Senin, 04 Agustus 2025

Ini Dia Sosok Dr Budi Nugroho Raih Gelar Doktor dari UGM

Administrator - Senin, 22 Oktober 2018 09:51 WIB
Ini Dia Sosok Dr Budi Nugroho Raih Gelar Doktor dari UGM

Sumut24.co – Setelah Universitas Indonesia, kini Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluluskan doktor ilmu hukum kepabeanan.

Baca Juga:

Gelar doktor ilmu hukum kepabeanan itu diraih Budi Nugroho saat promosi di UGM, Jumat (19/10/2018).

Di depan para penguji, Budi berhasil mempertahankan disertasi yang mengkaji tentang “ Aspek Hukum dan Implementasi Pelimpahan Tanggung Jawab Bea Masuk Kepada Perusahaan Pengurusan JasaKepabeanan (PPJK)” sebagaimana dalam Pasal 31 Undang Undang Kepabeanan(UUK).

Lewat disertasi berjudul “Pengalihan Tanggung Jawab atas Utang Bea Masuk dari Importir kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan” , Budi merekomendasikan agar Pasal 31 UUK dihapus.

Alasannya, selain tidak efektif dilaksanakan (tidak dilaksanakan secara konsisten oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai), dari aspek historis, sosiologis, ekonomi, filosofis, dan hukum pun sudah tidak relevan lagi.

Dalam disertasi, Budi menjelaskan bahwa Pasal 31 UUK  mengatur bahwa tanggung jawab atas utang bea masuk akan berpindah ke PPJK apabila importir tidak ditemukan.

Pengalihan ini menerapkan asas praduga bersalah demi pemenuhan hak negara. Pengalihan tanggung jawab ini merupakan policy negara yang bertujuan untuk pemenuhan penerimaan negara dari sektor bea masuk.

Berdasarkan penelusuran, selama 2017 hanya Kantor Pelayanan Utama BC Tanjung Priok yang melakukan pengalihan tanggung jawab atas utang bea masuk dari importir kepada PPJK.

Ada tujuh kasus pengalihan utang bea masuk, namun bea masuk yang seharusnya dibayar, belum sepenuhnya dilunasi, karena KPU BC Tanjung Priok hanya dapat mencairkan jaminan PPJK, kemudian PPJK berhenti bekerja dan tidak melunasi kekurangan pembayaran bea masuk yang terutang. Kondisi demikian, menurut Budi, menunjukkan bahwa wajib bea masuk adalah importir, namun ketika importir tidak ditemukan, maka PPJK bertindak sebagai penanggung bea masuk.

Ketentuan dalam Pasal 31 UUK itu, lanjutnya, tidak sesuai dengan asas-asas mengenai pertanggungjawaban dalam perjanjian pemberian kuasa.

PPJK yang bekerja sebagai penerima kuasa dari importir, namun harus menanggung risiko yang melebihi kedudukannya sebagai penerima kuasa sebagaimana diatur dalam hukum perdata.

Itu sebabnya, menurut Budi, Pasal 31 UUK sudah tidak relevan lagi.

Disertasi yang disusun Budi di bawah bimbingan Prof Dr Siti Ismijati Jenie SH C.N (promotor) dan Dr Sutanto SH MS (co-promotor), itu berhasil dipertahankan dalam Sidang Promosi dengan penguji antara lain Prof Dr Marsudi Triatmodjo SH LLM, Prof Dr Nurhasan Ismail SH MSi, Prof M Hawin SH LLM PhD, Prof Dr Ari Hernawan SH MHum, Dahliana Hasan SH MTax PhD, Dr Mailinda Eka Yuniza SH LLM, Dr Kadar Pamuji SH MHum. Dr Mustaqiem SH MSi, serta Dr Cerah Bangun SH MH.

Sebagai salah satu penguji, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) Dr Cerah Bangun SH MH mengendorse disertasi Dr Budi Nugroho.(red)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Jaga Marwah Siapkan Data Dugaan Jual Beli Proyek di Kabupaten Karo Ke KPK
Wali Kota Tanjungbalai: DPA Tidak Boleh Jadi Kitab
Polda Sumut Bongkar Pabrik Ekstasi Berkedok Kantor Ormas di Medan
Wakil Bupati Asahan Tegaskan Peran ASN dan Desa dalam Akselerasi Pembangunan Daerah
Kemenag Asahan Gelar Gebyar Festival Lagu Kebangsaan Tahun 2025
Bupati Toba Effendi SP Napitupulu Resmi Membuka HKG PKK ke-53 dan BBGRM ke-XXII Tingkat Kabupaten Toba
komentar
beritaTerbaru