
Bupati Pakpak Bharat Serahkan Satu Ekor Sapi qurban Di Desa Binga Boang
Bupati Pakpak Bharat Serahkan Satu Ekor Sapi qurban Di Desa Binga Boang
kotaBaca Juga:
Oleh: H Syahrir Nasution
Di tengah sorotan publik terhadap gaya kepemimpinan kepala daerah, dua nama kembali mengemuka di panggung perdebatan politik regional: Muzakir Manaf (Muallem) dan Bobby Nasution. Keduanya memiliki latar belakang dan pendekatan kepemimpinan yang sangat kontras. Muallem, sosok yang ditempa dari medan perjuangan dan konsisten berakar di akar rumput Aceh, berhadapan dengan Bobby, figur muda yang tampil dengan pendekatan modern dan populis—seringkali didorong oleh kekuatan nama besar keluarga dan pencitraan.
Perbedaan mendasar di antara keduanya terletak pada pengalaman dan kedalaman pemahaman terhadap medan sosial-politik tempat mereka berkiprah. Muallem adalah hasil dari proses panjang sejarah Aceh. Ia bukan hanya mantan panglima GAM, tapi juga tokoh yang memahami denyut nadi rakyat dan seluk-beluk birokrasi pemerintahan pasca-damai. Kepemimpinan Muallem teruji dalam berbagai transisi — dari masa konflik, perdamaian, hingga konsolidasi politik lokal.
Sementara itu, Bobby Nasution — menantu Presiden Jokowi — muncul dengan kecepatan yang mencolok. Dari dunia usaha ke jabatan wali kota, dan kini menjadi Gubernur Sumut, lonjakan karier Bobby memang spektakuler. Namun, cepat tidak selalu berarti siap. Beberapa kebijakan Bobby belakangan—seperti rencana penerapan sekolah lima hari—dinilai lebih sebagai langkah populis ketimbang hasil perenungan mendalam terhadap kebutuhan sektor pendidikan. Bahkan, alasan kebijakan yang menyentuh pariwisata dan waktu keluarga, justru mengundang gelak tawa dan kritik tajam dari tokoh-tokoh publik, seperti mantan Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar.
Perbedaan ini menegaskan pentingnya pengalaman sebagai unsur utama dalam kepemimpinan yang bijak dan berkelanjutan. Muallem boleh jadi tidak memiliki gaya komunikasi "millennial", tetapi ia memiliki akar sosial yang kuat, serta jaringan dan pemahaman struktural yang terbentuk dari proses panjang. Sedangkan Bobby, meskipun membawa energi muda dan koneksi kekuasaan, kerap kali tergelincir dalam kebijakan-kebijakan simbolik yang tidak menjawab persoalan mendasar rakyat.
Di sinilah publik perlu lebih kritis. Kita tidak sedang memilih pemimpin dari citra dan iklan, melainkan dari rekam jejak dan dampak kebijakan. Pemimpin bukan semata tentang bagaimana ia tampil di media sosial, tapi bagaimana ia menjawab keresahan rakyat dengan keputusan yang berpihak, tepat, dan berdampak nyata.
Aceh dan Sumut tidak butuh manajer media. Daerah ini butuh pemimpin yang matang, paham lapangan, dan tidak belajar sambil menjabat.
Bupati Pakpak Bharat Serahkan Satu Ekor Sapi qurban Di Desa Binga Boang
kotaFWP Bagikan 64 Kantong Daging Kurban kepada Wartawan di Lingkungan Pemprovsu
kotaJakarta I Sumut24. coDi zaman serba cepat ini, berkembang bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Tidak hanya dalam karier, tetapi juga dalam ku
NewsMEDAN I SUMUT24.co Berqurban di hari raya Idul Adha mengajarkan nilainilai pengorbanan, keikhlasan, kesabaran, ketaatan sekaligus berbagi.
NewsASAHAN I SUMUT24.co Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan melaksanakan kegiatan penyembelihan hewan kurban dalam rangka memperingati Hari Ray
NewsKabupaten Solok I Sumut24.co Bupati Solok, Sumatra Barat, Jon Firman Pandu, didampingi Wakil Bupati H. Candra, Sekretaris Daerah Medison,
NewsMEDAN SUMUT24. CO PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara memastikan kesiapan penuh infrastruktur dan sistem kelistrik
NewsMEDAN SUMUT24. CO PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara sukses menjaga keandalan pasokan listrik selama perayaan Idul Adha 1446 H
NewsASAHAN I SUMUT24.co Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar buka puasa bersama dan pawai malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Adha
NewsTANJUNGBALAI I Sumut24. coDilapangan terbuka, ribuan masyarakat begitu antusias mengikuti pelaksanaan sholat berjamaah Idul Adha. Kegiatan i
News