Kamis, 21 Agustus 2025

Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku - Bangkitkan Dunia Perfilman di Kota Medan

Administrator - Senin, 25 Juli 2016 11:50 WIB
Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku - Bangkitkan Dunia Perfilman di Kota Medan

Perkembangan teknologi informasi di era global, membawa dampak positif bagi perkembangan sinematografi di Indonesia. Namun bias terhadap perkembangan perfilman di Kota Medan sungguh sangat memprihatinkan saat ini. Pada hal dalam sejarah perfilman nasional Kota Medan tercatat sebagai gudangnya sineas film di tanah air, bahkan telah melahirkan penulis, kritikus, sutradara, aktor, aktris handal.

Baca Juga:

Kondisi ini disiasati dua anak muda kreatif yang menginginkan adanya wadah untuk mengeksplorasi diri dan berbagi karya. Onet Aditya Rizian dan Embart Nugroho pada tahun 2011 memproklamirkan berdirinya “Oneto Films” sebagai industri film indie yang bermarkas di Jl Jend Besar Abdul Haris Nasution No 6 Pangkalan Mashur Medan. Oneto Films telah memproduksi 6 film pendek “Hantu Kredit”, “Kabayan Mencari Tiur”, Mengais Rezeki di Atas Becak Dayung”, Film Dokomentasi Pertanian, Film Dokumentasi Drama Pertanian, “Sepotong Pisang Goreng” dan satu film fiksi berdurasi 1 jam “The Deepest”.

Film pendek “Sepotong Pisang Goreng” yang disutradarai Embart Nugroho, terpilih sebagai 100 Film Terpilih pada Festival Film Pendek SCTV tahun 2015. Film yang menceritakan tentang kehidupan anak yatim piatu yang mencuri sepotong pisang goreng, kemudian dipukuli sampai setengah mati. Akhirnya anak yatim piatu yang hidup dan mencari makan di tong sampah, tewas karena keracunan. Juga mendapatkan prestasi dalam Festival Film Pendek yang diselenggarakan Disbudpar Medan.

Tidak puas dengan prestasi yang dicapai tahun 2015 dan keinginan untuk membangkitkan kembali dunia perfilman di Kota Medan secara indie maupun profesional, Oneto Films kembali menggarap film pendek berdurasi 90 menit berjudul “Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku” dengan sutradara Embart Nugroho.

“Alhamdullillah, sampai saat ini belum ada produsernya. Kita masih biaya sendiri untuk produksi sebesar Rp50 juta, tetapi kita tetap solid dan tidak ada kendala di lapangan,” kata Embart yang didampingi Astrada Onet Aditya Rizlan.

“Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku” merupakan film religi pendek yang mengangkat tema sederhana, namun cukup mendasar bagi umat Islam. Embart Nugroho sebagai sutradara sangat jeli dalam memberikan kritik dalam tradisi yang berkembang di masyarakat Islam tentang perjodohan.

“Sehina-hinanya mayat. Lebih Hina mayat seorang yang belum menikah,” demikian petikan sebuah hadist dari sekian hadist yang mendasari lahirnya Film religi Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku.

Kali ini Embart Nugroho dalam mempertajam garapan “Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku” dengan memboyong aktor yang memiliki talenta karakter yang khas yakni Ketua Dewan Kesenian Medan Rianto Ahgly SH yang juga Owner/Pemred Harian Sumut24 berperan sebagai Dirut Perusahaan, Kadisbudpar Drs H Hasan Basri sebagai orang tua Zidan, Kadispenda Medan M Husni berperan sebagai orang tua Fatima. Kehadiran aktor Zulfikar Iskandar yang berperan sebagai Zidan, Muzeleri sebagai Roni , serta aktris Gina Febriona yang memerankan Fatima memberi penekanan tersendiri terhadap karakter tokoh. kemampuan akting Rudy Farel, Munawir, Wenny Andriani, menambah warna tersendiri dalam film garapan Embart. Munculnya Juhendri Chaniago dalam produksi film ini juga menambah tingkat kewajaran tidak terlewatkan.

“Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa menikah itu wajib. Hal ini sangat mendasar bagi umat Islam dalam hidup sebagai khalifah di dunia. Tentunya sebagai hamba Allah yang dikarunia akal dan pikiran, wajib berusaha dengan ketentuan kepastian itu milik Allah (langkah, rezeki, pertemuan, maut-red). Problematik hidup ini yang kita tuang dalam film Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku,” ujar sang sutradaraEmbart Nugroho.

Film berdurasi 90 menit ini mengangkat religi kehidupan anak manusia yakni Zidan. Dalam usia 30 tahun belum mendapatkan jodoh. Sementara orang tuanya khawatir anaknya jadi bujang lapuk’ dan memaksa anaknya segera kawin. Orang tuanya mejodohkan Zidan dengan Fatimah, tetapi Zidan menolak perjodohan itu karena dia berhak menentukan dan memilih pasangannya sendiri.

Zidan lari dari Medan dan pergi ke Jakarta serta tidak menghadiri resepsi pernikahannya dengan Fatimah. Zidan meyakini bahwa Zhakira peranakan Turki adalah jodohnya dan mencarinya ke Langkat, tetapi sang kekasih sudah kembali ke Turki.

Sementara Fatimah yang patah hati lebih memilih ke Pesantren mendalami ilmu agama dan mendekatkan diri pada Allah. Di pesantri itu pula Fatimah menemukan pujaan hatinya yakni Imron. Saat Imron ingin menikahi Fatimah, Zidan datang meminta maaf pada Fatimah. Fatimah memaafkannya tetapi tidak mau kembali pada Zidan.

Zidan kehilangan semangat hidup. Zidan terkapar dalam ketidakberdayaan sebagai Hamba Allah. Pada saat manusia pasrah, ikhlas atas ketidakberdayaannya. Allah maha berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.

Embart Nugroho adalah seorang sutradara muda satu ini terlihat jeli dalam menggarap sebuah film. Jika kita cermati selama ini film-film religi Indonesia hanya berkutat pada masalah toleransi dan kisah tokoh inspiratif. Tema-tema religiusitas anak muda jarang digarap. Apalagi gradasi peribadatan dan cinta. Kelebihan lain dari gaya penyampaiannya tidak menggurui namun mengajak bertabayun (berinstropeksi). Nilai positif yang lain juga tergambar dari segi sinematografi yang digarap serius.

Film ini layak direkomendasikan kepada siapapun. Meskipun film religi yang berisikan petuah-petuah agama namun tidak bersifat menggurui. Film ini juga dapat ditonton oleh semua umur. Diharapkan di waktu mendatang, semakin banyak produser-produser film bertema religius yang menitik beratkan pada keutamaan ibadah. Film-film seperti ini patut diperbanyak dan digarap dengan kualitas yang lebih baik. Tidak hanya disajikan sebagai film pendek tetapi sangat layak diadaptasi pada layar lebar dengan kualitas yang sempurna. Present : Oneto Films Di Mana Kau Sembunyikan Jodohku

Sutradara Embart Nugroho Astrada : Onet Aditya Rizlan

para pemain: Kadisbudpar Drs H Hasan Basri(orang tua Zidan), Kadispenda Medan M Husni (orang tua Fatima) Rianto Agly (Direktur Perusahaan), Zulfikar Iskandar (Zidan), Muzeleri (Roni), Gina Febriona (Fatima), Rudy Farel (Andra), Munawir(Deni), Wenny Andriani (Ajeng), Redno (Tias), Desi Ayu Desdira (Shakira), Ayu Bustami (Riana), Tias (Sara), Qiqi (Aisah), Lutfi (Imron), Surya Akmal (Ferry), Fajar Frasetya (Ali), Wari (Pemuda i), Icha Carissa (Nita)Sri Hartati (Mama Roni), Ahmad Mududi (Pemuda II), Reynaldi(Hans), Rani (Bukde) Sabaruddin (Ustad Hamid), Santri Sinaga (Ustad Husein), Drs H Hasan Basri(Papa Zidan)….. Husni (Ayah Fatima)…

Crew Juhendri Chaniago Bagian Umum. Kameramen Wedy dan Iwan. Properti Dicky dan Boby. Wadrobe Weni dan Eno.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Aparat Penegak Hukum Jadi Saksi Kasus Korupsi Jalan di Sumut
Perjalanan 12 Jam Kahiyang Ayu ke Paluta, Bobby Nasution Bawa Kabar Gembira di Istana Maimoon
Spesialis Maling Spion Mobil Ditangkap Ini Lokasi Aksinya
Nobar Film, Ngobrol Koperasi: Cara Unik Rayakan Harkopnas di Medan
Prof Muryanto Amin Paparkan Dampak Internasionalisasi Universitas
GM PLN UIP SBU Tegaskan Implementasi K3 di Seluruh Area Kerja Pembangunan Proyek
komentar
beritaTerbaru