai kakao," tutur Irena.

Lebih lanjut, Irena menjelaskan bahwa melalui desa yang menjadi tempat wisata
untuk edukasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan awareness dan
pemahaman para wisatawan mengenai produk cokelat dan kakao asli Nusantara.
IMA UMKM Award 2024 untuk UMKM Indonesia
Indonesia salah satu negara di posisi ketiga dengan jumlah penduduk terbanyak di
dunia. Besarnya jumlah penduduk ini tentu memberikan tantangan tersendiri bagi
pemerintahannya dalam menangani beragam kesenjangan sosial, mulai dari angka
kemiskinan hingga pengangguran. Pembinaan dan pengembangan UMKM menjadi
salah satu agenda utama pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Nasional.
Komitmen tersebut ditunjukkan melalui pembentukan Kementerian UMKM yang
bertujuan agar pemerintah dapat berfokus dalam mengembangkan UMKM di
Indonesia. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia sudah mencapai lebih dari 65 juta unit
dan tersebar di berbagai sektor, termasuk kuliner, fesyen, kerajinan tangan, hingga
teknologi digital.
Diproyeksikan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara
Nasional mencapai 60,5% dengan menyerap 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.
Tentu, dampak besar dari UMKM menjadi kunci utama pentingnya program pelatihan
dan pengembangan UMKM yang lebih baik. IMA UMKM Award menjadi inisiatif yang
akan diselenggarakan secara berkelanjutan oleh IMA guna mendukung program
pemerintah untuk dapat mengembangkan UMKM agar mampu bersaing hingga ke
kancah internasional.
Program yang mengusung pelatihan hingga pendampingan pengembangan bisnis
tersebut memberikan berbagai pengetahuan melalui beragam modul, mulai dari
pengetahuan mengenai branding, perencanaan pemasaran, pembelajaran
mengenai mindset entrepreneur, hingga pengetahuan mengenai pentingnya
dampak sustainability dari bisnis yang dijalankan.
"Tentunya, dengan dukungan yang diberikan oleh berbagai pemangku kepentingan,
program ini dapat terus berlangsung dan jauh lebih optimal pada tahun-tahun
berikutnya," tutur Erik Hidayat selaku Vice President UMKM IMA.rel

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Misteri Sosok Wahyu, Diduga Intimidasi Jurnalis di Sumut, Porman : Tak Terdaftar di Kominfo
Kapolsek Medan Tuntungan Iptu Eko Sanjaya, Polisi Viral yang Rela Lepas Seragam Dinas Demi Kemanusiaan
Mantan Anggota DPRD Medan Nilai Sosok Rahudman Harahap Beririsan dengan Nawacita PDIP
Dinonaktifkan Bobby Nasution, Ini Sosok Dr Taufik Ririansyah
komentar
beritaTerbaru