Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
kota
Medan | SUMUT24 Ratna Sitepu, anggota DPRD Medan dari Partai Hanura pernah menjalani pahit dan getirnya kehiduhan ini. Dari mulai terseo-seok hingga menuai sukses. Juga pernah menentang keputusan Bapak (Orangtua,red), menolak terlibat berpolitik, dan kini mejadi bagian dari politik, sekaligus berjuang demi membela Hati Nurani Rakyat bersama Partai Hanura Kota Medan.
Baca Juga:
Sejak kecil, sebut Ratna Sitepu, dirinya tak pernah bermimpi bakal berpolitik. Sebagai anak perempuan yang dibesarkan dengan budaya Karo yang kental, Politik punya konotasi yang negatif. Sering saya mendengar kalimat “Wahh.. sudah di politikin-nya kita nih..” yang mungkin artinya sudah diperdaya atau di tipudaya.
Tahun 2008, hidup saya berantakan. Saya pensiun muda dari kesatuan (POLRI) dan memilih jadi orang sipil. Bapak, orang yang paling menentang. Bapak saya orang yang keras, kami diajarkan bertanggung jawab untuk semua keputusan yang kami ambil. Jika sudah mengambil keputusan, dilarang mengeluh. Itu yang membuat saya selalu bungkam walau hidup pas-pasan. Masa itu, Bukan gampang hidup sendiri dengan 3 orang anak, tidak mudah menjadi ibu sekaligus jadi bapak. Tapi keputusan sudah diambil, saya pantang mengeluh.
“Kami sempat tak bertegur sapa. Dalam kesendirian, saya sering menahan rindu kepada Bapak. Ketika masih lajang, beliau teman saya bicara. Saya tak akan tidur sebelum Bapak pulang dan saat beliau datang, kami berdiskusi tentang banyak hal. Saya tahu, beliau sangat kecewa atas keputusan saya mengundurkan diri dari Kepolisian. Beliau tak bisa terima alasan yang saya sampaikan. Alasan ‘harga diri’. Bahwa saya tidak akan pernah mau mengangkat tangan beri penghormatan kepada orang yang telah mengecewakan,” aku Ratna.
Kami’islah’ ketika saya mendengar beliau sakit. Penyesalan saya menggunung, ketika saya mengucapkan kata ‘Maaf’, seketika itu juga keegoisan saya runtuh. Saya merasa sangat kecil, sangat lelah, sangat tak berharga, tidak terarah.
Tahun 2009, ketika beliau untuk ketiga kalinya terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Medan, beliau mengajak saya bergabung di Partai Golkar. Saya sempat jadi pengurus, walau jarang sekali hadir. Bapak marah karena saya tidak fokus. Dalam hati saya berkata, Bagaimana mungkin saya bisa fokus belajar untuk masa depan jika anak-anak di rumah belum makan?
Saya bekerja di 2 tempat waktu itu. Pagi sampai sore sebagai Assisten Director Loss of prevention JW.Marrioot hotel, sore sampai malam nyambung di DeliTV Medan. Kadang sampai rumah sudah jam 11 malam, jangan berharap anak-anak akan menyambut saya pulang, karena mereka sudah tertidur lelap. Saya yakin Bapak tahu bagaimana saya jatuh bangun menjalani hidup. Saya yakin beliau mengikuti setiap jejak kaki saya. Tak sekali dua kali dia bertanya, “Masih ada duitmu? Kalau enggak ada bilang sama Bapak…”
Dan dengan lantangnya saya menjawab, “Ada Pak! Masih banyak… tenang ajaaaa…”
Dia menatap saya berkaca-kaca. Saya ingin dia tahu bahwa saya benar-benar menjalankan setiap petuahnya, termasuk petuah ‘biar miskin asal jangan hina’.
Tahun 2010 saya mencoba usaha katering dengan seorang teman, sayang usaha tersebut berhenti di tengah jalan. Banting stir, Saya belajar menjahit dan nekad membuka usaha sprei/bed cover. Contoh pertama, saya membongkar sprei di rumah! Memasarkannya dari mulut ke mulut. Pun saya tak malu mengetuk pintu ke pintu perkantoran, termasuk setiap ruang di Pemko Medan. Tahu kalau saya punya usaha jahitan, Bapak bolak balik memberi orderan. Katanya sih pesanan kawan-kawan di kantor. Ada saja yang beliau pesan, sampai beberapa tahun yang lalu ketika saya ke rumah Bapak, saya melihat tumpukan sprei yang pernah beliau pesan. Masih rapih dalam bungkusan, dan tidak pernah dipakai!
2012 hidup mulai membaik, Anak-anak semakin besar, rezeki mengalir perlahan. Saya mulai belajar berpartai. Nyantol di Hanura karena saya suka memplesetkan artinya. HANURA—> ‘Hati Nurani Ratna’, padahal seharusnya ‘Hati Nurani Rakyat’.. hehe..
Saya sering bertanya kepada Bapak, kenapa Bapak mau jadi wakil rakyat. Kata orang, anggota dewan itu kaya-kaya. Tapi kenapa Bapak masih ‘gitu-gitu’ aja. Nongkrongnya masih di kede kopi di pajak sore. Masih ngurusin ayam di ladang daripada ke lapangan golf.
Kata Bapak, hidup itu pilihan. Jangan rubah dirimu seperti yang orang inginkan. Kemerdekaan hati adalah Kebahagiaan yang hakiki. Banyak yang bisa dilakukan di gedung dewan, membawa dan mengawal aspirasi rakyat kata Beliau waktu itu. Yang jujur, saya belum paham apa maksudnya.
2013 saya ikut pencalegan, perjuangannya jangan ditanya. (Suatu hari nanti saya akan bercerita soal itu yaa..). Ketika saya mampu mendapatkan 1 kursi di DPRD Kota Medan, Bapak menangis segugukan.
Katanya, “Aku tak menyangka kau mampu melewati ini semua nakku. Melewati tekanan, penderitaan, kesakitan..”
Waktu itu saya bilang, “Perjuangan ini belum selesai Pak, ini bahkan baru di mulai..” Dan kami menangis berpelukan.
Sudah memasuki tahun ketiga di DPRD Kota Medan, saya belum berbuat banyak untuk masyarakat. Pandangan saya akan Politik banyak berubah. Kalau dulu saya sebel dengan Politik, sekarang saya sadar bahwa Politik bisa menjadi alat ke arah perbaikan.
Saya bahkan menyadari, ternyata sejak dulu saya berpolitik. Sejak bangun pagi sampai tidur lagi, saya menggunakan produk politik. Bagaimana supaya (dulu) dagangan saya laris manis, saya gunakan politik. Bagaimana menyentuh masyarakat, juga bagian dari politik.
Kita tak bisa jauh dari politik. Dari lahir sampai dapat surat kematian, kita terikat politik. Politik itu adalah kegiatan yang mulia, karena politik mengatur dan mengakomodasi semua kepentingan untuk mencapai kompromi demi kepentingan bersama.
Ohya, tulisan ini saya buat di sela-sela acara Musyawarah Cabang Hanura Kota Medan 2016. Hanura salah satu Partai Politik yang punya tagline “Aku di Hatimu, Kamu di Hatiku, Kita semua bersaudara.”
Alhamdulillah Bapak terpilih sebagai Ketua DPC Hanura Kota Medan. Saya berdoa, semoga Bapak tetap di beri kesehatan, karena saya masih perlu banyak belajar dari beliau. Saya minta di doakan, semoga Bapak selalu Amanah mengemban tugas dan jabatan. “Amin Allahhuma Amiin..” ujar Ratna Sitepu. (R03)
Kejaksaan Agung Periksa 7 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah PT Pertamina
kota
KPK Diminta Segera Panggil Bobby Nasution Terkait Kasus OTT Topan Ginting
kota
Ketua YHA Ijeck Resmikan Masjid ke 60 di Kabupaten Mandailing Natal
kota
KORSA Nilai Sekda Sumut Profesional Tangani Kebijakan Pangan, Kritik DPRD Dinilai Kurang Proporsional
kota
Hasyim SE Buktikan Politik Humanis Berbagi Bersama Santri dan Anak Panti di HSN
kota
SMAN 1 Medan Unggul Sementara, Turnamen Kapolda Sumut Cup 2025 Semakin Seru Menuju Semifinal
kota
Wujud Kepedulian Polri! Brimob Polda Sumut Antar Jemput Anak Sekolah di Tapanuli Selatan
kota
Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
kota
Bupati Simalungun Kunjungi RSUD Tuan Rondahaim Pastikan Pelayanan Prima untuk Masyarakat
kota
Terbongkar di Sidang Kebohongan Mulyono Ternyata Terima Suap Rp1,175 M, Bukan Rp200 Juta
kota