MEDAN — Dinamika Pemilihan Rektor Universitas Sumatera Utara (
Pilrek USU) periode 2026–2031 semakin memanas. Sejumlah alumni senior menilai kekacauan dalam proses
Pilrek tak lepas dari peran Rektor USU saat ini,
Muryanto Amin, yang disebut-sebut membawa kampus tersebut masuk ke dalam permainan politik kekuasaan.
Baca Juga:
Alumni USU angkatan 70-an, H Syahrir Nasution, secara terbuka menyampaikan kritik keras. Menurutnya, Muryanto Amin adalah "biang kerok" yang menyeret nama besar USU ke ranah kepentingan politik tertentu.
"Muryanto Amin ini yang menjadikan nama USU terseret-seret ke dalam permainan politik kepentingan penguasa," ujar Syahrir, Senin (17/11).
Reputasi USU Disebut Merosot
Syahrir menilai kondisi USU lima tahun terakhir berada pada titik memprihatinkan. Reputasi akademik kampus yang dulu "kesohor" di Pulau Sumatera, menurutnya, kini merosot jauh sejak dipimpin oleh Muryanto Amin.
"USU saat ini sudah babak belur dari sudut dunia pendidikan tinggi, terkhusus di Sumatera. Reputasinya tidak lagi mencerminkan perguruan tinggi negeri yang unggul, terlebih sejak lima tahun dinakhodai Muryanto Amin," tegasnya.
Ia menyebut kekisruhan Pilrek USU menjadi puncak dari carut-marut tata kelola kampus, di mana kepentingan eksternal diduga lebih dominan dibanding integritas akademik.
Menteri Dikti Saintek Disebut Sudah 'Membaca' Gerak-Gerik Politik
Syahrir juga menyampaikan bahwa Menteri Dikti Saintek, Prof. Brian Muliarto, telah mengetahui adanya indikasi campur tangan politik dalam proses Pilrek USU. Menurutnya, gerak-gerik Muryanto Amin telah terbaca sebagai upaya membawa USU ke arah kepentingan politik dalam kontestasi Pilkada Sumut.
> "Mendikti Saintek pun sudah tahu belangnya Muryanto sebagai aktor politik dalam Pilkada Sumut. Sudah terbaca ke mana dia hendak membawa USU ini," sambung Syahrir.
Menunggu Sikap Tegas Kemendikti
Sejumlah pihak di internal kampus dan para alumni kini menunggu langkah lanjutan dari Kementerian Dikti Saintek untuk menertibkan proses Pilrek USU, agar tidak semakin terjebak dalam tarikan kepentingan politik di luar dunia akademik.
Kisruh yang terus berlarut-larut ini dinilai berpotensi merusak citra USU sebagai institusi pendidikan tinggi yang seharusnya independen, profesional, dan steril dari politik praktis.rel
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di
Google News