Madina | Sumut24.co
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengadakan rapat yang menyoroti maraknya Pertambangan Emas Ilegal (PETI) menggunakan alat berat jenis Excavator di Kecamatan Kotanopan, menunjukkan upaya serius dalam menanggulangi masalah tersebut.
Dalam rapat yang dihadiri oleh berbagai tokoh seperti Wakil Bupati Atika Azmi Utami, Dandim 0212 TS Letkol Inf Amrizal Nasution, serta Kapolres AKBP Arie Sofandi Paloh SH SIK, muncul keinginan bersama untuk menangani PETI tanpa pandang bulu. Namun, apa yang dikemukakan oleh Dandim 0212 TS Letkol Inf Amrizal Nasution memberikan sorotan lebih tajam terhadap kompleksitas permasalahan ini.
Dandim 0212 TS Letkol Inf Amrizal Nasution menekankan perlunya penanganan PETI secara menyeluruh, tanpa terkecuali lokasi-lokasi lain di Kabupaten Mandailing Natal.
Pernyataannya menyoroti keberadaan PETI di beberapa daerah lain seperti Hutabargot, Nagajuang, Batang Natal, Natal, dan Muara Batang Gadis, yang seringkali luput dari perhatian penegak hukum.
" Kita dari TNI siap mendukung penuh langkah penertiban yang dilaksanakan Pihak kepolisian ini, Ayo kita sama – sama, jangan tebang pilih, sikat semua, jangan di Kotanopan saja, karena lokasi PETI di Kabupaten ini banyak, seperti ada di Hutabargot, Nagajuang, Batang Natal, Natal dan Juga Muara Batang Gadis, itu juga harus ditindak kalau memang ingin menertibkan," tegas Dandim Nasution.
Pernyataan tersebut mencerminkan ketegasan dalam menangani PETI, namun juga menggarisbawahi kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam upaya memberantasnya. Amrizal Nasution kembali menegaskan bahwa permasalahan PETI bukanlah hal baru di daerah tersebut, dan membutuhkan solusi terbaik yang melibatkan berbagai pihak.
" Saya harap pertemuan kita di sore ini tentang penanganan PETI jangn setengah – setengah, harus ada solusi terbaik nantinya kita ambil, saya tidak ingin kampung halaman saya hancur akibat Aktivitas pertambangan ini, ayo kita bersama – sama," ajaknya.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utami menegaskan sikap tegasnya menentang PETI dan perusakan lingkungan.
Namun, dia juga mengakui bahwa menghentikan aktivitas PETI bukanlah perkara mudah, dan membutuhkan solusi terbaik yang harus dicapai melalui kesepakatan bersama dalam rapat tersebut.
" Saya tidak menerima apapun dari PETI ini, saya lahir besar disana dan tidak mengingikan kehancuran kampung halaman, memang tidak semudah itu menghentikannya, dalam rapat ini saya harap ada solusi terbaik," tutupnya.
Di sisi lain, Kapolres Madina AKBP Arie Sofandi Paloh SH SIK menyoroti bahwa PETI di Kotanopan telah menjadi perhatian serius, dan pihaknya akan mengambil pendekatan persuasif dalam menyelesaikan masalah tersebut.
"Polres Madina telah beberapa kali melakukan peninjauan langsung ke lokasi pertambangan emas dan berhasil mengamankan dua unit Excavator. Kami berharap semua pihak dapat berkontribusi untuk mencari solusi terbaik dalam penanganan PETI ini," ungkapnya.
Pendekatan persuasif yang diusung oleh Kapolres Paloh menunjukkan upaya untuk menyelesaikan masalah PETI dengan melibatkan berbagai pihak secara kooperatif, bukan melalui tindakan represif semata.
Dalam keseluruhan rapat tersebut, terlihat bahwa penanganan PETI merupakan tantangan kompleks yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak dengan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan.zal
Baca Juga:
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di
Google News